17

533 69 16
                                    

Suara merdu Seongwoo menghiasi ruangan. Semua mata tertuju padanya. Menikmati setiap lirik yang terucap. Dengan alunan musik piano. Terdengar sangat menyatu dengannya. Pasti yang lainnya juga setuju jika suatu saat nanti dia akan menjadi idol.

Mata pria itu selalu tertuju pada satu wanita yang kini sedang menyemangati nya. Dia bahkan  tersenyum lebar saat mendengar Hyeyoon meneriaki namanya. Seakan gadis itu sedang memberikan cinta padanya. Dia sangat bahagia. Tapi rencana utamanya masih belum di mulai.

"Seongwoo kau yang terbaik" teriak Hyeyoon sambil bertepuk tangan. Dia sangat menikmati lagu yang sedang dinyanyikan Seongwoo walaupun sekarang kesadarannya mulai menghilang.

Hyeyoon mengalihkan pandangannya kepada seorang pria yang sedang mengobrol dengan teman-temannya. Entah apa yang dipikirkan olehnya, dia berjalan mendekati tempat duduk pria itu. Dengan langkah gontai. Untung saja Bora menahan tangannya, jika tidak pasti dia sudah mencium lantai saat ini.

"Kau mau kemana? " tanya Bora khawatir.

"Lepaskan. Aku baik-baik saja" jawab Hyeyoon sambil berusaha melepaskan genggaman Bora.

"Kau jawab dulu kau mau kemana"

"Aku ingin kesana. Ada hal yang ingin aku bicarakan padanya " Setelah itu Hyeyoon kembali melangkahkan tangannya. Sekarang tidak ada lagi yang menahannya, karena orang yang ingin dituju gadis itu adalah Rowoon. Mungkin saja dia akan meminta Rowoon mengantarnya pulang.

Zuho yang menyadari bahwa Hyeyoon sedang berjalan mendekati mereka, langsung mengode Rowoon untuk ikut melihat ke arah mana matanya tertuju.

"Pacarmu" ucap Zuho membuat Rowoon dan juga Taeyang melihat gadis yang terus berusaha mendekati mereka.

"Kau tidak ingin membantunya? " tanya Taeyang diiringi senyuman aneh Zuho. Menurut merema sangat menyenangkan bisa menggoda Rowoon, si pria dingin yang tidak pernah berinteraksi dengan perempuan.

"Kenapa aku harus membantunya? " tanya Rowoon dengan datar.

"Kau kan pacarnya. Tidak kasihan apa melihatnya seperti itu? Bahkan untuk berjalanpun susah. " balas Zuho.

"Jika kau kasihan, kau saja yang membantunya"

Saat Rowoon ingin mengambil gelasnya, tiba-tiba saja ada tangan yang mendahuluinya. Lalu kembali meletakkan gelas itu di atas meja. Tidak perlu di lihatpun Rowoon tahu itu tangan milik siapa. Apalagi melihat respon teman-temannya yang tertawa.

Hyeyoon memilih duduk di samping Rowoon. Menatap pria itu dari dekat dengan tangannya yang melingkar di lengan kekar pria itu. Rowoon yang merasa sedikit risih berusaha menjauhkan Hyeyoon darinya tapi sayangnya kekuatan Hyeyoon lebih besar saat dia sedang mabuk.

"Kau lihat pria yang disana? " ucap Hyeyoon sambil menunjuk ke arah panggung dimana Seongwoo berada. Tidak ada balasan apapun dari Rowoon, pria itu hanya terus berusaha melepaskan diri darinya.

"Dia adalah temanku. Teman terbaikku"

"Lalu apa hubungannya denganku? " Rowoon sekarang memilih untuk pasrah saja. Tidak ada gunanya dia membuang tenaganya hanya untuk melepaskan genggaman itu darinya. Dia tidak akan pernah berhasil. Mendorongnya? Sama saja itu membuktikan bahwa Rowoon tidak punya rasa simpati.

"Dia lebih baik darimu. Kau tau itu? "

Zuho dan Taeyang yang melihat interaksi manis mereka hanya bisa tertawa. Ini seperti drama gratis yang bisa di tonton secara langsung. Tidak mungkin mereka melewatkannya begitu saja.

"Terserah" jawab Rowoon singkat. Membuat Hyeyoon melepaskan tangannya dari lengan Rowoon dan berdiri di hadapan pria itu sambil menyentuh wajah Rowoon agar tetap menatapnya saja.

You're The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang