Chapter 13

2.2K 100 3
                                    

Hallo apa kabar guys? Kembali lagi dengan lapak ini.

Vote dan comment yah

.

.

.

   Langit mendengus kesal saat Keano tidur sekamar dengannya, kenapa anak itu selalu saja membuntuti.

   "Keano, oy bangun." seru Langit yang menoel-noel pipi Keano.

   "Apa sih bang? Ganggu aja." seru Keano yang membuka kedua matanya.

   "Gak sekolah?" tanya Langit.

   Keano melihat jam alarm dan ternyata menjunjukkan pukul 06.25. Segera anak kecil itu berlari ke toilet untuk mandi. Sedangkan Langit ia mengacir keluar kamar untuk membangunkan Aqila. Tapi pandangan Langit tertuju ke arah dapur.

   Ternyata benar Aqila sedang memasak di dapur, entalah memasak apa yang jelas ia tengah berhadapan dengan kompor dan bumbu dapur. Aqila terlihat bingung karena ia tidak pernah memasak sebelumnya.

   "Mau gue bantuin?" tanya Langit.

   "Hah? Yaudah sini lo bantuin gue." ketus Aqila.

   Langit berjalan menghampiri Aqila dan mulai mengupas bawang, dan kunyit. "Mau masak apa?" tanya Langit.

   "Ayam ungkep aja." jawab Aqila.

   Langit mengupas bawang, kunyit dan menyiapkan bumbu yang lain untuk di ulek menjadi satu.

   "Yakin mau lo ulek?" tanya Aqila yang menatap bingung, "Blender aja." lanjut Aqila.

    Akhirnya Langit memasukan rempah dan bumbu di wadah untuk di blender, pria itu hanya menunggu bumbunya sampai halus, ia terus memperhatikan Aqila yang mencuci ayam.

   "Ih jorok banget sih, jijik." seru Aqila yang terus mendumel.

   "Lucu." Langit menutup mulutnya, ia berkata seperti itu tanpa sadar.

   "Apa lo bilang barusan?" tanya Aqila.

   Langit terkekeh pelan dan menggelengkan kepalanya, "Lo salah denger." kata Langit.

   "Iya."

   Kemudian Langit mematikan blender dan memberikannya kepada Aqila, ia akhirnya membantu Aqila yang tengah membersihkan ayam dan merebut kendali.

   "Gue mau sekolah." celetuk Aqila.

   "Sekarang sampai besok jangan dulu, nanti Mommy marah kalo tau kita sekolah." seru Langit.

   "Gue bosen." seru Aqila.

   "Sore kita keluar." seru Langit yang melumuri bumbu yang halus ke ayam dan merebusnya.

   "Bang Langit!" teriak Keano yang berlari dan menyalami Aqila.

   "Mau kemana Keano?" tanya Aqila.

   "Mau sekolah kak, buruan udah telat." rengek Keano.

   "Liat jam, masih pukul berapa." ketus Langit.

   Keano mendengus kesal, ternyata Langit telah mengerjainya. Ini masih pagi menurut Keano.

   "Udah pagi aja bikin kesel, awas aja bang Langit." sewot Keano yang kemudian duduk di meja makan.

   Langit menggoreng ayamnya tanpa memperdulikan Keano yang sedaritadi mendumel dan menggerutu kesal. Aqila menghampiri Langit dan mencubit lengan pria itu.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang