Hyeyoon POV
Aku sudah menyiapkan semua yang aku butuhkan saat ini. Berkas-berkas tentang profilku atau apapun yang aku butuhkan untuk mendaftar. Ternyata begini rasanya menjadi mahasiswa undangan, sangat menyenangkan. Aku tidak perlu lagi mengikuti tes. Yang aku lakukan hanyalah menunggu apakah bahanku lulus seleksi atau tidak.
Aku berjalan turun ke bawah. Disana sudah berkumpul semua orang yang sedari tadi menunggu kedatanganku. Mereka menatapku dengan pandangan antusias. Ada satu hal yang membuatku terkejut, yaitu keberadaan Rowoon yang kini asik mengobrol dengan Kanghoon. Sepertinya semuanya sudah kembali seperti semula.
"Kau sudah siap? " tanya ibu Rowoon.
"Iya Eomma"
"Kalau begitu, sarapanlah dulu." Wanita itu memegang tanganku lalu menuntunku sampai di meja makan. Dan dia langsung meletakkan makanan apapun yang ada di atas piringku.
"Terimakasih Eomma" ucapku lalu mulai memasukkan makanan itu ke dalam mulutku. Sangat enak. Makanan ibu Rowoon memang selalu enak.
Setelah selesai, aku menghamipiri ayahku yang sudah menunggu di ruang tamu. Dia berencana untuk mengantarku ke Seoul University. Tempat dimana aku akan melanjutkan pendidikanku. Sekarang, dia terlihat sangat bangga padaku. Bahkan berulang kali dia mengucapkan terimakasih pada Rowoon karena sudah membantuku mencapai semua ini.
"Kau sangat cantik, Hyeyoon-a" puji ayahku. Bahkan aku bisa melihat air mata yang hampir jatuh dari kedua matanya. Padahal aku belum bisa dikatakan lulus. Tapi aku harap aku memang bisa belajar disana, aku tidak ingin lagi mengecewakan ayah.
"Terimakasih Appa. Kau juga sangat tampan" balasku.
"Tapi maaf Hyeyoon-a. Appa tidak bisa mengantarmu. Ada pesanan yang sangat banyak hari ini, tidak mungkin Appa membiarkan Tuan Choi menyelesaikan semuanya sendiri"
"Tidak apa-apa. Aku juga sudah dewasa. Aku akan pergi kesana sendirian" Sebenarnya aku sedikit kecewa. Padahal aku ingin mengajak ayah berkeliling kampus. Tapi apa yang dikatakan ayah memang benar. Dan juga sebagai informasi, Tuan Choi merupakan pegawai baru ayah yang bekerja setelah kami pindah kemari. Mengingat tempat makan milik ayahku semakin banyak pengunjung bahkan ayah berencana untuk merenovasi tempatnya agar semakin luas.
"Tidak. Appa tidak akan membiarkanmu pergi sendirian. Kau pergilah bersama Rowoon. Kebetulan dia juga memilih Universitas yang sama denganmu"
Aku langsung melirik ke arah Rowoon yang sedang berbincang dengan ayahnya. Jadi dia akan kuliah? Aku ikut bahagia mendengarnya. Setidaknya dengan begini, tidak ada pertengkaran lagi antara orangtua dan anaknya.
"Seokwoo-ya, aku menitip Hyeyoon padamu" ucap ayahku sambil memegang lenganku. Rasanya aku ingin tersenyum lebar. Entah kenapa, aku sangat bahagia mengetahui fakta bahwa kami akan belajar di tempat yang sama. Dengan begitu aku masih bisa memantaunya, siapa saja yang berusaha mendekatinya.
"Tentu saja Abeoji" jawabnya sambil tersenyum manis. Walaupun aku tidak pernah mendapatkan senyuman itu, setidaknya dia tetap tersenyum pada ayahku. Calon mertuanya.
Ah, aku kembali berimajinasi. Sepertinya aku harus mengurangi kebiasaanku itu. Jadi saat aku tahu kenyataan yang akan terjadi aku, aku tidak terlalu sakit.
Kami berdua berjalan ke luar setelah pamit kepada semuanya. Lalu masuk ke dalam mobil milik ayah Rowoon. Mereka melambaikan tangannya pada kami sambil tersenyum lebar. Membuatku juga melakukan hal yang sama. Sedangkan Rowoon sibuk menyetir.
**
Beberapa menit kemudian, Rowoon menghentikan mobilnya di tempat parkir. Kami akhirnya sampai di tempat tujuan. Kalau boleh jujur, Rowoon terlihat sangat tampan saat sedang menyetir. Membuatku tidak bisa mengalihkan tatapanku darinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/221133887-288-k601774.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You're The Only One
Roman d'amourSeorang pria dengan IQ yang tinggi di tambah wajah yang tampan membuatnya menjadi pusat perhatian dimanapun dia berada. Bahkan semua kaum hawa menyukainya, termasuk Hyeyoon - gadis biasa dengan otak yang pas-pasan. Akankah pria yang menjadi cinta p...