Chapter 8

2.4K 106 2
                                    


  Hallo apa kabar? Semoga baik-baik aja yah
Berdoa terus semoga Wabah cepat hilang. Social distancing author bingung buat beli kuotanya dimana.

.

.

.

  Kring...kring...kring

   Bel pulang sudah berbunyi yang menggema di seluruh gedung sekolah, karena freeclass membuat  pulang sekolah di cepatkan. Seluruh siswa/i berhamburan keluar kelas.

   "Mau bareng gak?"tanya Fina

   "Gak usah Fin." tolak Aqila

   "Yaudah gue duluan yah,"

   "Hati-hati Fin." seru Aqila.

    Aqila memasukan pulpen dan bukunya ke dalam tas, ia mencari sesuatu di kolong meja namun ternyata ia malah mendapatkan cokelat dan bunga mewar putih, Aqila bingung apakah benda ini sudah ada disini sebelum ia duduk dimeja ini. Aqila justru membuangnya kedalam tong sampah yang ada dikelasnya dan berlalu keluar dari kelas.
    Aqila mempercepat langkahnya karena panggilan alam yang tiba-tiba, ia menghela nafasnya sudah membuang hajatnya dan dia berjalan seperti biasa karena keadaan sekolah juga semakin sepi.

   Brak...

    Aqila terjungkal karena seseorang menabraknya membuat Aqila kesal, Aqila bangkit dan mengurungkan niatnya untuk memarahi penabrak karena dia adalah Langit.

   "Gue tunggu diparkiran, kita baru ke butik." seru Langit.

   "Tapi...."

   Lagi-lagi Aqila disela oleh cowok itu, Langit pergi meninggalkan Aqila.

   "Gue kan belum sempet ngomong, kok dia malah pergi sih."gerutu Aqila.

   Aqila melanjutkan perjalanannya tidak ada gunanya juga menolak ajakan Langit karena ia ingat jika dua hari lagi dia menikah dengan Langit. Ia akan menjadi seorang istri. Aqila menuju parkiran dan benar saja ada Langit yang menunggunya.

   "Buruan naik." seru Langit.

    Aqila menaiki motor milik Langit dan memilih diam. Langit melajukan motornya dengan kecepatan sedang menuju butik milik tantenya Langit.

Ciut...

   Aqila segera turun dari mobilnya dan membuntuti Langit yang memasuki butik yang besar.

   "Langit," sapa seorang perempuan yang berlari dan memeluk Langit.

   "Tante apa kabar? Idah lama gak ketemu." seru Langit yang tersenyum.

    "Baik Langit, kamu juga baik kan? Oh iya ini calon istri kamu yah? Cantik juga cocok sama kamu." pujinya yang membuat senyum Aqila terbit.

   "Iya Tan, Langit baik kok dan ini calon istri Langit, kenalin namanya Aqila tan." seru Langit.

   "Arum, panggil aja tante yah Aqila."

   "Ok tan." seru Aqila yang tersenyum.

   "Yaudah tunggu tante mau ngambil beberapa baju buat kalian."

    Arum kembali ke tempat pribadinya sedangkan Langit dan Aqila hanya berdiam di tempat tunggu. Pandangan Aqila tertuju pada satu dress yang tampak simpel menurutnya, ia tersenyum mungkin suatu saat dia akan kembali ke butik ini dan membeli dress itu.

   "Ini bajunya, kalian coba yah cocok yang mana?" seru Arum.

   Aqila dan Langit menuju ruang ganti yang berbeda, Langit memakai jas sangatlah tampan dan beribawa. Aqila keluar dengan wajah kikuk dia sangat cantik dengan dibalut oleh baju pengantinnya yang bewarna putih dengan campuram batik.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang