Chapter 12

2.3K 113 5
                                    

  Hallo guys, apa kabar? Semoga baik yah.

Siapa yang kangen Langit? Yang kangen Aqila dan yang kangen Keano?

.

.

.

   Pagi ini, Aqila bangun dari tidurnya dan segera melangkah kan kakinya ke dapur untuk sarapan pagi. Aqila terkejut ketika melihat Langit yang tengah menggenggam telepon dan bercakap dengan seseorang, entahlah siapa itu. Aqila tak ambil pusing, dia melanjutkan langkahnya dan duduk di kursi, meja makan.

   "Lo gak masak?" tanya Aqila yang membuat Langit melotot tak percaya, disini yang ibu rumah tangga siapa pikir Langit.

   "Gak usah kaget, gue gak mahir masak." lanjut Aqila.

   "Lo istri gue sekarang, dan lo seharusnya bisa nyiapain sarapan pagi dan makan malam buat gue, bukannya nyuruh gue buat masak." tukas Langit.

   "Gue gak bisa masak." tukas Aqila.

   "Kali ini gue yang masak. Besok gue gak mau tau lo yang masak, kalo gak gue akan ngelakuin sesuatu ke lo." ancam Langit.

   Aqila mengerutkan kening, kenapa pria itu sangat menuntutnya, "Ancaman lo." seru Aqila.

    Kemudian Langit mengambil telur dan nasi. Nampaknya Langit membuat nasi goreng. Langit memasak dengan serius terkadang ia mencuri-curi pandang kepada Aqila yang tengah memejamkan matanya dan bersender di kursi.

   "Mommy nyuruh buat kita datang ke kafe." seru Langit.

"Hmmm,"

   "Setelah makan, lo langsung mandi dan siap-siap untuk ke kafe." ujar Langit.

   "Iya. Tanpa lo suruh juga, gue tau." ketus Aqila.

     Langit meletakan dua piring yang berisi nasi goreng, dengan cepat Aqila segera menyantapnya tanpa menunggu Langit, sungguh istri durhaka kepada suaminya.

   "Dimana-mana istri itu nunggu suaminya." ketus Langit yang kemudian duduk di depan Aqila, yang membuat keduanya saling berhadapan.

   "Gue laper." seru Aqila yang menatap Langit dengan kesal.

   "Lo jadi cewek gak ada anggun-anggunnya." sarkas Langit.

   "Komentar aja lo, buruan makan." ujar Aqila yang kemudian melanjutkan aksi lahapnya.

    Sedangkan Langit hanya menatapnya heran, kenapa Aqila jadi berubah seperti ini. Yang dia kenal Aqila orangnya tidak seberani ini. "Lo kenapa sih ngelitain gue melulu? Baru nyadar kalo gue cantik." tanya Aqila yang membuat Langit menatap sinis.

   Keduanya sibuk pada dunianya masing-masing, Aqila hanya menatap pria itu dengan tatapan sinis. Kenapa ia sejengkel ini terhadap Langit.

   "Cepet makannya, lelet amat." seru Langit yang kemudian berdiri dan meletakan piring di dapur.

  Kemudian pria itu melenggang masuk ke kamarnya dan langsung menjalankan ritual mandinya. Sedangkan Aqila masih saja melahap nasinya. Setelah beberapa menit Aqila langsung mengacir ke kamarnya dan bersih-bersih.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang