Hyeyoon POV
Sudah berjam-jam aku hanya memandang suamiku yang asik bekerja bahkan tidak menghiraukan keberadaanku. Sangat susah mencari perhatian pria itu jika dia sudah berada di depan laptop dan mengerjakan sesuatu yang aku tidak paham. Masalah kantor khususnya. Berbagai cara sudah aku lakukan tapi nyatanya apa. Tidak ada satupun dari cara itu yang berhasil. Akhirnya yang aku lakukan hanya terus memusatkan perhatianku pada Rowoon sambil berharap bahwa pria itu menyadari keinginanku untuk diacuhkan. Apalagi hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku sangat berharap Rowoon akan memberikan kejutan paling tidak bertingkah romantis kepadaku.
Aku mengalihkan pandangan dari Rowoon saat mendengar ponsel milikku berdering. Dengan segera aku mengangkat panggilan itu saat melihat nama siapa yang tertera disana.
"Hyeyoon-a, bagaimana kabarmu? Kau tau aku disini selalu merindukanmu setiap hari?"
Aku tertawa mendengar ucapan Bora yang terkesan sedang menggombal.
"Aku juga sangat merindukanmu" balas ku sambil tersenyum lebar. Sudah lama kami tidak bertukar kabar semenjak Bora memilih ikut dengan orangtuanya untuk pindah ke Amerika.
"Aku sangat ingin melihat wajahmu. Siapa tahu pipimu itu semakin bulat semenjak menikah dengan Rowoon"
"Tidak ada yang berubah dariku. " Termasuk sikapnya yang semakin hari semakin tak acuh padaku. Dia lebih memilih untuk bersenang-senang dengan tugasnya dibandingkan merayakan ulang tahun ku hari ini. "Bagaimana kalau kita bertemu di cafe biasa? Sekalian melepaskan rinduku "
"Boleh juga"
Aku mematikan panggilan itu dan kembali melirik ke arah Rowoon. Posisinya masih sama. Apa pria itu tidak lelah bertahan selama beberapa jam menatap layar laptop dengan posisi badan yang membungkuk. Sudahlah, dia saja tidak menghiraukanku kenapa aku malah memikirkannya. Lebih baik aku bersenang-senang dengan sahabat-sahabatku.
Aku mulai memilah baju mana yang pantas aku pakai, aku harus berpenampilan semenarik mungkin. Karena ini hari spesial untukku maka aku harus berpakaian layaknya seorang putri. Ini adalah hari ku maka aku tidak akan membiarkan seorangpun mengganggu mood ku. Aku tidak ingin malah merasa kecewa bukannya bahagia.
"Kau mau kemana? "
Akhirnya Rowoon menyadari keberadaanku juga.
"Pergi bertemu dengan Yoona dan Bora"
"Jangan pulang terlalu malam"
Aku kira dia akan menghentikanku. Nyatanya tidak. Dia malah melanjutkan pekerjaannya. Mungkin tulisan di laptopnya itu lebih menarik dibandingkan aku yang sudah berdandan sangat cantik. Ayolah, aku hanya membutuhkan perhatiannya saja atau paling tidak ucapan selamat ulang tahun darinya. Sungguh mengecewakan. Aku pun berjalan menuju pintu lalu menghempaskan pintu itu. Biarkan saja, supaya dia sadar kalau aku sedang marah padanya.
Tidak butuh waktu lama untukku sampai di tempat yang biasa aku datangi. Aku mulai mengedarkan pandanganku mencari sosok Bora dan ternyata dia duduk di meja paling ujung. Bersama Yoona dan juga..... Seongwoo. Sudah sangat lama rasanya aku tidak bertemu dengan Seongwoo lagi bahkan bertegur sapa pun tidak. Aku melangkah perlahan ke arah mereka dengan kepala yang tertunduk. Aku belum berani untuk menatap wajah Seongwoo lagi. Bukan karena aku masih kecewa padanya. Hanya saja terasa sangat canggung.
"Hai Hyeyoon-a" sapa Bora dan Yoona serempak.
Yoona menatap Seongwoo kemudian beralih menatapku. "Tidak masalahkan aku membawa Seongwoo ikut bersama kita? "
Benar, Bora dan Yoona sudah tau masalah yang pernah terjadi padaku. Awalnya mereka juga menghindari Seungwoo karena kecewa sekaligus tidak menyangka seorang Ong Seongwoo bisa melakukan hal seperti itu. Dan juga saat acara pernikahan merekalah yang bilang padaku sebaiknya aku jangan mengundang Seongwoo, takut dia malah mengacaukan acaranya. Tapi sekarang, seperti mereka sudah berbaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're The Only One
RomanceSeorang pria dengan IQ yang tinggi di tambah wajah yang tampan membuatnya menjadi pusat perhatian dimanapun dia berada. Bahkan semua kaum hawa menyukainya, termasuk Hyeyoon - gadis biasa dengan otak yang pas-pasan. Akankah pria yang menjadi cinta p...