Chapter 11

2.3K 121 21
                                    


   Holla, apa kabar semuanya? Semoga kalian dalam lindungan Yang di Atas yah, amin.

   Vote dan commentnya author tunggu yah, dan jangan lupa juga follow akun wattpad author ya.

  Mau gabung di grup Lesya dan Squel Lesya? Kalian bisa kepoi di Bio wp author yah dan kalin juga bisa chat di no dibawah ini.

   0881023467190

   Ok happy reading guys

.

.

.

  Hari ini adalah hari dimana Aqila dan Langit akan menikah, nampaknya keluarga Andre dan Anton sangat bahagia namun tidak dengan gadis yang berpakain gaun pengantin yang berdominan bewarna putih dengan wajah yang di ulas make up tengah melamun di kamarnya, lebih tepatnya kamar Langit. Pernikahan mereka diselenggarakan di rumah keluarga Langit.

    Aqila yah gadis itu sangat cantik di hari pernikahannya bak seperti putri kerajaan. Dia tersenyum kecut ketika harus menerima jalan takdirnya yang menurutnya aneh. Aqila memandangi bayangannya sendiri di kaca dan tersenyum.

   "Gue gak mau bikin keluarga kecewa, semangat Aqila," ujar Aqila yang memberia semangat kepada dirinya sendiri.

    🐸🐸🐸

     Langit sudah siap dengan jas hitamnya, hari ini ia akan menjadi suami dari seorang gadis yang bernama Aqila, sebenarnya ia ragu untuk menerima perjodohan ini namun entah apa yang membuatnya terdorong untuk menerimanya, sedaritadi ia berbolak-balik didepan kaca di kamar Ane, ia takut jika nervous nya akan membuat ketampanannya berkurang, ia tidak mau itu.

  Brak...

   "Curut makan Keano." latah Langit yang membuat Keano yang baru saja membuka pintu kamar Ane dengan paksa cemberut karena latah Langit yang menyinggungnya.

    Langit yang melihat Keano yang di dalam kamar Ane hanya mendengus kesal kenapa bocah itu mendobrak pintunya sampai terbuka, apakah Keano adalah keturunan samson. "Kenapa lo kesini nguk?" tanya Langit.

    Keano lagi-lagi menggrutu karena Langit harus bertanya kenapa? Rasanya Keano ingin sekali menampol wajah tampan yang dimilik pamannya itu, "Kata tante abang suruh ke bawah, daritadi abang di kamar terus sih," seru Keano.

   "Ok. Abang ke bawah, udah sana pergi abang mau siap-siap dulu" usir Langit.

   "Gak usah siap-siap lagi, kalo udah dari sononya burik mah burik aja." celetuk Keano yang memasang ekspresi lugu dan polosnya.

    Langit yang mendengarkan ocehan dari Keano hanya mengelus dadanya, ia butuh kesabaran untuk menghadapi sikap Keano. "KEANO!" teriak Langit yang membuat Keano refleks kabur dan berlari.

   "Tuh bocah ngeselin banget sih, kayak gue." ujar Langit tanpa sadar.

   "Langit. Kenapa kamu teriak? Dibawah ada banyak orang, bikin malu aja." semprot Ane yang entah kapan berdiri cantik di ambang pintu kamar.

   "Mom, Keano ngeselin banget tuh." aduh Langit.

   "Udah jangan banyak omong, sebentar lagi acara dimulai, sebaiknya kamu cepet turun kebawah." pintah Ane yang kemudian melenggang.

    Langit masih gemetaran, tak ingin di tunda-tunda, Langit segera turun kebawah dan menunggu pengantin perempuannya. Langit menuruni anak tangga dengan takjub ketika rumahnya disulap menjadi menarik dan bagus, dan banyak sekali orang itu semua adalah keluarga Anton dan keluarga Andre.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang