Epilog

831 71 14
                                        

2 years later..

"Chagi-ya"

Hyeyoon yang awalnya merasa senang karena bisa menemui suaminya langsung memperlihatkan wajah tidak bersahabat saat dia menyadari ada seseorang yang berada disebelah Rowoon. Dengan langkah tergesa, Hyeyoon menghampiri mereka berdua dan mendorong wanita tersebut menjauh dari Rowoon.

Wanita itu yang mengerti tatapan yang diberikan Rowoon padanya, melangkah keluar membiarkan sepasang suami istri itu berduaan walaupun sebenarnya dia sangat kesal dengan kehadiran Hyeyoon yang tiba-tiba. Padahal dia baru saja ingin mendekati Rowoon. Gagal sudah rencananya.

Sedangkan Hyeyoon hanya memandang tajam kearah wanita itu. Dia tidak suka ada orang lain yang mengganggu miliknya. Ingat, sekarang Rowoon sudah menjadi suaminya jadi dia berhak mengusir siapapun yang berani merayu pria itu.

"Kenapa kau datang kesini? " tanya Rowoon membuat Hyeyoon langsung menatapnya.

"Tidak bisakah kau bilang pada karyawanmu itu kalau harus memakai pakaian yang sopan saat dikantor? Bukan baju kurang bahan seperti tadi" ucap Hyeyoon sambil memeluk lengan Rowoon.

Sebenarnya, perasaan takut itu tetap ada malah semakin bertambah setelah mereka menikah. Dia sangat tahu jika Rowoon sangat tampan, berkarisma, setiap wanita yang melihatnya pasti akan jatuh cinta pada pandangan pertama karena itulah dia takut pria itu berpaling darinya dan memilih wanita lain. Apalagi karyawannya cantik semua ditambah badan mereka yang bagus. Hyeyoon yang melihatnya saja langsung merasa iri.

"Kenapa aku harus melakukannya? "

Pertanyaan itu berhasil membuat mood Hyeyoon semakin hancur. Seolah Rowoon sama sekali tidak keberatan jika harus melihat karyawannya berpakaian yang tidak seharusnya.

"Sudahlah, aku tidak mau berdebat denganmu. Lebih baik aku pulang saja"

Rowoon yang melihat Hyeyoon ingin menjauh darinya langsung menarik tangan wanita itu membuat tubuh mereka mendekat tanpa jarak sedikitpun. Tidak mungkinkan Rowoon hanya diam saja membiarkan istrinya itu pulang dengan perasaan kesal. Dia tidak ingin di cap sebagai suami yang tidak perhatian atau semacamnya.

"Kenapa kau malah kabur? Aku kan cuma bertanya padamu."

"Aku tidak suka melihatnya. Kau puas?! "

Hyeyoon sangat marah sekarang. Melihat Rowoon yang berpura-pura tidak paham dengan apa yang dia bicarakan. Rowoon bukan tipe pria yang tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya. Pasti dia juga tahu bahwa karyawannya berpakaian seperti itu hanya untuk menarik perhatiannya saja. Tapi apa yang Rowoon lakukan? Dia malah bersikap tak acuh padahal ada seorang wanita yang selalu kesal setiap kali  datang ke kantornya.

"Baiklah."

Rowoon melepaskan tangannya lalu kembali duduk dibangku miliknya. Dia meminta sekretarisnya untuk membuat peraturan baru untuk semua karyawannya. Seperti yang diinginkan oleh Hyeyoon. Lihatlah, Hyeyoon langsung tersenyum saat mendengar ucapan Rowoon. Dia tidak bisa membiarkan kemungkinan pengganggu akan masuk kedalam hubungan mereka, sekecil apapun itu. Tidak masalah jika orang-orang mulai mengatakan dia posesif. Lagipula siapa yang tidak posesif jika memiliki suami seperti Rowoon.

"Kau puas? " ucap Rowoon mengulang apa yang Hyeyoon katakan tadi. Terdengar seperti ejekan tapi Hyeyoon tetap senang Rowoon mau menuruti keinginannya.

"Sangat puas"

"Sebenarnya apa tujuanmu datang kesini? "

"Tentu saja mengunjungimu" balas Hyeyoon.

"Aku yakin bukan hanya itu. Pasti ada alasan lain"

Hyeyoon mulai merogoh tasnya untuk mencari sesuatu lalu memberikannya kepada Rowoon. Dia ingin tahu bagaimana reaksi pria itu melihat hadiah darinya. Bahagiakah? Atau malah sebaliknya? Mengingat Rowoon selalu saja memberikan alasan supaya rencana itu tidak jadi dilakukan.

You're The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang