Hyeyoon menggigit kuku tangannya, berusaha untuk mengurangi kegugupannya. Menunggu kertas soal ujian sampai di mejanya. Dia takut jika dia nanti tidak bisa menjawab soal-soal itu walaupun dia sudah berusaha keras selama satu minggu. Ditambah guru Park yang menjadi pengawasnya. Tatapan tajam guru itu selalu bisa membuat otak Hyeyoon langsung nge blank.
Kelas sedikit ribut saat guru Park keluar. Ada hal yang yang harus wanita itu lakukan. Itu membuat seisi kelas merasa bahagia. Inilah saatnya untuk mereka semua melancarkan aksi curang. Menyontek teman atau membuka buku - ini khusus siswa yang mempunyai nyali besar. Seongwoo sibuk mengode Yoona dan Bora untuk memberikannya jawaban yang tepat. Karena mereka yang terlihat sangat santai mengerjakan soal-soal itu. Jadi menurut Seongwoo mereka pasti tau jawabannya. Sedangkan Hyeyoon berusaha untuk memutar kembali otaknya. Dia menulis perlahan-lahan apa yang dia ketahui.
Baru kali ini guru Park sangat lama kembali masuk ke dalam kelas. Bahkan hanya tinggal beberapa menit lagi waktu ujian akan selesai. Hyeyoon bertanya-tanya apa mungkin ada masalah yang terjadi pada guru itu? Tidak, ini bukan saatnya dia menghawatirkan guru itu, dia harus cepat menyelesaikan tugasnya. Hanya butuh beberapa soal lagi, maka dia akan selesai.
Kali ini Hyeyoon yakin, kelas mereka akan mendapatkan nilai yang lebih baik daripada sebelumnya. Dan saat bel berbunyi mereka bersorak bahagia. Untuk pertama kalinya mereka semua bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di kertas itu. Haruskah mereka berterima kasih pada guru Park? Karena sudah memberikan mereka jalan untuk berbuat curang.
"Kalian sudah selesai? " tanya Guru Park membuat kelas seketika kembali hening. Wanita itu melihat kertas-kertas yang telah tersusun rapi di atas mejanya.
"Baiklah kalian boleh keluar" Semua siswa langsung melangkahkan kakinya meninggalkan guru Park yang terlihat aneh hari ini.
Hyeyoon merangkul lengan Bora dan Yoona. Dia merasa sangat lega sekarang. Masa-masa sulitnya sudah berakhir. Tinggal menunggu hasil ujiannya keluar. Dia berharap tebakannya kali ini benar.
"Ah, perutku jadi sangat lapar karena melihat soal-soal itu" ucap Yoona.
"Aku juga. Rasanya otakku akan meledak saat itu juga" sambung Bora.
"Kalian ini, kenapa dari tadi aku panggil tidak menyahut? Untung saja Park ssaem keluar, jika tidak pasti nilaiku bakalan jelek. Dan jika itu terjadi, lihat saja aku akan balas dendam. Akan aku pastikan kalian tidak akan bisa hidup nyaman lagi. " Hyeyoon hanya menutup telinganya. Mereka terlalu berisik. Tiada hari tanpa berdebat. Hyeyoon rasa jika terus berada di sekitar mereka, telinganya bakalan rusak.
"Kami tidak mendengarnya " jawab Yoona.
"Omong kosong."
"Sudahlah, kalian ini selalu saja bertengkar. Aku pusing melihat kalian berdua. Mau ku jodohkan saja rasanya" ucap Bora dengan seringai di wajahnya. Membuat dua manusia beda jenis itu langsung memasang wajah jijiknya. Itu adalah hal yang paling mustahil untuk mereka. Ibarat air dan minyak di satukan, tidak akan mungkin.
"Dengannya?! Tidak mau! Hatiku hanya untuk Hyeyoon seorang" Seongwoo menatap Hyeyoon dengan penuh kasih sayang. Tapi gadis itu hanya mengacuhkannya dan tetap memandang lurus ke depan.
"Kau kira aku mau denganmu?! Aku juga tidak mau asal kau tau itu. Dan aku yakin Hyeyoon juga tidak akan sudi menyukai pria aneh sepertimu"
Siapapun, tolong bawa Hyeyoon pergi dari sana. Dia sudah tidak sanggup mendengar pertengkaran teman-temannya itu. Apalagi semua orang mulai melihat ke arah mereka. Nanti muncul lagi gosip yang tidak enak tentangnya, tidak lebih tepatnya tentang anak kelas 3-6.
"Hyeyoon-a, tidak usah memperdulikan mereka. Ayo kita pergi saja." bisik Bora lalu menarik tangan Hyeyoon untuk mengikutinya. Dan Hyeyoon hanya pasrah, karena sebenarnya inilah hal yang paling dia tunggu dari tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
You're The Only One
DragosteSeorang pria dengan IQ yang tinggi di tambah wajah yang tampan membuatnya menjadi pusat perhatian dimanapun dia berada. Bahkan semua kaum hawa menyukainya, termasuk Hyeyoon - gadis biasa dengan otak yang pas-pasan. Akankah pria yang menjadi cinta p...