Langit yang mulai berubah menjadi gelap, menunggu tetesan hujan turun membasahi bumi yang akhir-akhir ini terlihat kering. Cuaca yang cukup panas membuat bunga-bunga mulai layu, dan untungnya sebentar lagi mereka akan mendapatkan nutrisi agar mereka tetap bisa tumbuh menjadi bunga yang sangat indah. Mungkin itulah yang dipikirkan oleh Hyeyoon saat ini, ketika matanya terus menatap ke taman yang cukup luas itu dengan senyuman.
Hari ini semua orang cukup sibuk, mengingat bahwa sekolah telah diliburkan. Semua penghuni rumah kecuali dua pria dewasa bersiap-siap untuk membersihkan setiap sudut agar tidak ada lagi debu yang hinggap disana. Dan tugas Hyeyoon adalah merapikan tanaman. Untung saja dia sudah selesai, jadi tidak masalah jika hujan turun saat ini juga. Sebenarnya tugas Hyeyoon tadi membersihkan rumah bagian dalam, tapi baru sebentar dia sudah diusir Rowoon karena dia tidak sengaja membuat pria itu terpeleset.
Gadis berparas cantik itu memutuskan untuk kembali masuk ke dalam. Badannya sudah lelah. Dia butuh sesuatu yang bisa mengembalikan semangatnya. Seperti makan kue yang baru saja keluar dari oven yang saat ini sedang di pegang oleh ibunya Rowoon contohnya.
"Kau sudah selesai? " tanya wanita itu.
"Iya Eomma"
"Kau pasti sangat lelah. Ayo duduklah dulu, Eomma akan menyiapkan susu hangat untukmu" Hyeyoon merasa sangat bersyukur sekarang. Ada sosok yang selalu memperhatikannya. Yang siap sedia menyiapkan apapun untuk keperluannya. Ternyata mempunyai seorang ibu itu sangat membahagiakan.
Baru saja Hyeyoon ingin mengambil potongan kue yang ada dihadapannya, tiba-tiba saja bel rumah mereka berbunyi. Hyeyoon segera melangkahkan kakinya untuk melihat siapa yang datang berkunjung. Tidak mungkin Tuan Kim, karena dia sedang ada dikantornya saat ini. Tidak mungkin juga ayahnya, tempat makan miliknya selalu buka 22 jam. Gadis itu langsung melebarkan matanya saat melihat sosok yang sangat dia kenal.
"Siapa yang datang Hyeyoon-a? " ucap ibu Rowoon sambil berjalan mendekati Hyeyoon.
Hyeyoon mulai kehilangan akal. Apa yang harus dia lakukan? Jika Rowoon tahu bahwa kedua sahabatnya datang ke rumahnya, bisa Hyeyoon pastikan bahwa pria itu akan langsung marah padanya.
"Itu, Eomma.. Itu"
"Mereka temanmu? Kenapa kau malah diam saja? Ayo bawa mereka masuk. Di luar dingin, kasihan mereka" ucapnya sambil membukakan pintu.
Melihat ibu Rowoon yang begitu antusias membuat Hyeyoon tidak tega untuk memberikan alasan apapun agar kedua makhluk itu tidak masuk ke dalam rumah. Sudahlah, semua sudah terjadi, mereka berdua sudah ada di depannya sekarang dan yang bisa Hyeyoon lakukan hanya pasrah.
"Silahkan duduk"
"Baik tante" jawab Bora lalu duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamu. Disusul Yoona. Sedangkan ibu Rowoon kembali melangkah ke dapur untuk mengambil yang sudah dia siapkan tadi.
"Makanlah"
"Terimakasih tante"
Ayolah, tidak ada satupun yang tahu perasaan Hyeyoon saat ini? Dia sangat cemas sekarang berharap Rowoon tidak akan keluar dari kamarnya sebelum Bora dan Yoona pulang. Tapi sayangnya, harapan Hyeyoon langsung pupus saat mendengar suara langkah kaki. Dia tidak tahu harus mengatakan apa pada pria itu.
"Apa yang kalian lakukan di rumahku? " tanya Rowoon.
"Hyeyoon yang mengundang kami" Dengan santainya Bora menjawan seperti itu, membuat Rowoon langsung melayangkan tatapan tajamnya pada gadis yang sekarang sedang menundukkan kepalanya.
Gadis itu sedang berusaha mengingat kejadian kemarin, apa benar dia yang mengundang mereka berdua atau tidak. Bisa saja kan mereka berbohong demi melihat rumah mewah milik Rowoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're The Only One
RomanceSeorang pria dengan IQ yang tinggi di tambah wajah yang tampan membuatnya menjadi pusat perhatian dimanapun dia berada. Bahkan semua kaum hawa menyukainya, termasuk Hyeyoon - gadis biasa dengan otak yang pas-pasan. Akankah pria yang menjadi cinta p...