Klik ⭐ dulu yukk..
⤵
Happy Reading ❤❤❤
⬇⬇⬇Author
Suasana rumah keluarga Gautama malam ini sangat ramai.
Walaupun hanya terisi oleh 2 keluarga, tapi cukup hangat terlihat.
Ditambah lagi Rino, ayahnya Fahri berkesempatan hadir dan bertamu kerumah tersebut.
(Udah kayak acara lamaran aja ya guyss :v)Arya bersorak-sorak kegirangan karena Fahri juga datang. Belakangan ini mereka juga sudah akrab. Karena memang keduanya sama-sama ingin memiliki saudara yang sejenis dengan mereka.
Keysia canggung melihat mereka berdua, dan ia mulai mencari-cari keberadaan Hulya."Hulya mana Tante??" tanya Fahri karena belum melihat keberadaan Hulya
"Iihh Kakak apaan sih? Aku yang mau nanya, tapi malah Kakak yang nyambar duluan??" potong Keysia dengan wajah cemberut
"Ada kok, Hulya nya lagi bantu-bantu Bi Inem diruang makan!!" jawab Hana
"Duuhh.. Hulya memang calon mantu idaman ya Bund?? Heheh" sela Rino pada Prita
"Iyaa yah:v"
"Ah Pak Husein sama Buk Husein bisa aja. Heheh" balas Hana dengan ikut bergurau
"Kalau memang jodoh, apa salahnya? Kan jodoh nggak ada yang tau! Benarkan??" ujar Wira, dan yang lain membenarkan
Sementara Fahri hanya manggut-manggut malu. Karena mungkin penyakitnya kumat lagi. Hihihii
Fahri
Aku merasakan bulu romaku meremang saat mendengar penuturan dari Om Wira barusan. Bukan karena takut, tapi hatiku rasanya cukup bahagia.
Aku mulai mengikuti langkah para orang tua itu menuju meja makan."Makanan siap!! Selamat menyantap!!" suara seorang gadis yang benar-benar membuatku takjub.
Malam ini ia terlihat sangat cantik mengenakan dress berlengan panjang warna pink, dan hijab warna merah muda yang menutupi kepalanya.
Sontak aku berkata tanpa mempedulikan suasana disekitarku"Hulya, kamu cantik sekali malam ini!!" ucap dengan tatapan kagum padanya
Aku terkejut dengan suara tawa dari orang-orang disekitarku. Baik orangtua kita, maupun adik-adik kita yang ikut menertawakan.
Sementara gadis mungil yang aku puji barusan hanya tersenyum malu-maluSuasana dinner saat ini, sangat menyenangkan. Apa lagi keluarga kita sudah cukup dekat dan akrab satu sama lain.
Aku mulai menyantap satu persatu menu yang telah tersedia dimeja, dan melahapnya dengan nikmat.Author
"Pak Rino, Buk Prita. Hari ini saya sangat bersyukur. Karena mendengar kabar gembira dari putri saya, kalau dia sudah siap berhijab. Dan semua itu berkat keluarga Bapak," ujar Wira memulai topik pembicaraan
"Pak Wira bisa saja. Kita tidak melakukan apa-apa kok Pak. Benarkan Bund,?" balas Rino
"Iya Pak Wira, Bu Hana. Kami hanya memberi sedikit nasehat dan penerangan saja pada Hulya." tambah Prita
"Justru karena itulah, saya sangat bahagia. Karena Allah memberikan hidayah tersebut kepada anak kami dirumah Bapak dan Ibuk. Saya benar-benar berterima kasih!" ucap Wira penuh rasa hormat
"Sama-sama pak. Kami juga sudah menganggap Hulya sebagai anak kami, makanya kami sering memberinya nasehat." balas Prita
"Lho Bund, kok anak sih??" tanya Fahri nyolot tak terima dengan ucapan bunda nya barusan
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinar Cinta Hulya
Romance"Hulya, menikahlah denganku!! Lengkapi ibadahku menuju Jannah-Nya!! Dan kita tidak akan pernah terpisah seperti bulan, bintang, dan langit. Aku mencintaimu seperti ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang tak akan habis berkisah. Aku mencintaimu seperti butir...