5

685 81 12
                                    

Hyeyoon duduk dengan gelisah di atas kasur yang kini sudah berpindah hak menjadi miliknya. Dia berusaha mengalihkan pandangan ke seluruh sudut sambil melihat betapa indahnya kamar itu, dia tidak pernah memiliki kamar seperti ini sebelumnya. Terdapat beberapa boneka yang berjejer yang di susun di samping kasurnya, lampu tidur yang sangat cantik, bahkan disini banyak stiker-stiker lucu. Sangat berbeda dari kamarnya sebelumnya.

Hyeyoon semakin gugup saat wanita yang ada di depannya perlahan-lahan mendekatinya dengan tatapan yang tidak kalah intens daripada yang tadi. Keringat dingin sudah mengalir dari pelipisnya.

"Kenapa eomma? " Hyeyoon memilih lebih dulu membuka pembicaraan daripada harus terus berada dalam suasana canggung.

"Kau mengenal anakku? "

Siapa yang tidak mengenal pria yang bernama Kim Seokwoo atau Rowoon di sekolahnya. Semua gadis yang ada disana sangat mengagumi pria itu, bahkan guru yang ada disana juga. Setiap guru masuk ke kelasnya pasti selalu membanggakan betapa pintarnya pria itu.

"Ne eomma. " jawab Hyeyoon sambil menatap ujung kakinya. Takut jika wanita yang ada disampingnya itu akan menanyakan hal lainnya yang akan menjerumus ke perasaannya. Contohnya saja apa kau menyukai anakku? Kenapa kau bisa menyukai anakku? Apa kelebihanmu sampai kau berhak menyukai anakku?. Ok, yang terakhir terlalu berlebihan.

"Baguslah" Wanita itu langsung memeluk Hyeyoon dengan erat seperti sedang memeluk boneka teddy bear. Terlalu erat sampai Hyeyoon merasakan sakit pada bahunya.

"Maaf. " ucap wanita itu saat menyadari apa yang dia lakukan. "Apa kau menyukainya? "

Ternyata firasat Hyeyoon benar. Akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulut wanita cantik yang sedang menggenggam tangannya itu. Dia tidak tahu harus menjawab apa, haruskah dia jujur tapi ini belum saatnya perasaannya di ketahui oleh orangtua Rowoon.

"Aku.. "

"Sayang! "

Hyeyoon bernafas lega. Untung saja ada yang bisa mengalihkan perhatian ibu Rowoon darinya. Dia harus berterima kasih kepada Tuan Kim karena telah menyelamatkannya - tapi cukup di dalam hati saja.

Hyeyoon membaringkan tubuhnya di atas kasur sambil tersenyum seperti orang gila. Dia tidak pernah menyangka sama sekali bisa tinggal dibawah atap yang sama dengan pujaan hati. Kamar bersebelahan, sarapan di meja yang sama dan juga jika pria itu berbaik hati, mereka bisa berangkat ke sekolah bersama. Dan hal yang menguntungkan yang lainnya adalah dia juga mengenal keluarga Rowoon, otomatis keinginannya akan lebih mudah tercapai. Untuk mendekati pria itu dan membuatnya jatuh cinta pada Hyeyoon.

Hyeyoon menutupi wajahnya dengan bantal. Ingin rasanya dia teriak, membayangkannya saja sudah membuatnya bahagia. Sebegitu besarkah dampak dari pria bernama Rowoon itu bagi Hyeyoon? Sampai bisa membuat Hyeyoon hanya berfokus padanya saja.

**
Setelah selesai menyusun semua barangnya, Hyeyoon memutuskan untuk turun melihat apakah ada yang bisa dia bantu atau tidak. Berada di dalam kamarnya selama berjam-jam sudah cukup untuk membuatnya terbiasa akan suasana yang baru. Jadi dia memutuskan untuk melakukan hal yang lain. Sekalian berkeliling, melihat betapa indahnya rumah ini.

"Apa yang kau lakukan disini? " Hyeyoon langsung membalikkan tubuhnya saat mendengar suara itu.

"Appa~ " ucap Hyeyoon sambil memegang dadanya karena jantungnya yang terasa ingin melompat keluar. "Untung saja aku tidak mempunyai riwayat penyakit jantung."

Ayahnya malah tertawa terbahak-bahak melihat betapa menggemaskannya Hyeyoon apalagi saat gadis itu cemberut seperti saat ini. Sedangkan Hyeyoon memilih untuk meninggalkan ayahnya yang tidak juga menghentikan tawanya. Bahkan saat jarak mereka sudah cukup jauh, Hyeyoon tetap bisa mendengar suara ayahnya itu.

You're The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang