Holla, pa kabar? Dah semoga baik yahSkuylah vote dan comment.
.
.
.
Senin
Adalah hari yang sangat di benci oleh siswa/i karena harus melakukan kegiatan yang di agendakan oleh setiap sekolah di Indonesia yaitu melakukan upacara. Banyak sekali keluhan dan rengekan yang di dengar oleh gadis yang sedaritadi menunduk dan memainkan ujung sepatunya kepada tanah yang sengaja ia gesekan. Ia bingung harus melakukan hal apa disaat seperti ini, ia males dan bosan mendengarkan amanah Kepala Sekolah yang panjang dan berisi nasihat dan larangan yang semacamnya.
"Aqila, pura-pura sakit aja yuk? Kaki gue bisa keram kalo lama-lama berdiri dan dengerin ceramah dari Kepala Sekolah." keluh Fina yang mengajak Aqila.
Aqila menoleh kesamping dan terkekeh pelan, "Kalo sakit beneran gimana? Itu amanah bukan ceramah." koreksi Aqila.
Fina menatap malas Aqila yang tengah mengomentarinya. "Yaudah gue pura-pura pingsan aja nih, udah gak tahan lagi nih." seru Fina yang mengusap keringat yang dipelipis.
"Serah Fin, gue juga capek kali." seru Aqila yang kemudian menatap ke depan dan lebih memilih melihat kepala sekolah daripada melihat dan keluhan Fina.
"Ayok Aqila, pura-pura sakit aja yuk. Males nih," seru Fina.
"Gak ah, lo aja sana." tolak Aqila.
"Jahat lo,"
"Yaudah nih gue mau pura-pura pingsan. Tapi gue minta tolong lo yang hitung yah, dalam hitungan ke 3 Aqila." seru Fina.
"Siap yaudah buru-buru lo pingsannya," seru Aqila.
"Satu...."
"Dua...."
"Tiga...."
Brakkk...
Tepat sekali dalam hitungan ke tiga tubuh Fina sudah limbung ke tanah, Fina berhasil menarik perhatian anak PMR, sebentar lagi dia akan sadar. Anak PMR datang namun mereka telat karena sudah ada Galang yang menggendong ala brydal style untuk di bawa ke UKS. Apa kabar dengan Aqila? Gadis itu hanya melongo melihat Fina yang pura-pura pingsan dan yang kemudian melihat Galang menggendong tubuh Fina. Daebak ini benar-benar luar biasa.
"Temen pingsan bukannya ditolongin malah diem aja." seru seseorang.
Aqila menoleh ke samping dan ternyata itu Langit. Kesal bagi Aqila, kenapa cowok itu berpindah tempat dan mengisi barisan yang sebelumnya di isi oleh Fina. "Ngapain lo disitu? Pindah gak." seru Aqila yang menatap sinis ke Langit, apakah cowok itu lupa bahwa Aqila masih marah.
"Berak yah barislah berdiri disini, emang napa? Masalah buat lo?" tanya Langit yang tak mau kalah.
"Pindah sana, ngapain di samping gue." seru Aqila.
"Gak mau, gue udah disini. Kaki gue udah lengket." tolak Langit.
"Lo ngeselin banget sih, lo lupa kalo gue masih marah sama lo?"
"Iya, gue juga masih marah sama lo." seru Langit.
"Wle, kesel gue sama lo. Udah ah mau pindah tempat aja." seru Aqila yang menjulurkan lidahnya ke arah Langit, namun langkahnya di cegat oleh perkataan Langit, "Lo di kelilingi anak Pionix, hati-hati. Lebih baik lo disini." seru Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Random[ HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ] Ga tau mau ngetik apaan. Intinya dia bikin....