[12] Science and Social

1.5K 190 35
                                    

Aturan di cerita ini : IPA dan IPS itu setara oke.

Eh happy 500 vote, wkwk.

Cuss,

Happy reading ❤❤

"Zaga dengan segala kekodeannya dan Royvan dengan sikap ketidakpekaannya—MaharaniPutri832

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zaga dengan segala kekodeannya dan Royvan dengan sikap ketidakpekaannyaMaharaniPutri832."

Pertandingan softball berlanjut setelah jam satu siang. Ini adalah babak final yang menentukan juara satu dan dua. Sementara pertandingan juara tiga dilaksanakan di lapangan bola basket di utara Mushola. Entah kelas legend itu mendapat keberuntungan dari mana, mereka bisa lolos dari babak kualifikasi dan memasuki babak final. Padahal kalau dilihat dari segi permainan, kelas itu kurang menguasai. Mungkin saja kelas itu mengandalkan kekompakan yang membuat formasi Home Team menjadi kuat.

"Lihat, itu lawan kita nanti. Anak kelas IPS delapan."

Agista tidak terlalu perduli dengan lawan mereka. Ia bahkan tidak menaruh atensinya saat teman se-timnya ingin mengetahui rupa personil lawan. Ia hanya memandangi lapangan dengan tatapan biasa. Walaupun sebagian orang melihat Agista memasang tampang judes dan tidak bersahabat.

"IPS delapan? Siapa aja sih. Kok gue nggak terlalu kenal." ujar Athilia penasaran. Ia mencuri pandang.

Belum juga Stella menjawab perkataan Athilia, suara Satya menginsterupsi mereka. "Ayo, kita udah dipanggil Kelvan."

Mereka bersembilan kompak berdiri dan berjalan bersama menuju tengah lapangan. Lagi-lagi tatapan memuja mereka dapatkan karena paras mereka yang diatas angin. Maksudnya, mereka kelewat keren memakai baju unformal dari sekolah. Dari keempat perempuan itu, yang paling menonjol adalah Athilia yang menampilkan wajah manis dan baju yang agak terbuka. Walaupun sebenarnya tidak terlalu terbuka. Sedangkan yang paling menghindari tatapan orang adalah Agista. Ia berjalan di samping Zaga dengan wajah tertunduk. Ia satu-satunya orang yang terlihat tidak semangat mengikuti perlombaan ini.

Kelvan mempertemukan kedua kapten tim. "Pilih salah satu diantara sisi koin ini."

"Bunga." ujar mereka bersamaan.

"Eh kalo gitu gue angka." ujar Satya mengalah.

Tring!

Koin itu terjatuh dan menampilkan angka disisi terbuka. "Silakan Satya mempersiapkan anggotanya karena menjadi Visiting Team. Sedangkan Ferro mempersiapkan anggotanya karena menjadi Home Team."

SCIENCE 7 : TRUTH OVER DARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang