Part 4

464 179 59
                                    

Klikdulu yukk..

Happy Reading ❤❤❤
⬇⬇⬇

Author

"Ayoo Kak..!! Terus dorong lebih kencang lagiiii...!! Yeeeyyyy.. Huuuuu..." Hulya berteriak riang diatas salah satu ayunan yang beralas kayu ditaman tersebut.

Tiba-tiba keceriaan di wajahnya hilang seketika disaat Fahri berhenti mengayunkan ayunannya.

"Yaaahh.. Kakak!! Kok malah berhenti sihh?? Kan aku masih ingin main??" tegurnya dengan bibir yang manyun

"Udah yaaa.. Kakak cape' dorong kamu terus, BERAT!!" Balasnya dengan menekan kata diujung ucapannya

Hulya yang begitu polos seakan langsung berpikir dan mengerti dengan ucapan Fahri.
Karena memang semenjak ia berada di Jakarta, porsi makannya sehari-hari sedikit nambah. Wajar saja jika disaat lawan bicaranya gemess melihat sikap polosnya, mereka suka mencubit pipi Hulya yang kelihatan sedikit cabby.

"Oke dehh.. Maaf!! Kalau gitu sekarang, aku yang dorong Kakak yaa" ujarnya dengan tatapan penuh sesal pada Fahri

Setelah melihat dan mendengar pernyataan dari Hulya barusan, tawa Fahri pecah memenuhi area taman yang tak ramai. Ia sedikit membayangkan jika dirinya duduk diatas ayunan, dan didorong oleh gadis mungil ituu. "Oh.. Betapa lucunya diriku??" pikirnya sambil tertawa.
.
Melihat sikap Fahri saat ini, tergambar jelas rasa heran di benak Hulya. Fahri yang sempat melihatnya, langsung menghentikan tawanya dan mengatakan sesuatu sebelum gadis mungil itu bicara lagi yang akan membuat ia tak bisa menahan tawanya.

"Hulya, Kakak tadi hanya becanda kok. Kamu nggaj berat-berat amat kok, hanya saja Kakak takut. Jika Kakak ngayun kamu kekencangan, ntar kamu jatuh. Dijewer lagi deh, telinga Kakak sama Bunda"

"Ooh gitu.. Hehee..
Tapi sekarang aku masih pengen main ayunan Kak" kata Hulya menatap Fahri penuh harap

"Hmm?? Gimana kalau kita main ayunannya bareng! Kamu disini, Kakak disini" Fahri menyarankan sembari berdiri menunjuk kedua ayunan tersebut, yang khusus disediakan untuk sepasang kekasih yang lagi nyantai disana.

Hulya langsung mengangguk ria pada Fahri.
Selang beberapa menit waktu telah berlalu, dan mereka saling bercanda tawa diatas ayunan milik masing-masing.
Dengan tangan mereka yang saling menggenggam, ayunan itu seperti melayang tinggi terbang ke angkasa dengan wajah bahagia kedua remaja tersebut.

"Ohya Kak, beberapa hari yang lalu Kakak kemana? Kok nggak keliatan??" tanya Hulya sembari mengerem sedikit ayunannya dengan kaki yang menyentuh tanah

"Kakak nginap dirumah teman, karena ada banyak tugas menjelang akhir semester ini yang harus diselesaikan. Jadi Kakak balik kerumah cuman bentar aja, untuk ngambil baju ganti" jelas Fahri juga memperlambat ayunannya.

"Oohh.." balas Hulya paham

"Kenapa?? Kamu pasti kangen ya sama Kakak??" tanya Fahri dengan percaya dirinya pake banget! :v

"Ihh.. Apaan sih Kak! Aku cuma ngelirik rumah Kakak aja, sepi. Biasanya kan Kakak ada dilu..." ucap Hulya terputus

"Oohh.. Jadi kamu diam-diam suka merhatiin Kakak yaa?! Curi-curi pandang gitu kerumah Kakak?? Hahaaha.." potong Fahri dengan tawa kemenangan.

Ucapan Fahri barusan berhasil menggoda Hulya, sehingga kedua pipinya terlihat seperti udang rebus (hihihi).
Melihat Fahri yang asyik tertawa, Hulya hanya diam tak bergeming menahan rasa malunya.
"Kenapa aku bicara begitu terus terang sihh sama Kak Fahri!?? Jadi ginikan,???" ia menggerutu dalam hati sambil menepuk pelan dahinya.

Sinar Cinta HulyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang