Jalanan sudah semakin sepi. Hanya lampu jalan yang kini menemani Rowoon untuk membelah jalanan. Sambil terus mencari sosok yang saat ini terus berputar dibenaknya. Dia tidak tahu kemana lagi dia harus pergi, semua tempat yang kemungkinan Hyeyoon datangi sudah dia dituju tapi tanda-tanda gadis itu tidak juga kelihatan. Setelah berjam-jam mengelilingi daerah Gangnam dan juga Seoul, Rowoon memutuskan untuk kembali pulang kerumahnya. Siapa tahu gadis itu sudah ada dirumah.
Saat dia sampai dirumah, semua orang masih terjaga. Mereka pasti sangat mengkhawatirkan gadis itu. Berarti Hyeyoon masih belum pulang sampai saat ini juga. Sebenarnya dimana gadis itu? Apa dia tidak tahu semua orang sedang mencemaskannya? Dan kenapa juga dia harus kabur seperti ini hanya karena berita sialan itu - ini hanya pemikiran Rowoon saja tapi dia sangat yakin jika tebakannya itu benar. Seharusnya dia bertanya dulu pada Rowoon apakah berita itu benar adanya atau tidak. Jujur saja tindakan kekanak-kanakannya ini membuat Rowoon sedikit kesal.
"Kau sudah menemukannya? " tanya ibu Rowoon menatap anaknya itu penuh harap.
"Tidak" jawab Rowoon. "Eomma tidak mencoba menghubunginya saja? "
"Sudah. Entah berapa kali aku menelponnya tapi tidak ada satupun panggilanku yang diangkatnya. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk pada Hyeyoon. Kau tau sendiri kan betapa bahayanya dunia saat gelap seperti ini"
"Setelah pulang kuliah aku akan mencarinya lagi. Eomma tidak perlu khawatir, dia akan baik-baik saja. Lebih baik Eomma dan yang lainnya istirahat sekarang juga. " Rowoon berusaha menenangkan ibunya. Tidak tega rasanya harus melihat ibu yang biasanya tegar menjadi seperti ini.
"Apa yang dikatakan Seokwoo benar. Lebih baik kita istirahat sekarang juga. Lagipula dia sudah berjanji akan mencari Hyeyoon lagi besok" ucap ayah Rowoon sambil memeluk istrinya itu. Lalu membawa masuk kedalam kamar. Meninggalkan Rowoon dan juga ayah Hyeyoon yang hanya menatap punggung mereka yang semakin jauh.
"Aku sangat berharap padamu Seokwoo-ya. " Pria itu tersenyum dengan tulus pada Rowoon seakan menyiratkan bahwa dia saat ini sangat mengandalkan Rowoon untuk menemui putrinya.
"Jangan khawatir Abeoji. Aku akan berusaha semampuku"
Mereka semua akhirnya kembali masuk kedalam kamar masing-masing. Rowoon bertekad untuk memenuhi janjinya walaupun dia tidak tahu bagaimana cara menemukan gadis itu. Dia harus segera tidur, karena besok dia ingin menyelesaikan akar dari masalah ini.
**
Sudah beberapa hari Rowoon tidak masuk kuliah karena pemotretan yang dia lakukan. Dan hal pertama yang dia dapatkan saat pertama kali melangkah disana adalah orang-orang yang sedang menggosipkannya sekaligus memuji ketampanannya yang sangat cocok sebagai model. Tapi bukan Rowoon namanya jika pria itu tidak mengabaikan apapun pembicaraan tentang dirinya. Ada hal yang lebih penting yaitu meminta gadis yang kini sedang berbincang dengan teman-temannya untuk mempertanggungjawabkan apa yang sudah dia perbuat."Hya!! Kekasihmu sudah datang" ucap salah satu teman Yeonwoo. Membuat gadis itu menatap Rowoon dengan bahagia.
"Oh, Rowoon-a" Bukannya menjawab Rowoon malah memukul papan tulis, seketika semua mata menatap kearahnya. Ada perasaan takut melihat kemarahan yang terpancar dimata pria itu. Bahkan mereka yang semula bergosip tentang Rowoon langsung duduk di kursi mereka masing-masing.
"Hapus!! " ucap Rowoon dingin. "Selagi aku masih memintamu dengan baik" Pandangan pria itu hanya tertuju pada gadis yang menatapnya takut. Senyuman yang dia berikan pada Rowoon tadi lenyap begitu saja.
"Apa maksudmu? " tanya Yeonwoo. Dapat dilihat jika gadis itu sangat ketakutan membuat suaranya bergetar. Dia berusaha mengalihkan pandangannya agar tidak menatap wajah Rowoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're The Only One
RomanceSeorang pria dengan IQ yang tinggi di tambah wajah yang tampan membuatnya menjadi pusat perhatian dimanapun dia berada. Bahkan semua kaum hawa menyukainya, termasuk Hyeyoon - gadis biasa dengan otak yang pas-pasan. Akankah pria yang menjadi cinta p...