Part 10

325 119 16
                                    

Klikdulu yukk..

Happy Reading ❤❤❤
⬇⬇⬇

Fahri

Siang ini aku minta izin libur dari sekolah, karena memang tidak memungkinkan untukku hadir disekolah sekarang. Apalagi pikiranku kacau setelah mendengar percakapan kedua orangtua Hulya dikantin semalam.

Flashback on

"Pa, bagaimana kalau keadaan Hulya belum pulih dalam 3 hari kedepan? Apa kita tetap akan berangkat ke Mesir dalam minggu depan??" tanya Tante Hana pada Om Wira

"Tentu tidak Ma. Papa akan undur keberangkatan kita ke Mesir, sampai keadaan Hulya benar-benar pulih!" Jawab Om Wira

"Baiklah Pa. Mama setuju!" balas Tante Hana

Aku yang baru saja sampai dipintu kantin rumah sakit, hanya berdiri mematung. Dan selera makan ku pun ikut hilang. Perasaanku terasa gundah. Aku langsung berlari keruangan Hulya, dan mendapatinya sedang tidur pulas.

Aku menatap lekat wajah polosnya yang begitu manis saat terlelap. Tanpa aku sadar air mataku telah jatuh tepat ditangannya. Aku benar-benar tidak membayangkan jika harus berpisah dengannya. Seseorang yang membuatku berani untuk jatuh cinta padanya. Aku mengusap airmataku yang tadinya jatuh dipunggung tangannya. Pikiranku benar-benar kalut saat ini. Aku merebahkan kepalaku didekat tangannya. Dan aku pun ikut terlelap disampingnya.

Flashback off

"Horeee..!!! Ayah dan Bunda pulanggg !!?" teriak adikku yang berada dilantai bawah.

Aku pun langsung berlari ke bawah, dan memberi salam kepada kedua orangtuaku.

"Nak, bagaimana keadaan Hulya saat ini??" tanya Bunda dengan cemas padaku

"Alhamdulillah Bund, keadaan Hulya udah mulai membaik kok,"

"Syukurlah kalau gitu. Nanti kita sama-sama menjenguk Hulya ya, Yah!?" ucap Bunda pada Ayah

"Tentu Bunda. Ayah senang kamu menjadi anak yang bertanggung jawab, Fahri." ucap ayah sembari mengusap kepalaku

"Key juga ikut ya Bund, Ayah. Key kan juga khawatir sama Kak Hulya.." pinta adikku pada Ayah dan Bunda

"Iya sayang.." jawab Bunda

"Yah ! Ayah bangga kan kalau Fahri menjadi pria yang bertanggung jawab??" tanyaku pada Ayah

"Tentu nak. Orangtua mana yang tak bangga melihat anaknya mau bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa seseorang, apalagi seorang gadis itu telah menyelamatkan nyawanya. Tentu Ayah dan Bundamu sangat bangga sekali padamu." jelas Ayah

"Kalau begitu, izinkan aku agar bisa bertanggung jawab padanya seumur hidupku Yah, Bund. Karena Hulya telah menyelamatkan nyawaku!" pintaku serius pada Ayah dan Bunda

"Tentu nak, dengan cara kamu menjadi kakak sekaligus teman yang baik untuk Hulya. Kamu bisa menjaganya, sampai kapanpun." jawab Bunda

"Tidak dengan begitu Bund," jawabku singkat

Sinar Cinta HulyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang