Chapter 17

1.9K 97 5
                                    


  Hallo guys apa kabar nih? Kalian rindu gak sama Langit?

   Jangan lupa vote dan comment yah.

.

.

.

Bugh...

   Satu pukulan mendarat di perut Aryo oleh Langit, membuat Aryo meringis kesakitan saat mendapatkan serangan.

   "Payah." decih Langit yang tersenyum remeh.

   "Maksud lo apa?" tanya Aryo yang tidak terima dengan perlakuan Langit.

   "Jangan sok bego lo, gue tau lo salah satu siswa berprestasi di sekolah ini. Tapi kenapa lo terlihat bego." ketus Langit.

   "Lo gak bosen berkali-kali cari masalah sama gue?" tanya Langit.

   "Gue gak cari masalah sama lo." seru Aryo.

   "Lo jauhi Aqila." seru Langit.

   "Hah, Aqila? Kenapa emang dia siapanya lo?" tanya Aryo.

   "Dia keponakan gue, dan gue gak terima kalo lo deketin dia." seru Langit.

Bugh...

   Langit memukul untuk yang kedua kalinya, tidak apa sekarang ia menjadi bahan tontonan yang terpenting hatinya lega karena sudah menghajar Aryo.

   "STOP!" teriak Pak Adit.

   "Langit, kamu bikin ulah lagi. Kemarin kamu habis ke BK sekarang kamu udah berani ngelanggar aturan sekolah lagi, dan kamu salah besar saat bermasalah dengan Ketua Osis." seru Pak Adit.

   "Yang Bapak liat baik belum tentu baik, manusia itu pintar bersembunyi diwajah polosnya. Dan manusia akan menutupinya dengan sepintar mungkin." seru Langit yang kemudian berlalu dan berjalan menuju Ruang BK.

   Saat di dalam Ruang BK, Langit sudah disuguhi pemandangan guru wanita dan guru laki-laki yang kini sedang menatapnya balik.

   "Duduk!" pintah Ibu Turi.

   Langit duduk dan hanya diam, ia sebenarnya malas jika harus berhadapan dengan dua penunggu ruang ini.

   "Kamu buat kesalahan apa lagi? Baru kemarin kamu ke Ruang BK karena masalah mengerjai guru dan sekarang kamu udah buat kesalahan lagi, astaga anak ini." seru Ibu Turi yang menggelengkan kepalanya.

   "Kamu jelaskan bagaimana masalah ini terjadi!" pintah Pak Dadang.

   "Males." jawab Langit. "Toh anda juga tidak akan percaya jika saya menceritakan kejadian yang sebenarnya, karena anda menganggap saya hanya sampah sekolah, jika ingin mengetahui semuanya coba bertanya ke Aryo Ketua Osis dan siswa yang berprestasi di sekolah ini." lanjut Langit yang kemudian keluar dari Ruang BK.

   Cowok itu berlari dan masuk kedalam kelasnya dengan perasaan kesal, karena dirinya selalu di cap sebagai sampah sekolah atau biang masalah.

   "Lo masuk ke BK?" tanya Aland.

   "Iya."

   "Udah, lo rileksin otak dan pikiran lo sekarang. Lo ngelakuin hal apapun pun sekolah gak akan percaya lagi sama kita-kita termasuk lo, karena disini kita dicap udah jelek. Lo yang sabar." seru Galang yang menepuk pundak Langit.

   "Semua akan terungkap, hanya menunggu waktu." seru Indra yang tersenyum.

   "Gue setuju." timpal Lucas.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang