Part 32

190 31 1
                                    

Klik ⭐ dulu yukk..
⤵⤵⤵
Happy Reading ❤❤❤
⬇⬇⬇

Sore ini mentari terlihat masih tersenyum dan betah dengan keceriannya. Cahaya mentari yang cerah tak dapat di sembunyikan meskipun saat berada dalam sebuah ruangan.

Dengan tampilan sederhana di tambah olesan tipis di wajahnya, Mayra sedang menatap detail dirinya di hadapan cermin besar meja rias miliknya. Ia tersenyum setelah mengetahui bahwa Fahri dan Hulya akan kembali ke Jakarta dalam beberapa jam ke depan.

'Tok..tokk..tokkk..'

Mayra menoleh ke belakang saat ada yang mengetuk pintu kamarnya dari luar.

"Iya, tunggu sebentar!" kata Mayra

Ia mulai melangkah menuju ke arah pintu kamar dan membukakannya.

"Hay Kak.. Maaf ya, Key ganggu!" sapa Keysha

"Iya Key, nggak apa-apa!" jawab Mayra seraya tersenyum

Keysha memperhatikan penampilan kakak iparnya itu mulai dari atas sampai bawah. Ia melongo saat melihat adanya riasan di wajah Mayra yang jarang sekali ia pakai.

"Woww! Ternyata kakak ipar aku yang satu ini bisa kelihatan lebih cantik juga ya, apalagi kalau udah di olesi make up kayakginih.." seru Keysha antusias

"Hehehe.. Kamu ini Key, bisa aja." jawab Mayra malu-malu

"Seriusan Kak..." ujar Keysha meyakinkan

"Hehehee.. Kamu ada perlu apa kesini?"

"Sebenarnya aku kesini mau kasih tahu Kakak, kalau nanti jam 5 Kak Fahri bakal balik kesini. Tapi kayaknya Kakak udah tahu ya," jawab Keysha

"Iya Key!"

"Tuh kan! Pantesan aja penampilan Kakak udah rapi ginih. Hehehee," cetus Keysha

Mayra hanya membalas dengan tawa kecilnya.

"Pasti Oma yang kasih tahu Kakak yaa?"

"Nggak kok Key! Tadi Kakak cuma nebak aja dari perhitungan harinya," jawab Mayra seadanya

"Wahhh! Selamat Kak! Tebakkan Kakak itu benar!" seru Keysha

Karena kesenangan, Mayra langsung memeluk adik iparnya.

...

Di dalam perjalanan menuju ke rumah, Hulya hanya sibuk memikirkan beberapa hal yang mungkin akan terjadi setelah ia menjalani kehidupan normal dalam rumah tangganya. Dalam keadaan posisi bersandar di bahu suaminya, pikirannya tetap melayang kemana-mana.

"Hulya! Ada apa? Apa yang sedang istri mungilku ini pikirkan, hmm?" tanya Fahri seraya mengelus kepala Hulya

"Tidak apa-apa." jeda
"Fahri! Aku harap kamu tidak lupa dengan janji kita di malam itu. Dan aku harap, kamu bisa menepatinya!" jawab Hulya

Sejenak Fahri menarik dalam napasnya. Ia sama sekali tidak lupa dengan janji di malam pertama mereka, yang merupakan perintah wajib baginya dari Hulya. Ia bingung harus berbuat apa dengan janjinya itu.

"Fahri!" tegur Hulya yang melihat kediaman Fahri

"Iya, Hulya! Insyaa Allah aku tidak lupa dengan janji itu," jawabnya seraya tersenyum

Hulya yang begitu memahaminya  sangat mengerti dengan senyuman paksa dari suaminya itu. Tapi mau gimana lagi, ia juga tidak boleh egois. Kalau kewajiban Fahri bukan hanya dirinya saja. Tetapi juga ada Mayra yang sedang menantikan kedatangan mereka di rumah.

Sinar Cinta HulyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang