3

805 84 11
                                    

Hyeyoon merenggangkan tubuhnya sambil menatap ke arah tumpukan kotak yang mungkin lebih dari 10 kotak. Hari ini dia akan pindah ke rumah barunya, tapi sebelum itu dia harus mengangkat satu persatu kotak itu ke dalam mobil yang baru saja di sewa oleh ayahnya.

Kotak pertama. Ukurannya lumayan kecil tapi beratnya luar biasa. Tangan Hyeyoon terasa ingin copot. Sayang sekali, hanya dia yang bisa membantu ayahnya, sedangkan Bora dan Yoona dari tadi belum menampakkan wujudnya. Padahal mereka sudah berjanji akan datang jam 9.00.

Dengan susah payah, akhirnya kotak itu masuk ke dalam mobil. Saat Hyeyoon ingin mengambil kotak selanjutnya dia melihat tiga orang yang sedang berjalan mendekatinya.

"Akhirnya, kalian datang juga. " ucap Hyeyoon sambil tersenyum lebar. Bantuan sudah datang, setidaknya kerjanya sedikit berkurang karena adanya mereka.

"Kau tidak merindukanku? " tanya Seongwoo, salah satu teman dekat Hyeyoon. Pria itu yang selalu siap sedia membantu Hyeyoon tapi beberapa hari yang lalu dia hilang entah kemana. Katanya, dia ingin mengikuti kontes memasak.

"Tidak. Tapi aku membutuhkan tenagamu sekarang. " jawab Hyeyoon lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko.

Seongwoo yang mendengar ucapan Hyeyoon langsung tersenyum, dia menganggap ucapan Hyeyoon tadi sebagai tanda jika gadis itu merindukannya. Dia dengan semangat mengambil alih semua kotak yang ingin di sentuh Hyeyoon sambil mengedipkan matanya ke arah Hyeyoon.

Bora yang berada di samping Hyeyoon hanya menggelengkan kepalanya. "Kau tau, saat dia mendengar kau akan pindah, dia langsung meminta kami untuk menunggunya." bisik Bora.

"Hya!! Kau tidak mau membantuku juga? " tanya Bora saat melihat Seongwoo yang sedang mengangkat kotak-kotak yang cukup berat itu.

"Aku yakin kau tidak perlu bantuanku. "

"Dasar. Bilang saja kau memang tidak berniat membantuku. " Hyeyoon yang melihat perdebatan mereka berdua, hanya tertawa karena merasa sedang menyaksikan tontonan yang menarik secara langsung.

Semua barang-barang yang ingin di bawa sudah masuk ke dalam mobil. Saatnya pergi ke tempat tujuan.

**
Hyeyoon berusaha untuk membaca peta yang sedang di pegangnya. Jujur, sebenarnya dia sama sekali tidak bisa memahami garis-garis itu. Membuat isi kepalanya bercampur aduk. Sedangkan ayah Hyeyoon masih menunggu arahan dari anaknya sambil terus melajukan mobil.

"Kenapa kau diam saja? " tanya Yoona.

"Aku tidak tau bagaimana cara membacanya. " bisik Hyeyoon.

"Kau ini, kenapa tidak menggunakan ponsel saja? Percuma punya ponsel secanggih itu tapi tidak tahu bagaimana cara memakainya. " Ucapan yang sangat menusuk hati tapi memang ada benarnya juga. Terkadang Bora memang bisa menjadi orang yang lumayan pintar.

Hyeyoon pun mengeluarkan ponselnya, mencari aplikasi maps dan mulai menuliskan alamat yang akan mereka tuju. Ternyata, ada suara wanita yang membantunya jadi dia tidak perlu memutar otaknya untuk mengenali garis-garis itu.

Setelah 15 menit berlalu, akhirnya wanita yang ada di ponselnya itu mengatakan jika mereka sudah sampai di tempat tujuan. Tapi yang mereka lihat hanya lahan yang kosong, tidak ada satu bangunan pun disana.

"Kau yakin sudah mengisi alamat yang benar, Hyeyoon-a? " tanya Ayahnya Hyeyoon.

"Sudah Appa, sesuai dengan yang Appa tuliskan di kertas ini" jawab Hyeyoon sambil menunjukkan kertas kecil yang sedari tadi di genggamannya.

Bora, Yoona, dan Seongwoo berusaha mencocokkan alamat yang ada di ponsel Hyeyoon dengan yang tertulis di kertas. Dan benar saja, alamatnya sama tapi kenapa tidak ada tanda tanda kehidupan disini.

You're The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang