Seongwoo sangat terkejut mendengar apa yang baru saja Rowoon katakan padanya. Dia tidak menyangka Rowoon akan mengatakan itu. Tidak mungkinkan pria ini serius dengan ucapannya, pasti hanya untuk membuat Seongwoo pergi dari sana.
"Luar biasa. Mau sejauh mana lagi kau mau memberikan harapan pada Hyeyoon? " tanya Seongwoo sambil tertawa sinis. Lalu kembali melihat Rowoon dengan tatapan tidak bersahabatnya.
"Apa maksudmu? "
Hyeyoon hanya menatap bingung kedua pria yang sedang berdebat dihadapannya itu. Ingin menyelapun dia tidak tahu harus mengatakan apa.
"Kau tahu bukan Hyeyoon sangat menyukaimu? " Seongwoo melangkah mendekati Rowoon tanpa memutuskan pandangannya. "Dengan sikapmu itu, kau hanya akan membuat Hyeyoon semakin berharap. Padahal kau sama sekali tidak mempunyai perasaan untuknya. "
"Kau tahu jika Hyeyoon menyukaiku lalu kenapa kau masih mengejarnya? "
"Karena aku sangat menyayangi Hyeyoon. Tidak sepertimu. Aku bisa membuat Hyeyoon bahagia"
Perasaan Hyeyoon semakin tidak enak saat melihat kilat kebencian dari kedua pria itu. Dia tidak ingin terjadi lagi perkelahian antara mereka. Dan dia juga tidak ingin nanti orang-orang berkumpul hanya untuk menonton mereka.
"Kau lupa dengan apa yang sudah kau lakukan pada Hyeyoon terakhir kali? " Ucapan itu membuat Seongwoo diam seribu bahasa. Dia berjalan mundur membuat jarak dengan Rowoon. Dia bahkan sudah tidak berani lagi menatap wajah pria tiang itu karena perasaan bersalah yang hinggap dihatinya.
"Rowoon-ssi, ayo kita masuk! " Hyeyoon berusaha untuk menarik Rowoon dari sana, mengajak pria itu untuk kembali masuk kedalam rumah. Membiarkan Seongwoo yang masih terdiam ditempatnya.
Hati Seongwoo semakin sakit saat Hyeyoon bahkan tidak menyapanya atau sekedar pamit padanya. Dia tahu bahwa dia sudah melakukan sesuatu yang sangat fatal, hanya saja dia tetap tidak terima dirinya dianggap tidak ada oleh Hyeyoon. Ini semua karena Rowoon yang tiba-tiba muncul dihadapannya membuat dia tidak sempat untuk meminta maaf pada Hyeyoon. Dia tidak tahu apakah nanti masih ada kesempatan untuknya bertemu dengan Hyeyoon lagi. Tapi Seongwoo sudah menekankan pada dirinya sendiri agar tidak menyerah sampai Hyeyoon benar-benar memaafkannya.
"Hyeyoon-a, maafkan aku" gumam Seongwoo pada dirinya sendiri sambil melihat kedekatan Hyeyoon dan Rowoon.
**
Pakaian mewah yang melekat pada tubuhnya membuat semua pandangan tertuju padanya antara kagum atau iri melihat wanita itu. Dengan angkunya dia berjalan ditengah kerumunan karyawan yang sedang sibuk pada pekerjaannya. Tanpa permisi wanita itu berdiri di depan pintu sebuah ruangan khusus CEO perusahaan, tangannya hendak menjangkau pintu tapi suara seorang wanita yang lebih muda darinya membuat dia melihat wanita itu dengan tatapan merendah."Maaf, bos kami sedang sibuk"
"Aku ada urusan dengannya"
"Apa anda sudah membuat janji dengan Tuan Kim? "
"Apa kau tidak mengenalku? "
Tentu saja karyawan itu sangat mengenal wanita yang ada dihadapannya. Dia adalah istri dari pemilik Lee Corp dan juga salah satu dosen sekaligus direktur di Universitas Seoul. Dia dikenal sebagai wanita dengan sosialita tinggi, lihat saja pakaian yang sedang dia gunakan sudah menunjukkan bahwa dia bukan orang biasa.
"Orang sepertiku tidak perlu membuat janji untuk bertemu dengan Tuan Kim"
Sang karyawan hanya bisa terdiam sambil merutuk di dalam hatinya karena bertemu dengan wanita sombong seperti Nyonya Lee. Dengan terpaksa di membuka pintu itu, dia sangat takut jika harus dipecat karena membiarkan wanita itu masuk tapi untungnya Tuan Kim tidak sekejam itu. Malah dengan senyuman di wajahnya, dia mempersilahkan Nyonya Lee untuk masuk kedalam ruangannya. Setelah memastikan dirinya aman, dia kembali keluar menunggu di mejanya, membiarkan bosnya
KAMU SEDANG MEMBACA
You're The Only One
RomansaSeorang pria dengan IQ yang tinggi di tambah wajah yang tampan membuatnya menjadi pusat perhatian dimanapun dia berada. Bahkan semua kaum hawa menyukainya, termasuk Hyeyoon - gadis biasa dengan otak yang pas-pasan. Akankah pria yang menjadi cinta p...