Part 29

224 48 12
                                        

Klikdulu yukk..
⤵⤵⤵
Happy Reading❤❤❤
⬇⬇⬇

Pagi ini sinar mentari begitu cerah ditemani dengan kicauan suara burung yang meramaikan suasana.

Terlihat sekumpulan keluarga Husein tengah menikmati sarapan paginya.

"Fahri, Hulya! Ayah dan Bunda sudah mengatur jam keberangkatan kalian pergi bulan madu." seru Prita

"Kapan Bund?" tanya Fahri seraya menghentikan makannya

"Sore nanti, jam 3." jawab Prita

"Bund, Kak Mayra juga ikut nggak?" tanya Keysia

Tanpa ada jawaban, Keysha bisa melihat bundanya saling melirik dengan ayahnya. Ia pun mulai mengerti.

"Keysha!! Kakak nggak pergi kok, karena Kakak mau nemenin kamu dirumah. Boleh kan?" seru Mayra masih tetap dengan senyumnya

"Tentu boleh, Kak. Malahan Key akan sangat senang sekali. Jadi rumah tidak terlalu sepi." timpal Keysha

Ia berusaha membuat hati kakak iparnya itu senang. Karena ia tahu benar membaca mimik wajah seseorang. Seperti yang terlihat di wajah Mayra, senyum menutupi kesedihannya.

"Yaa Allah.. Semoga Kak Mayra selalu tabah," bathin Keysha prihatin

"Ayah, Bunda! Kenapa Mayra tidak ikut saja?" tanya Hulya mulai buka suara

"Ooh, Hulya! Tiket itu sudah kami persiapkan di jauh hari. Bahkan sebelum pernikahan Fahri dan Mayra terjadi." jawab Rino

Tidak mau membahas lebih lanjut, Hulya hanya ingin menyimpulkan sendiri jawaban dari ayah mertuanya itu. Semuanya bisa dirubah. Bahkan jadwal keberangkatan pun juga bisa ditunda. Tapi mungkin semuanya telah direncanakan oleh mertuanya. Yaitu waktu khusus untuk nya dan Fahri saja.

"Mayra! Kau tidak apa-apa kan, jika kami tinggal beberapa hari?" tanya Fahri pada istri pertamanya

"Tidak Fahri!! Berbahagialah! Di lain waktu kita masih bisa pergi bersama kan," jawab Mayra tenang

"Baiklah," balas Fahri dengan senyumannya

Tidak lama kemudian, asisten rumah tangga Fahri datang membawa 2 buah koper ditangannya.

"Asih! Itu punya siapa?" tanya Prita bingung

"Punya Nyonya besar, Buk!" jawab Asih spontan

Semuanya terkejut karena kedatangan wanita tua itu secara tiba-tiba. Karena kabar terakhir yang di dapat Prita, kalau ibu mertuanya itu tidak bisa hadir ke acara pernikahan putranya disebabkan oleh penyakit lambung yang di deritanya.

"Ibu!" seru Rino dan Prita bersamaan

Sementara Fahri, Mayra dan Hulya hanya melongo melihat ke arah yang dilirik oleh ayah dan bundanya.

"Ibu, kenapa datang secara mendadak? Kalau aku tahu, aku pasti akan menjemput Ibu." seru Rino menghampiri ibunya

"Kalau aku beritahu, nggak jadi kejutan dong." jawab wanita tua itu dengan wajah sumringahnya

Sinar Cinta HulyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang