Hyeyoon sudah menyelesaikan sarapannya. Dia berusaha tersenyum, menguatkan dirinya sambil membayangkan wajah Rowoon yang sangat tampan itu. Daripada dia harus mengingat wajah guru Park, yang ada dia tidak bakalan mau menginjakkan kakinya ke sekolah.
"Ini untukmu" ucap ibu Rowoon sambil memberikan kotak bekal padanya. Hyeyoon menerima dengan senang hati. Selama ini dia tidak pernah membawa bekal apapun, sarapanpun kadang iya kadang tidak.
"Jam berapa kau pulang nanti? "
"Kemungkinan jam 9 malam eomma" jawab Hyeyoon.
"Nanti kau dijemput saja ya, tidak baik seorang gadis pulang sendirian malam-malam"
"Tidak apa-apa eomma, aku pulang sendiri saja. Aku bisa pulang naik bus. Eomma tenang saja, tidak akan terjadi apapun padaku"
Sebenarnya ibu Rowoon enggan mengiyakan ucapan Hyeyoon, tapi saat melihat wajah Hyeyoon yang berusaha meyakinkannya dengan berat hati akhirnya dia menganggukkan kepalanya. Ini pertama kalinya dia memiliki anak gadis, apalagi dia tahu saat malam hari daerah disana cukup rawan.
Setelah pamit, Hyeyoon masuk ke dalam mobil. Jangan harap dia bisa berangkat bersama Rowoon, pria itu selalu saja menghabiskan sarapannya dengan cepat lalu meninggalkannya. Hyeyoon sangat tahu jika pria itu menghindarinya.
**
Hyeyoon POVAku menatap buku dengan dahi yang berkerut. Apa yang harus aku isi? Aku tidak paham sama sekali. Aku menatap ke depan, tempat dimana guru Han duduk - salah satu sahabat guru Park, bahkan sikap mereka 11 12, sama-sama kejam. Aku kembali mengalihkan pandanganku ke buku. Waktu tinggal 30 menit lagi tapi aku sama sekali tidak tahu harus menjawab apa. Guru Han tadi mengancam kami semua, jika kami tidak berhasil menjawab 6 dari 10 soal dengan benar dia tidak akan membiarkan kami pulang.
Otakku rasanya ingin meledak saat ini juga. Akhirnya aku memutuskan asal menjawab soal yang ada dan sialnya aku baru menyelesaikan satu soal. Aku berusaha untuk memaksa otakku bekerja, setidaknya aku bisa mengisi semua soal walaupun aku yakin tidak ada satupun yang benar. Dari pada aku membiarkan buku itu kosong, yang ada guru Han akan mempermalukanku sampai satu sekolah tahu.
"Waktu tinggal 5 menit lagi, siap tidak siap buku kalian harus ada di mejaku. "
Seketika kami semua panik. Ingin bertanya dengan teman yang ada disebelah pun tidak bisa, mata yang tajam itu selalu melihat setiap gerak gerik kami.
"Waktu habis. "
Dengan keringat dingin yang terus bercucuran dan wajah yang sudah pucat - karena ketakutan, aku melangkahkan kakiku ke meja guru Han. Aku yakin kami tidak akan diperbolehkan pulang pada waktunya, dari wajah guru Han sudah dapat aku tebak tidak ada satupun jawaban yang benar dari beberapa buku yang sudah di lihatnya. Apalagi aku yang hanya bisa menjawab 5 soal. Aku sudah berusaha keras untuk mengarang bebas tapi otakku ternyata tetap tidak bisa membuat karangan yang indah untul 10 soal itu.
"Apa-apaan ini!! Otak kalian sebenarnya kalian letak dimana?! Saya hanya memberikan kalian 10 soal, itupun soal yang pernah kalian pelajari di kelas satu tapi tidak ada satupun dari kalian yang menjawab benar?! "
Teriakannya sangat menakutkan. Aku menggigit bibir bawahku, berusaha mengontrol diriku agar tidak pingsan di tempat. Dari pada suara setan di film horror yang pernah ku tonton, lebih menyeramkan lagi teriakannya guru Han.
Tiba-tiba guru Han menulis sesuatu di papan tulis. Ternyata soal lagi. Aku tidak tahu maksudnya apa, tapi aku yakin itu bukan pertanda baik untuk kami semua.
"Aku akan memberikan kalian keringanan, siapa yang bisa menjawab soal ini maka aku akan mengizinkan kalian pulang. "
Jarum jam sudah menunjuk angka 9. Tandanya ini memang waktunya kami pulang. Ayolah, siapapun jawab pertanyaan itu jadi aku bisa pulang jika tidak aku akan ketinggalan bus terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're The Only One
RomanceSeorang pria dengan IQ yang tinggi di tambah wajah yang tampan membuatnya menjadi pusat perhatian dimanapun dia berada. Bahkan semua kaum hawa menyukainya, termasuk Hyeyoon - gadis biasa dengan otak yang pas-pasan. Akankah pria yang menjadi cinta p...