Chapter 31

1.5K 81 16
                                    


   Hallo guys!

Ada yang kangen Langit?

Ada yang rindu sama Aqila?

Kalo sama Keano gimana?

    Yuk langsung aja klik bintang yah dan comment juga, sekarang ok!

.

.

.

    Setelah selesai membereskan semuanya, anak PIONIX bersantai di samping lapangan. Mereka tersenyum, dalam sekejap jajanan milik mereka habis tak tersiksa.

    Langit, Galang dan Aland datang membagikan sebotol aqua pada anak PIONIX. Mereka meneguk habis minuman itu, rasanya sangat lelah ternyata menjadil penjual pikir mereka.

    "Gue gak nyangka jualan kita bakal laris gini." seru Lucas yang tentunya sangat senang.

    "Sama gue juga." timpal Tio.

    "Ini semua berkat kita semua, ow iya uangnya kita kumpulin aja dulu dan besok kita akan tentuin buat digunain untuk apa." seru Langit.

    "Siap." seru Galang.

    "Muka gue gimana, masih glowing kan?" tanya Lucas pada Satria.

    "Glowing matamu." timpal Aqila yang menatap Lucas dengan malas.

    "Bini lo sensi melulu sih Lang kalo sama gue." seru Lucas pada Langit.

    Langit terkekeh pelan, "Bukan bini gue aja yang sensi sama lo, bahkan gue sama yang lainnya juga sensi sama lo Cas." balas Langit.

    "Anjing lo semua." dumel Lucas.

    "Muka lo Cas, rasanya mau gue raut dan gue taruh ke tong sampah." seru Setya.

    "Lo kira muka gue daun apa?" tanya Lucas.

    "Muka lo bukan daun, melainkan tumbuhan yang mematikan." timpal Raka yang di setujui oleh Tio.

    "Sekate-kate lo kalo ngatain gue." seru Lucas yang mengusap dadanya pelan.

    "Lo semua rasanya kayak odadingnya Mang Oleh tau gak. Rasanya anjing banget...." seru Lucas.

    "Seperti anda menjadi ironmen." sambung Langit.

    "Eh ini kan free yah? Bolos skuy." ajak Langit.

    Semuanya mengangguk dan keluar dari belakang sekolah begitupun dengan Aqila dan Fina. Mereka ikut karena Langit dan Galang memaksanya.

    Motor mereka melaju dengan kecepatan sedang, posisi paling terdepan di kawal oleh Langit yang membonceng Aqila dan posisi yang kedua ada Galang yang membonceng Fina dan Aland yang di sebelah Galang, dan lainnya di belakang Galang dan Aland.

    Motor mereka berhenti di sebuah kawasan kebun teh, tempat yang di inginkan oleh Aqila dan Fina.

    Langit merangkul Aqila untuk berjalan bersampingan, namun Fina yang terus emosi jika menghadapi Galang. Dan yang lainnya hanya menjadi nyamuk.

    "Sabar kita jadi nyamuk doang." seru Lucas.

    "Bener tuh," timpal Aland.

    "Udah yuk tinggalin mereka aja, mungkin mereka mau mesra-mesraan." ajak Tio yang di angguki Raka dan Gian.

    "Baek-baek lo sama Fina, awas Gal Fina galaknya luar biasa." seru Satria.

    "Sekali lagi lo ngomong kayak gitu, gue sumpel mulut lo pake sempaknya Galang." ketus Fina.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang