24

458 71 23
                                        

Hari ini adalah hari pertama Rowoon di Bali. Dia tidak menyangka jika Bali itu seindah ini. Pantas saja banyak wisatawan datang kesana hanya untuk menghabiskan waktu liburan mereka. Walaupun cuacanya berbeda dari Korea, tetap saja Rowoon senang bisa menginjakkan kakinya disini.

Karena shooting dimulai besok, jadi Rowoon memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur. Badannya terasa sedikit sakit, selama diperjalanan dia harus manahan sakit pada lututnya karena kakinya yang terlalu panjang. Kenapa ayahnya tidak memilih yang VIP? Padahal pria itu tau bahwa anaknya setinggi apa. Ah, sudahlah semua sudah terjadi. Percuma saja dia protes sekarang. Tidak akan ada yang berubah.

Tidak terasa dia sudah tertidur selama 3 jam, bahkan matahari pun mulai terbenam. Membuat Rowoon segera membersihkan diri - sejak dia sampai dia belum ada menginjakkan kakinya di kamar mandi bukan hanya itu pakaiannya saja masih tersusun rapi di dalam koper, saking lelahnya. Setelah selesai, dia memutuskan untuk berjalan keluar, melihat makanan yang dijual oleh pedagang di luar sana dibandingkan memesan makanan di hotel. Kapan lagi kan dia bisa seperti ini? Dan katanya banyak orang Korea yang menyukai makanan Indonesia karena rasanya yang khas dan tentu saja enak. Saat dia melihat jejeran makanan itu membuat cacing diperut Rowoon semakin memberontak minta diisi.

"Rowoon-a"

Rowoon hanya melanjutkan langkahnya tanpa melihat siapa yang sedang memanggilnya. Dia sudah sangat hapal dengan suara yang akhir-akhir ini selalu menganggunya. Sekian banyak gadis didunia kenapa dia yang harus menjadi pasangan Rowoon dalam majalah. Hanya satu hal itulah yang dia sesali setelah menginjakkan kaki disana.

"Kau lapar? Kenapa tidak pesan makanan dihotel saja? " tanya Yeonwoo sambil melingkarkan tangannya pada lengan Rowoon.

"Lepas! " pinta Rowoon lalu menyingkirkan tangan itu darinya. Ayolah, dia kesini untuk mencari ketenangan dan jauh dari gadis itu karena dia tahu Yeonwoo bukan tipe orang yang mau berbaur dengan orang-orang yang tidak selevel dengannya. Tapi sayangnya dia malah mengikuti Rowoon tidak perduli kemana pria itu pergi.

"Kau mau aku tersesat? Kau tau kan aku tidak tahu daerah sini. Lebih baik kita pergi berdua saja. "

Bolehkah Rowoon menjawab kalau dia memang ingin gadis itu tersesat? Kalau bisa hilang dari pandangannya.

Mereka akhirnya sampai disebuah tempat yang kelihatannya menjual makanan yang sangat enak. Bahkan banyak pembeli yang rela mengantri demi membeli makanan itu. Rowoon segera memesan tanpa memperdulikan Yeonwoo yang sibuk memintanya keluar dari sana karena dia merasa pengap dan juga gerah. Entah sudah berapa kali Rowoon menahan rasa sabar menghadapi gadis yang banyak maunya itu. Dia tadi bilang akan ikut kemanapun Rowoon pergi, tidak masalah jika dia harus terjepit diantara banyak orang yang berlalu lalang. Tapi nyatanya.

"Jika kau hanya ingin menggangguku, pergi sana! " ucap Rowoon dingin. Dia sangat ingin meneriaki Yeonwoo saat ini tapi dia sadar itu hanya akan membuat mereka menjadi pusat perhatian. Dan Rowoon benci hal itu.

"Kau tega sekali. Aku ini seorang perempuan dan seorang perempuan itu harus diperlakukan penuh kasih sayang. "

"Pengecualian untukmu"

Rowoon berusaha untuk membelah kerumunan dan berjalan secepat mungkin agar Yeonwoo tidak bisa lagi mengikutinya. Kesabarannya sudah habis meladeni gadis.

**
Hyeyoon terus menerus melirik jam yang tergantung didinding kamarnya. Berusaha menghitung apakah Rowoon sudah sampai di Bali atau belum. Seharusnya sih sudah. Tapi kenapa dia masih belum mendapat kabar apapun dari Rowoon? Apa pria itu lupa menghubungi keluarganya untuk menyampaikan jika dia sudah sampai dengan selamat? Atau terjadi sesuatu pada pria itu?

You're The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang