Gimana dengan cerita ini?Votenya jangan lupa yah author tunggu!
.
.
.
Langit menepikan motor sportnya diparkiran rumah, ia memasuki rumah dengan wajah menekuk karena kesal kepada Ane, ia masih mengingat betul dimana ia tergesa-gesa untuk berangkat sekolah karena kerjaan mommynya.
"Langit kenapa?" tanya Ane.
"Mommy yang kenapa, bisa-bisanya ngerjain Langit."
"Kamu marah ke Mommy? Niat Mommy baik loh biar kamu gak kesiangan lagi, gak capek apa setiap hari di hukum?" tanya Ane yang sekarang menghampiri anak kesayanganya dan mengelus-elus rambutnya.
"Yaudah Mommy minta maaf deh, bakal ditambahin lagi deh uang jajannya," Langit langsung berteriak karena senangnya.
"YES!" teriak Langit.
"Yang bener Mom? Makasih Mommy cantik." Langit mencium pipi Ane dan berlari ke kamarnya sedangkan Ane hanya menggelengkan kepalanya kenapa anaknya tumbuh seperti itu beda dengan Andre.
Langit hanya memakai baju santai dan celana pendek ia merebahkan tubuhnya dikasur miliknya dan memejamkan matanya untuk tidur.
"HWAA!" teriak Langit yang terkejut karena melihat Keano yang ikut-ikutan rebahan dikasurnya.
Wajah-wajah Langit yang senang uang jajannya ditambahin.
"Ih Bang Langit kenapa sih, kaget kayak gitu kayak ngeliat setan aja" seru Keano yang cemberut.
"Kamu setannya." tukas Langit.
"Dih dasar dari dulu sampe sekarang-"
"Gimana, makin gantengkan? Makin keren kan?" potong Langit yang menyombongkan dirinya sedangkan Keano hanya menatap Langit dengan tatapan aneh dan sedikit takut.
"Nambah gila dan jelek." celetuk Keano yang kemudian berlari keluar kamar Langit.
"KEANO!" teriak Langit yang kemudian turun menuju ruang keluarga.
Sudah sampai di meja keluarga Langit ditatap tajam oleh Ane dan Andre, ia bingung ada apa ini.
"Langit kamu itu dari dulu sama aja, selalu ngusilin Keano!" teriak Ane.
Langit hanya menatap mata Keano, mungkin anak itu mengaduh yang tidak-tidak pada kedua orang tuanya.
"Mommy yang cantik itu semua salah paham, jelas-jelas Keano datang dan ngerecokin Langit Mom." seru Langit.
"Udah Daddy ga percaya sama kamu," tukas Andre.
"Kalian tega, lebih percaya sama satu cecenguk itu daripada Langit anak kandung kalian." ujar Langit yang mendaramatisir.
"Ini keponakan kamu Langit, bukan cecenguk." seru Ane.
"Udalah Langit jadi malas." seru Langit yang kemudian duduk namun masih menampilkan ekspresi murungnya.
"Bang jangan marah dong," seru Keano.
"Bang Langit ganteng, keren, cool lagi." puji Keano yang kemudian memalingkan wajahnya dan berpura-pura memuntahkan sesuatu dari mulutnya
"Yang bener? Yaudah abang maafin." seru Langit.
"Btw nguk, lu tinggal disini sampai kapan?" tanya Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Random[ HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ] Ga tau mau ngetik apaan. Intinya dia bikin....