Hyeyoon POV
Berulang kali Rowoon menyelamatkanku. Tapi tidak pernah sekalipun aku mengatakan terimakasih padanya. Tadi malam pun juga seperti itu. Aku terlalu larut dengan perasaanku sampai mengabaikan bahwa seharusnya aku langsung berterimakasih padanya. Dia bahkan juga membelikanku makanan. Lidahku terlalu kelu untuk mengatakan hal itu, apalagi saat melihat tatapannya. Membuat otakku seketika tidak bisa bekerja dengan baik.
Aku menatapnya yang masih tertidur pulas. Dia sepertinya sangat kelelahan atau mungkin beberapa hari ini dia tidak tidur dengan nyenyak dilihat dari lingkaran matanya yang mulai menghitam. Harus berapa kali aku mengatakan bahwa dia sangat tampan walaupun sedang tertidur. Mungkin ratusan kali pun aku tidak akan pernah bosan untuk memujinya. Jika dia bisa menjadi kekasihku aku yakin semua akan iri padaku. Sayangnya itu hanya angan-anganku saja. Dia sudah memilih orang yang pantas untuk mengisi hatinya dan mengukir kisah indah bersama. Mengingat hal itu membuat hatiku semakin nyeri.
"Terimakasih" bisikku padanya. Mungkin inilah saat yang tepat, tidak perduli dia mendengarnya atau tidak. Yang penting aku sudah berterimakasih padanya. Jika menunggu dia terbangun yang ada nyaliku kembali menciut.
"Sama-sama" Aku langsung menjauhkan wajahku darinya saat mendengar dia membalas ucapanku. Berarti dia tadi tidak tertidur? Ah, memalukan sekali. Aku yakin wajahku pun mulai memerah karena malu.
"Kau sudah bangun? " tanyaku pelan.
"Belum. " jawabnya lalu melihat kearahku. "Tentu saja sudah, kau tidak lihat jika mataku ini terbuka? "
"Apa aku mengganggumu? "
"Tidak. "
Aku memberanikan diriku untuk kembali menatap wajahnya. Jantungku semakin berdebar saat tahu dia juga melalukan hal yang sama. Hanya berselang beberapa detik mata kami bertemu, dia langsung menyalakan kembali mesin mobil lalu melajukannya keluar dari parkiran. Selama perjalanan tidak ada yang satupun dari kami mau mengeluarkan suara. Aku terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri, takut untuk jatuh semakin dalam padanya jika terus menikmati momen kami saat berdua dan hatiku semakin akan sakit saat mengetahui kenyataan yang ada.
Kami berhenti disalah satu supermarket untuk membeli beberapa makanan ringan mengingat perjalanan kami masih cukup jauh dan juga kue yang dia beli kemarin sudah habis kami makan berdua. Dan setelahnya aku kembali tertidur. Lebih tepatnya aku menghindari suasana canggung ini dengan tidur.
Kami akhirnya sampai di rumah Rowoon. Perasaanku baru beberapa menit aku tertidur tapi sekarang aku malah sudah berada disini. Di rumah yang sudah lama tidak aku tinggali. Rasa bersalah kembali menghinggapi pikiranku saat melihat semua orang yang berdiri di depan pintu menunggu kedatangan kami. Mata mereka yang memancarkan kerinduan membuatku rasanya ingin memeluk mereka satu persatu sambil mengatakan bahwa aku minta maaf karena telah membuat mereka khawatir akibat keegoisanku. Lebih mementingkan diri sendiri dibandingkan memikirkan apa dampak dari keinginanku untuk kabur itu.
"Aku sangat senang akhirnya kau kembali" ucap ibu Rowoon saat dia memeluk tubuhku. Tanpa kusadari, airmataku kembali jatuh. Mendengar kata-kata hangat yang terlontar dari mulutnya.
"Maaf Eomma, karena sudah membuatmu khawatir" Aku pun membalas pelukannya. Dan mulai saat ini aku berjanji pada diriku sendiri agar tidak mendahulukan egoku. Aku harus berpikir lebih matang saat ingin memutuskan sesuatu.
Lihat saja, perbuatanku kemarin tidak ada hal positif yang bisa diambil. Pertama, aku merepotkan Yoona karena tinggal berhari-hari di rumahnya. Kedua, aku membuat semua orang khawatir, entah itu ayahku, orangtua Rowoon maupun sahabatku sendiri. Ketiga, walaupun sudah menjauh tetap saja setiap malam aku menangis mengingat tidak beruntungnya kisah cintaku ini. Keempat, kejadian menakutkan tadi malam. Sahabat yang kupercayai tega berbuat seperti itu padaku. Jika aku tidak sempat kabur, aku tidak tahu bagaimana nasibku sekarang. Mungkin aku tidak akan berani untuk menampakkan diriku lagi pada semua orang. Memikirkan hal itu saja sudah membuatku ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're The Only One
RomanceSeorang pria dengan IQ yang tinggi di tambah wajah yang tampan membuatnya menjadi pusat perhatian dimanapun dia berada. Bahkan semua kaum hawa menyukainya, termasuk Hyeyoon - gadis biasa dengan otak yang pas-pasan. Akankah pria yang menjadi cinta p...