Terdampar di sekolah yang terkenal buruk di kalangan masyarakat membuat sebagian orang merasakan minder yang luar biasa. Apalagi, SMA Gemilang sama sekali tidak pernah mencetak anak emas berprestasi sejauh ini. SMA Gemilang selalu mendapatkan anak b...
Beri aku semangat ya, dan yang terpenting kalian wajib banget untuk,
Happy reading ❤❤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Leave Me Alone—Aliza Rismandhi."
Banyak hal yang ada didunia ini. Kesedihan, kesenangan, dan tentu saja cinta. Cinta yang entah kapan datangnya. Tapi yang pasti, menghampiri seluruh umat manusia apapun bentuknya.
Naira memasuki halaman sekolah dengan wajah cerianya. Ia bahkan berkali-kali melompat kegirangan. Ia mengingat kejadian tadi malam, dimana ia ber-vidcall dengan Nara hingga ketiduran.
"Uwu! Kek punya pacar aja sih." Naira semakin salah tingkah sendiri. Seumur umur ia dekat dengan lawan jenis, tidak pernah sekalipun ia menjumpai cowok seromantis Nara. Ah Nara.
"Adra..?" Naira memastikan indra penglihatannya saat seorang berbaju PKS lengkap berjalan serius dan terlihat sibuk. Lelaki itu tengah memasang earphonewireless dengan gaya coolnya. Terlihat seperti Kapten Bigboss pada drama korea Descendants of The Sun.
"ADRA!!"
Naira melambaikan tangannya semangat. Hingga menjadi pusat perhatian seluruh siswa yang ada di halaman sekolah. Lalu dengan gaya khasnya pula, Naira menjadikan dirinya tegas.
"Eh Naira." gumam Nara menghampiri Naira. Ia melempar senyum manis yang mana membuat siswi yang ada di sana menjerit kegirangan.
"Adra, kenapa lo pakek atribut lengkap kek gini?" tanya Naira kepada Nara saat cowok itu di dekatnya. "Mau ngawal siapa? Ada tamu istimewa ya?"
"Nggak se-istimewa kamu dihatiku." balas Nara terkekeh begitu pula Naira yang pipinya memerah.
"Ih serius Adra, kamu mau ngawal siapa?" Naira menggoyangkan lengan kokoh Nara. Hal ini membuat beberapa siswi menggigit jarinya dengan wajah mupeng.
"Seriusan mau jadi pacar Aa?" goda Nara melihat wajah Naira yang semerah tomat.
"Tau ah." Naira menyilangkan tangannya kesal karena Nara selalu berbicara di luar konteks yang ia tanyakan. Walaupun sebenarnya, hatinya terasa begitu geli mendengar gombalan Nara.
"Tanya lagi dong, nanti beneran gue jawab." Nara puas melihat wajah Naira.
Nara berdehem. "Mau ngawal hati Naira biar nggak diambil sama orang lain." ujar Nara tertawa. Fiks ia sukses mengerjai Naira.
"Hish rese deh!" Naira memukul lengan Nara dengan kuat hingga Nara sendiri kewalahan.
"Lapor, White Tiger. Kami semua sudah di posisi." earphonewireless Nara tiba-tiba berbunyi. Lelaki itu menekan earphonenya yang membuat gerakan Naira berhenti.
