Chapter 16

2K 96 2
                                    

   Hi, apa kabar semua?

Siapa yang kangen Langit, Aqila dan Keano? Komen di kolom komentar yah guys.

    Follow my account wattpad, ok?

.

.

.

   Aqila sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk makan malam, pasalnya ini adalah hal pertama kali memasak dan menyiapkan makanan seperti ini. Tampaknya ia sangat lelah sudah jelas dari keringat yang bercucuran di pelipisnya. Makan malam ini sangat sederhana, karena Aqila hanya memasak sayur asam dengan lauk tempe dan tahu dan jangan lupa sambel yang pedas.

   Setelah selesai memasak, Aqila menghidangkan makanan di meja makan setelah itu dan kemudian ia mencari Keano.

   "Keano, makan malam dulu yah." seru Aqila yang menuntun Keano.

   "Siap Kak Aqila."

   Keano duduk di kursi, tetapi Aqila mencari sosok Langit yang entah dimana, "Keano disini dulu yah, Kak Aqila mau nyusul bang Langit dulu." seru Aqila.

   Aqila menghampiri cowok gila itu, tapi ia bingung saat melihat Langit yang tampil rapi seperti ingin keluar rumah. "Lo gak makan malam?" tanya Aqila yang menyerngit heran.

   "Gue makan malam di rumah Galang." jawab Langit.

Capek-capek Gue masak dan sekarang lo malahan makan di rumah orang, sabar Aqila* batin Aqila

   "Oh." Aqila kemudian melenggang pergi dan menghampiri Keano.

   Sedangkan Langit menatap heran ke Aqila, kenapa cewek itu terlihat aneh.

   "Keano makan yang banyak yah, mau pake sambel gak?" tanya Aqila.

  "Gak ah Kak, pedes." seru Keano yang melahap habis makanan yang dibuat oleh Aqila.

   Sedangkan Aqila melanjutkan aksi makannya, ia kesal kepada cowok itu. Aqila hanya diam saat Langit menghampiri di meja makan.

   "Bang Langit gak makan malam?" tanya Keano.

   "Gak nguk." jawab Langit.

   "Udah Keano lanjutin makannya setelah itu tidur di kamar yah, besok Keano harus bangun pagi." seri Aqila.

   Keano mengangguk paham kemudian bocah itu kembali ke kamar setelah selesai makan. Sedangkan di meja makan hanya ada Aqila dan Langit.

   "Kenapa lo masih ada disini? Bukannya lo mau makan malam di rumahnya Galang." tanya Aqila tanpa menatap Langit.

   "Gue lupa." seru Langit yang kemudian keluar dari rumah dan on the way.

   Sedangkan Aqila dia menatap langit-langit di ruang kelurga, rasanya kesal dan campur aduk saat menghadapi sikap Langit. Air matanya keluar dan manik matanya melemah.

   "Semua cowok sama yah, bikin baper setelah itu di jatuhin serendah-rendahnyan." celetuk Aqila.

   Aqila tak ambil pusing, ia merapihakan piring dan sendok bekas makan mereka. Setelah selesai ia membuka kulkas, ternyata persedian makanan dan bahan-bahan untuk masak menipis. Ia mengambil uang dan jaket untuk keluar rumah lebih tepatnya belanja di Supermarket.

   Di perjalanan, Aqila hanya menatap jalanan yang lurus ia bersikap bodo amat saat banyak anak muda yang se-usianya menggodanya. Ia tersenyum saat tiba di depan Supermarket, setelah itu ia masuk dan keliling untuk mencari bahan dan makanan untuk sehari-hari. Ia membuka list belanjaan dan mengambil troli. Setelah itu ia mengambil beberapa bumbu-bumbu, buah-buahan, sayur-sayuran, ciki-cikian, minuman kaleng maupun botol.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang