Chapter 4

2.9K 146 2
                                    


  Holla, apa kabar? Semoga kalian baik-baik aja yah selalu sehat.

  Jaga kesehatan jangan sampai tertular dan menularkan.

.

.

.

  Brak...

   Pintu rooftop terbuka membuat mata Langit terbuka lebar ia menyerngitkan alisnya ketika anak Pionix mendatanginya.

   "Lo ketinggalan kabar, pagi lo kemana aja?" tanya Galang yang duduk disamping Langit.

  Anak Pionix duduk dan berkerumun, kekeluargaan akan terasa jika mereka saling bercanda ria dan tertawa bersama.

   "Kabar apa?" tanya Langit.

   "Anak baru." jawab Gian yang mengunyah kacang bungkus yang dia beli di warjok.

   "Terus?" tanya Langit.

   "Kok lo gak kaget sih, Lang? Gak seru nih." seru Aland.

   "Lagi malas hari ini." jawab Langit.

   "Ayuk samperin anak baru biar malas lo hilang, gue jamin lo bakal terpesona liat dia." seru Galang.

   "Udah ayuk buruan." ujar Aland yang kemudian menarik tangan Langit dan membawanya ke kelas anak baru itu.

   Anak Pionix berjalan dengan wajah coolnya membuat siswi berteriak histeris apalagi Aland yang membalas sapaan mereka membuat siswi seketika lemas dan tergila-gila padanya.
   Mereka sampai di kelas 11 MIPA 1, se-isi kelas terkejut ketika anak Pionix datang. Mereka takut dan memilih keluar. Anak Pionix berjalan menuju bangku pojok yang kini diduduki oleh dua perempuan.

   "Aqila," sapa Galang yang melambaikan tangannya dan mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum.

   "Hi."

   "Kenapa?" tanya Aqila.

   Mereka diam dan memilih duduk dan pandangan beralih pada Langit yang kini menatap Aqila dengan tatapan yang aneh.

   "Gimana, Lang? Cantik?" tanya Aland pada Langit.

   "Murahan." celetuk Langit.

  🐸🐸🐸

    Aqila dan Fina menatap bingung ketika se-isi kelas keluar ia hanya menyerngit bingung, namun beberapa detik kemudian anak Pionix datang menghampirinya.
    Aqila hanya berdoa semoga Aqila tidak diapa-apa kan oleh mereka.

   "Aqila." sapa Galang yah Aqila sudah mengetahui mereka karena Fina menunjukan foto anak Pionix dan menceritkan tentang orang-orangnya

   "Hi." Aqila hanya perlu bersikap baik didepan pria bergombrol ini, ia membalasnya dan tersenyum

   "Kenapa?" tanya Aqila yang menatap mereka bingung.

   Mata Aqila mengikuti arah pandang mereka yang kini tertuju pada Langit yang tengah menatapnya aneh, tatapan yang sulit diartikan oleh Aqila.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang