1

1.1K 94 9
                                    

Hyeyoon POV

Matahari sudah mulai menampakkan wujudnya bahkan sinarnya terasa hangat di pipiku. Aku merenggangkan tubuhku sambil berusaha mengumpulkan nyawa. Untung saja hari ini libur, jadinya aku bisa bangun sedikit lebih lama.

Aku berjalan menuruni tangga dengan penampilan yang masih acak-acakan. Aku terlalu malas untuk membersihkan diri dulu, lagipula aku bisa mandi nanti. Karena hari ini hari libur. Hari bermalas-malasan untuk orang sepertiku.

Aku melihat ayahku yang sibuk memasak di dapur warungnya. Sebenarnya ini adalah warung makanan khas korea tapi karena ayahku belum mempunyai uang untuk membeli rumah akhirnya dia membuat kamar untukku di lantai dua.

Dia masih asik memasak, bahkan tidak mendengar langkah kakiku. Aku pun memeluknya dari belakang agar dia menyadari keberadaanku.

"Appa, sedang apa? " tanyaku sambil menatap wajah ayahku yang terlihat sangat fokus dengan apa yang sedang dia lakukan.

"Appa sedang membuat resep masakan yang baru. Kau mau mencicipinya? "

"Tentu saja" jawabku. Kebetulan perutku juga sudah berbunyi. Aku duduk di salah satu meja yang ada disana, tidak butuh waktu lama ayahku datang dengan mangkuk yang sudah terisi. Bau makanannya membuat cacing yang ada diperutku semakin memberontak.

"Wah.. Kelihatannya sangat enak" ucapku lalu mengambil sumpit dan mulai memasukkan makanan itu ke mulutku. Rasanya sangat enak. Tidak salah jika ayahku di juluki koki tangan emas. Semua makanan yang dia buat selalu terasa enak.

"Hyeyoon-ie" panggil ayahku membuatku langsung menatap kearahnya.

"Eoh? "

"Kau sudah bosan kan tinggal disini? "

"Kenapa appa tiba-tiba bertanya seperti itu? " tanyaku kembali.

"Kau selalu mengeluh kalau kau tidak bisa tidur dengan nyenyak karena suara pelanggan yang datang dan juga kau selalu bilang kalau kamarmu terlalu kecil mengingat kau sekarang sudah besar" jelas ayahku panjang lebar.

"Jadi appa memutuskan untuk membeli rumah."

"Benarkah? " tanyaku sambil menghempaskan sumpit ke atas meja. Antara bahagia dan terkejut dengan apa yang baru saja aku dengar.

"Ne. Appa sudah membeli rumahnya, besok kita bisa berkemas dan pindah kesana."

Aku langsung memeluknya. Ayahku memang yang terbaik. Dia selalu melakukan apapun demi kebaikanku, bahkan dia menabung untuk mewujudkan keinginanku.

"Sudah, lanjutkan makanmu lalu kau bantu appa melayani pelanggan hari ini"

"Baik! Terimakasih Appa" ucapku lalu melepaskan pelukanku dan kembali menyantap makanan yang sudah mulai dingin.

Setelah makanan di mangkokku sudah habis aku mulai membantu ayahku untuk membuka warungnya. Aku membalikkan kertas yang tergantung di depan pintu menjadi tulisan open.

Aku berjalan ke kamar mandi dan mulai membersihkan diri. Tidak baik bukan, jika penampilanku yang acak-acakan dilihat oleh pelanggan yang datang. Nanti mereka malah kabur saat melihatku.

Siapa yang sangka baru beberapa menit aku selesai mengganti baju, meja yang ada sudah penuh oleh pelanggan. Hari ini sepertinya aku akan lebih sibuk daripada menghabiskan waktu di sekolah.

**
Pintu cokelat itu terbuka diiringi langkah kaki seorang pria yang sedang memasuki ruangan tersebut. Dia kemudian duduk di salah satu sofa yang ada disana.

"Wah... Si juara satu sudah datang" ucap Inseong - salah satu temannya, sambil menepuk pundaknya yang dibalas tatapan tajam oleh pria itu.

"Diamlah, aku sedang butuh ketenangan"

"Wae? Kau dikejar-kejar lagi oleh fansmu? " tanya Youngbin lalu kembali melanjutkan aktivitasnya - menghabiskan minuman soda yang ada di tangannya.

"Kau baru datang? Padahal kami baru saja ingin pergi" sambung Chani - yang paling muda diantara mereka.

"Kemana? "

"Kami mau beli makanan, kebetulan di dekat sini ada tempat makan yang sangat enak. Kau mau ikut? " Taeyang menatap Rowoon, menunggu jawaban dari pria jangkung itu.

"Tidak." jawaban yang sangat singkat, padat dan jelas. Setelah mendengar jawaban dari Rowoon, 8 pria tampan itu meninggalkannya sendiri disana. Tidak ada satupun dari mereka yang mencoba untuk membujuk Rowoon, karena percuma saja, pria itu tetap akan memberikan jawaban yang sama.

**
Hyeyoon masih sibuk dengan mengantarkan pesanan ke satu persatu meja pelanggan. Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang tapi semakin lama semakin banyak yang datang kesana.

Hyeyoon seketika melihat ke arah pintu masuk saat mendengar seseorang yang memanggil namanya. Siapa lagi kalau bukan sahabat baiknya, Bora dan Yoona yang berjalan di belakangnya.

"Kenapa kalian berdua kemari? " tanya Hyeyoon sambil meletakkan menu ke atas meja.

"Tentu saja untuk menikmati makanan buatan abeoji" jawab Yoona.

"Sekalian menemanimu biar kau tidak merasa kesepian" lanjut Bora. Hyeyoon memutar matanya saat mendengar jawaban dari kedua sahabatnya itu.

"Daripada hanya menemaniku, lebih baik kau membantuku" Hyeyoon melihat ke sekitar apakah masih ada pesanan yang harus diantarkan karena sudah tidak ada lagi, dia ikut duduk disebelah Bora.

"Sekarang aku sangat lapar, nanti saja aku membantumu ya" ucap Yoona dengan wajah yang memelas sambil memegang perutnya. Hyeyoon yang mendengar nya hanya menghela nafas seakan merasa sudah sangat hafal dengan tingkah sahabatnya.

Bora tiba-tiba saja menepuk paha Hyeyoon sambil matanya yang terus tertuju ke pintu masuk. Seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tidak bisa mengucapkannya. Hyeyoon yang melihat Bora seperti itu, ikut memalingkan wajahnya kearah pintu. Seketika matanya membesar saat melihat siapa yang baru saja datang.

"Wah... Mereka sangat tampan" puji beberapa pelanggan disana.

Wajah Hyeyoon berubah lesu saat sosok yang dicarinya tidak muncul. Padahal dia sudah sangat berharap bisa bertemu pria itu, tapi sayangnya keberuntungan belum berpihak kepadanya.

"Kenapa kau malah diam? Layani mereka" ucap Bora sambil mendorong tubuh Hyeyoon agar gadis itu mau bergerak.

**
Rowoon POV

Aku membuka mataku saat mendengar suara pintu yang sedang dibuka. Waktu istirahatku sudah berakhir karena mereka sudah kembali. Lihatlah, baru saja datang mereka sudah berisik. Sepertinya aku salah memilih tempat ini jadi tempat untukku istirahat.

"Hyung" panggil Chani sambil meletakkan sebuah kotak di atas meja.

"Apa itu? " tanyaku.

"Makanan untukmu. Kami tahu kau pasti lapar" jawab Zuho lalu duduk di sampingku.

"Hyung, kau tahu siapa yang kami temui tadi? " Aku hanya mengangkat kedua bahuku, karena aku sama sekali tidak peduli apa yang akan Chani sampaikan kepadaku.

"Penggemarmu" lanjutnya dengan senyuman yang terpampang di wajahnya.

"Siapa? " tanyaku. Setidaknya aku harus berpura-pura tertarik agar dia tetap membiarkanku makan dengan tenang. Jika tidak, yang ada dia yang akan menghabiskan makananku itu.

"Kim Hyeyoon. "

Ternyata gadis itu. Gadis yang selalu memperhatikanku dari jauh. Gadis yang sudah membuat semua mata tertuju kearahku karena tingkahnya. Ah, sudahlah dari pada mengingat gadis itu, lebih baik aku segera mengisi perutku lalu pergi dari sini.

***
Aku harap kalian suka ya, di tunggu lanjutannya.

Jangan lupa vote dan komen ya..

Love you all 💕💕

26 April 2020

You're The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang