"Tha, pasang sabuk lo." ujar Abay mengenakan sabuk pengamannya. Ia mengatur tatanan rambutnya melalui kaca spion.
"Bentar deh Bay," ujar Athilia melihat pemandangan di depannya. Abay ikut-ikutan melihat arah pandang Athilia. Ia mencerna betul-betul pemandangan di depannya.
"Bukankah itu, Jo-ey?" ujar Athilia menatap Abay yang memanas. Ia dapat melihat kilatan amarah dari tatapannya.
"Ngapain si bangsat ke sini," desis Abay menggertak. Ia memukul stir mobil tidak sabaran.
"Tenang Bay tenang, jangan marah." ujar Athilia mengusap wajah Abay. Lelaki itu nampak cukup tenang dengan kepalan yang melemah.
"Ngapain juga dia ke sini Tha? Mau mata-matain kita?" tanya Abay. Pasalnya Joey ke pelataran SMA Gemilang dengan penampilan tertutup. Topi hitam, jaket hitam, dan setelan baju hitam.
"Gue rasa nggak deh Bay," ujar Athilia menggantung. Ia menatap tidak percaya pada pemandangan di depannya. Abay langsung memandang ke depan saat Athilia terbengong melihatnya.
"Stella?!" pekik Athilia. Ia melihat Stella menghampiri Joey dengan senyumannya. Ia melirik was-was ke sampingnya. Takut Abay dalam mode merah.
"Em Bay, gue rasa Stella--"
Ucapan Athilia terpotong saat Abay melepas sabuk pengamannya dan bergegas keluar. Atha melotot dan langsung mengejar langkah cepat Abay. "Abay!" teriaknya. Haduh, Abay pasti kalap kalau tidak segera dihentikan.
Athilia kalah cepat. Abay sudah menarik kerah Joey sebelum ia sempat bertindak. "Mau apa lo disini bangsa*! Mau ribut lo hah?!" hardik Abay.
"Abay! Lo jangan sentuh dia." ujar Athilia memisah.
"Stop Bay. Jangan salahin Joey terus! Dia cuman nganter gue pulang." ujar Stella menekan penuh perkataannya.
"Apa lo bilang? Cowok bajingan ini mau nganter lo pulang? Lo udah gila?!" ujar Abay menyentak. Stella sampai terkejut mendengar bentakannnya. Athilia juga merasa begitu.
"Iya! Jadi lo nggak usah sok pahlawan!" tukas Stella tepat cengkraman Abay terlepas dari kerah Joey.
"Oh pahlawan ya? Oke. Urusin aja dia! Kalo lo kena masalah karena dia, jangan mengharap gue bakalan dateng kayak dulu!" ujar Abay berdecih. Ia melenggang sebelum Stella sempat mengutarakan pembelaannya.
"Bay, Abay!" Athilia menghela napasnya. Ia beralih menatap Joey dan Stella secara bergantian.
"Sorry Joey, Stell. Abay emang sensi sejak tadi pagi." ujar Athilia. Ia bergegas menyusul teman semasa kecilnya.
"Au, shh. Abay kenapa sih?" gumam Joey menyentuh rahangnya.
Stella menolong Joey yang terantuk ke pohon. "Sakit Joey?"
"Nggak juga." ucapnya membenarkan topinya. Ia menatap Stella. "Kalo lo? Sakit nggak dikatain Abay kek gitu?"
Stella terdiam. Ia menghela napasnya. "Sakit juga sih Joey. Tapi apa pentingnya dia?"
"Oh ya?" gumam Joey tak yakin. Bertepatan dengan melesatnya mobil milik Abay melewati mereka. Stella bertatapan dengan pemilik mobil itu dalam sekejap.
Waktu terasa terhenti saat mereka saling bertatapan. Joey mengikuti arah pandang Stella yang serasa menatap belakangnya. Bukan dirinya seutuhnya. Selepas menghilangnya mobil Abay, Joey melontarkan pertanyaan.
"Lo suka sama Abay ya Stell?" tanyanya melemah.
Kesadaran sepenuhnya kembali pada Stella. Ia mematung sebentar lalu menggeleng. "Nggak. Gue nggak minat jatuh cinta sama siapapun." ujar Stella. Joey menyunggingkan senyum mirisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCIENCE 7 : TRUTH OVER DARE
Teen FictionTerdampar di sekolah yang terkenal buruk di kalangan masyarakat membuat sebagian orang merasakan minder yang luar biasa. Apalagi, SMA Gemilang sama sekali tidak pernah mencetak anak emas berprestasi sejauh ini. SMA Gemilang selalu mendapatkan anak b...