Sebenarnya Hyeyoon enggan untuk melayani mereka, selain pujaan hatinya tidak ada disana dan juga karena kejadian waktu itu, kejadian yang sangat memalukan. Di dalam hati dia berharap jika mereka lupa atau setidaknya mereka tidak akan mengungkit hal itu di depan umum.
Gadis itu meletakkan menu yang di pegangnya di atas meja, mereka langsung fokus ke kertas itu sambil berdiskusi apa yang akan mereka pesan. Baru saja Hyeyoon ingin bersyukur karena tidak ada yang mengingatnya, tapi...
"Kau! " ucap seorang pria dengan rambut yang bewarna ke cokelatan, sambil menunjuk ke arah Hyeyoon yang membuat gadis itu ingin kabur saat itu juga.
"Kau mengenalnya, Taeyang-a? " tanya temannya yang lain.
"Tentu saja, bahkan Chani, Hwiyoung dan Zuho juga mengenalnya"
Hyeyoon menutupi wajahnya dengan tangannya lalu berusaha untuk bergerak sedikit demi sedikit. Perasaannya sudah tidak enak, lebih baik dia pergi saja, masuk ke dalam kamar agar mereka tidak bisa melihatnya lagi.
"Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu disini Hyeyoon-ssi" sapa Zuho, yang terdengar seperti ejekkan bagi Hyeyoon.
"Yah, sepertinya ada sesuatu yang menyenangkan sampai kalian mengenalinya. " Hyeyoon mengalihkan pandangannya ke arah pria yang berambut pirang itu. Dia tidak mengenalnya, tapi dia yakin pria itu juga merupakan salah satu member dari Sf9.
"Kau mau tahu hyung.... "
"Permisi, aku harus pergi sekarang. Ada pelanggan yang harus aku layani" Ucapan Hyeyoon membuat Chani semakin melebarkan senyumannya, padahal dia baru saja ingin menceritakan kejadian itu kepada teman-temannya tapi langsung di potong oleh Hyeyoon.
**
Hyeyoon POVUntung saja aku bisa melarikan diri dari mereka. Kenapa mereka bisa kesini? Kenapa harus di tempat milik ayahku? Dan kenapa mereka muncul saat aku yang sedang bekerja?
Kepalaku seketika terasa pusing. Sebenarnya itu salahku, aku lah yang mempermalukan diriku sendiri sampai seluruh siswa di sekolah mengenaliku. Butuh waktu yang lama agar aku tidak menjadi topik pembicaraan mereka lagi.
Sangat memalukan.Flashback On
Aku berjalan menelusuri lorong sekolah sambil memeluk sebuah kotak cokelat. Jantungku berdegub kencang saat memikirkan apa yang akan aku lakukan. Hari ini aku akan menyatakan perasaanku kepadanya bertepatan dengan tanggal 14 Februari atau banyak dikenal orang sebagai hari valentine.
Aku semakin mengeratkan genggamanku saat aku melihat sebuah papan yang bertuliskan kelas 3-1. Sungguh, rasanya saat ini nyawaku akan keluar dari tubuhku dan jantungku akan berhenti berdetak. Aku sangat gugup bercampur rasa takut jika dia akan menolak pemberianku ini.
Seorang pria melangkahkan kakinya keluar dari kelas yang ada di depanku. Aku langsung terpana dengan ketampanannya, di tambah dengan tingginya yang sangat jauh berbeda dariku. Sebelum dia benar-benar melewatiku, aku langsung menyodorkan kotak cokelat itu padanya. Pria itu hanya memandangku heran tanpa berniat sedikit pun untuk mengambil kotak itu.
Akupun menatap wajahnya - yang awalnya aku hanya menunduk saja - wajahnya sangat datar tidak menunjukkan ekspresi apapun.
"Ini untukmu" ucapku berusaha setengah mati agar tidak malu sedikit pun. Tapi tetap saja dia tidak bergeming sama sekali.
Entah berapa menit kami bertahan dengan posisi seperti ini, bahkan semua orang sudah menatapku dan juga teman-temannya yang mulai menghampiri kami. Tidak bisakah dia langsung menerima nya saja? Kakiku sudah terasa seperti jelly saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're The Only One
RomanceSeorang pria dengan IQ yang tinggi di tambah wajah yang tampan membuatnya menjadi pusat perhatian dimanapun dia berada. Bahkan semua kaum hawa menyukainya, termasuk Hyeyoon - gadis biasa dengan otak yang pas-pasan. Akankah pria yang menjadi cinta p...