Klik ⭐ dulu yukk..
⤵⤵⤵
Happy Reading❤❤❤
⬇⬇⬇"Yaa Allah.. Jika seperti ini jalan yang harus hamba tempuh, mudahkanlah jalan itu dengan kesabaran dan keikhlasan. Dan janganlah Engkau biarkan api kecemburuan menyertainya. Yaa Allah.. Sebagaimana cinta ini berawal atas nama-Mu, maka izinkanlah ia bertahan karena Ridho dari-Mu. Hamba mohon Yaa Rabb.. Lindungilah mata dan hati ini dari bara kecemburuan. Dan atas Ridho-Mu juga, izinkanlah kami sakinah bersama menuju Jannah-Mu. Aamiin..."
Hulya mengusap wajahnya dengan penuh permohonan. Bertepatan dengan raja siang yang mulai tenggelam ke ufuk barat, kini Hulya telah selesai melaksanakan sholat Asharnya.
Setelah melipat sajadahnya, Hulya langsung menuju lemari untuk mengambil beberapa pakaian syar'i dan khimar beserta cadar miliknya. Kemudian memasukkannya ke dalam tas berukuran sedang. Dengan pintu kamar sedikit terbuka, maka siapapun bisa melihat aktivitasnya itu.
"Hulya..." sapa seseorang dari balik pintu
Sentak Hulya menoleh ke arah suara tersebut.
"Oma,"
"Boleh Oma masuk sayang?" pinta Oma Sita
"Tentu boleh, Oma. Masuklah!" jawab Hulya dengan ramah
Perlahan tapi pasti, langkah wanita tua itu pun mulai mendekati Hulya yang tengah berdiri di dekat ranjangnya.
"Masyaa Allah, sayang! Selama ini Oma tinggal bersama kalian disini, tetapi Oma tidak pernah melihat rupa wajahmu. Kamu sangat cantik sekali Nak," seru Oma Sita antusias dengan kedua tangannya menangkup wajah Hulya
"Alhamdulillah.. Terima kasih Oma! Oma bisa saja," balas Hulya tersenyum malu
Oma Sita tertawa kecil mendengarnya. Kemudian ia pun menoleh ke arah tas yang di pegang oleh Hulya.
"Hulya! Apa kamu ada janji bepergian dengan Fahri? Tetapi Fahri kan belum pulang dari kantornya," ujar Oma Sita seraya melirik beberapa kostum Hulya dan tasnya yang terletak di atas ranjang
"Iya, Oma! Aku berniat akan berkunjung ke rumah orangtua ku. Tetapi Fahri tidak ikut," jawab Hulya sembari duduk di tepi ranjangnya
"Lho, memangnya kenapa sayang? Apa kamu tidak betah tinggal disini sama Oma?" tanya Oma Sita lagi seraya mendudukkan dirinya di sebelah Hulya
"Oh tidak Oma! Aku sangat senang karena ada Oma sebagai orangtua kami disini. Hanya saja aku sangat merindukan Papa, Mama, dan adikku. Karena setelah pernikahan, aku belum menemui mereka. Tetapi aku akan pergi setelah Fahri pulang dari kantornya nanti." jawab Hulya seraya menunduk
Oma Sita sebagai orang tua tentu bisa mengerti dari mata dan nada bicaranya. Ia pun menatap Hulya dengan was-was.
"Hulya! Ada apa sayang? Apa kamu punya niat di balik semua ini? Ceritalah sama Oma! Jangan memendamnya sendiri Nak!" ujar Oma Sita seraya mengusap kepala Hulya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinar Cinta Hulya
Любовные романы"Hulya, menikahlah denganku!! Lengkapi ibadahku menuju Jannah-Nya!! Dan kita tidak akan pernah terpisah seperti bulan, bintang, dan langit. Aku mencintaimu seperti ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang tak akan habis berkisah. Aku mencintaimu seperti butir...