[42] Bangkit

1.2K 201 119
                                    

Semoga suka ya. Keep vomment karena habis ini kita bakar ramai-ramai. Part selanjutnya dominan Agista, wkwk.

Oh iya, nggak nyangka banget part sebelumnya mampu menembus angka 100. Kalian hebat.

Melta mengetik ini mikir lama lho ya. Kalau nggak suka, boleh kok skip.

Happy reading ❤❤

~Science 7~

Plakk.

Sebuah tamparan melayang begitu saja di udara. Beberapa penonton menutup mulut mereka dengan mimik wajah kaget. Hal ini membuat Abay menghentikan aksinya, begitupun ketiga musuhnya. Mereka menatap syok pada sumber suara tamparan yang terdengar sangat menyakitkan itu.

"Sialan lo bangsat!"

Lelaki itu menampar seorang perempuan, tapi bukan Agista yang telah menjadi sasarannya, ia malah menampar perempuan lain yang telah mendorong Agista dan meng-cover dirinya.

"Atika!" teriak Agista syok saat menyadari kejadian tiba-tiba dan sebentar itu.

Agista langsung menghampiri Atika yang malah terkena tamparan yang seharusnya ditujukan kepadanya. Atika terduduk dan meresapi rasa sakit akibat tamparan itu.

"FLOY!"

Keterkejutan mereka bertambah saat barisan siswa berjas abu-abu berjalan tegap dan rapat. Di tengah-tengahnya terdapat Joey yang nampak menegaskan rahangnya melihat keributan terjadi di sekolahnya.

"Jo, Jo-ey." ujar mereka tergagap dan menghentikan aksi bodoh berkelahi dengan anak sekolah lain di depan Joey. Mereka berbaris dan menundukkan kepala dengan takut-takut. Mereka cukup tahu kalau dihadapannya adalah Joey Aksa Dewantara, ketua Osis yang merangkap menjadi ketua Braja. Sekaligus sebagai penguasa SMA Bangsa yang tiada tandingannya.

"Minta maaf sama dia!" tunjuk Joey kepada Atika yang nampak meringis karena tamparan yang amat menyakitkan itu.

"Nggak." ujar Floy membuang mukanya, sensi. Joey mendekat dan membisiki Floy yang enggan menatapnya.

"Lo tahu siapa cowok itu? Sepupu gue, Abay. Leader Firenze. Lo mau cari mati dengan ribut sama dia?"

Perkataan Joey memberikan efek yang signifikan pada perubahan mimik wajah Floy. Firenze, ia tahu betul bagaimana liarnya mereka saat tawuran. Keringat dingin mengalir begitu saja apalagi saat Joey melanjutkan perkataannya.

"Dan cewek yang bersama Abay, dia adiknya Vino. Lo tahu kan siapa dia?"

Tubuh Floy meremang sesaat setelah Joey menjauhkan dirinya. Floy mengusap rambutnya frustrasi karena sadar bahaya akan mengincarnya setelah ini. Flash ada di depan matanya dan menjadikan pikiran Floy tak tenang.

"Maafkan kami semuanya." ujar Joey menundukkan kepalanya sebagai kebesaran hatinya meminta maaf untuk membela siswa SMA Bangsa. Sebagai pemimpin, Joey tidak segan untuk mengakui kesalahannya.

"Bisakah kita bicara secara pribadi?" tawar Joey bermaksud untuk membicarakan hal ini di ruang tertutup, tidak pada ruang terbuka yang disaksikan khalayak banyak.

Abay mengibaskan jaketnya dan mengusap bibirnya yang terasa amis karena mengeluarkan darah."Gue nggak punya banyak waktu!" sentaknya enggan berbicara baik-baik dengan SMA Bangsa.

"Bay, gue mohon." ujar Agista menyelanya. "Joey, dimana kita harus bicara?" sambung Agista. Ia tersadar jika masalah ini tidak berakhir dengan baik-baik maka akan berdampak buruk. Apalagi jika sampai ke telinga kakaknya. Kakaknya yang tengah kuliah di Jakarta itu bisa kembali kapan saja yang ia mau. Terlebih lagi, kakaknya itu belum tahu mengenai dirinya yang pernah menjadi sandera Braja. Agista tak bisa membayangkan bagaimana kedepannya nanti.

SCIENCE 7 : TRUTH OVER DARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang