Chapter 15

2.1K 111 5
                                    

   Hallo readers, klik bintang jangan lupa dan comment juga yah yang sebanyak-banyaknya.

.

.

.

   Pagi ini Aqila dan Langit sudah siap dengan seragam sekolahnya, yang menjadi masalah ada Keano yang masih merengek entah karena apa.

   "Eh cecenguk lu kenapa?" tanya Langit.

   "Anterin Keano yah bang Langit. Please!" seru Keano.

   "Asal lu kasih abang duit, gimana?" tanya Langit.

   "Gak mau, nanti uang saku Keano kurang dong." seru Keano.

   "Yaudah kalo gak mau." seru Langit.

   "Eh, iy-ya deh nanti Keano bakal kasih duit buat abang." seru Keano.

   "Nah gitu dong, ini kan baru keponakan abang yang paling ganteng." puji Langit.

   "Ngaku Keano keponakan kalo di kasih duit doang, coba kalo Keano gak kasih duit mana mau abang ngaku kalo Keano itu keponakan abang, malah di Keano dianggap setan." cibir Keano yang menatap Langit.

   "Hahaha tau aja lu nguk." gurau Langit yang tertawa.

   Sedangkan Aqila hanya tertawa pelan melihat pertengkaran kecil antara Langit dan Keano, pasalnya kedua lelaki itu selalu saja bertengkar.

   "Makan dulu baru ngomong." nasihat Aqila.

   "Siap Kak Aqila yang cantik." seru Keano.

    Mereka melanjutkan acara makan, dan kemudian bersiap-siap untuk masuk ke mobil. Setelah siap mereka masuk ke mobil dan Langit melajukan dengan kecepatan sedang.

   Disepanjang perjalanan menuju sekolah Keano, mereka terkekeh pasal Keano yang menobrol tentang pengalaman terlucu waktu di sekolahnya.

   "Terus Keano milih yang mana?" tanya Aqila.

   "Aku gak pilih mereka Kak, karena mereka itu macarin aku karena kegantengan aku yang tingkat tinggi." seru Keano.

   "Pede banget lu nguk." seru Langit.

   "Orang burik iri." celetuk Keano yang membuat Aqila tertawa.

  "Wah nyepele awas aja, ok bakal abang buktiin." seru Langit.

   "Buktiin bang kalo bisa."

   "Udah, kalian berdua gelut terus." lerai Aqila.

   "Terus Keano milih siapa kalo bukan mereka?" lanjut Aqila yang tertarik dengan obrolan Keano, pasalnya lucu sekali bocah sekecil itu sudah mengerti apa itu cinta.

   "Keano pilih Kak Aqila aja." celetuk Keano.

Pinter juga sih cecenguk milih orang cantik* batin Langit

   "Aduh, Keano bisa aja deh. Hahaha...." Aqila tertawa, Keano sangat lucu.

   Mobil berhenti didepan sekolah, kemudian Keano bersalaman dengan Aqila dan Langit.

  "Abang ingetin, mana duitnya?" tanya Langit.

   "Percuma dong Keano ngobrol panjang kali lebar buat abang Langit biar lupa." seru Keano yang menepuk jidat.

   "Gak bakal lupa, orang udah abang catat di kertas ini." seru Langit yang memperlihatkan secarik kertas dan benar saja ia menuliskan pertnyataan Keano yang akan memberikannya duit, sial bagi  Keano.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang