Kembali lagi dengan author yang gila kayak siapa yah, entalah bacot.
Ok langsung vote dan comment aja jangan pake cara mikir-mikir segala. Yang silent readers mucul yuk..
.
.
Setelah pulang dari kafe Aqila terus melamun karena perjodohan, apakah dia berjodoh dengan Langit rasanya tidak, bahkan Langit bukanlah tipe Aqila.
"Sayang maafin Mama yah, kamu pasti sedih yah." Aqila tersenyum.
"Gak kok Ma." ujar Aqila.
Aqila akan membenci dirinya jika membuat orang tuanya kecewa. Sudah cukup pengorbanan orang tuanya selama ini, mungkin cara ini akan membalas dan berkorban untuk keluarganya.
"Sekali lagi Mama minta maaf, ini karena perusahaan Papah yang kacau dan butuh dana makanya dia meminta bantuan ke Andre dan dia minta anaknya untuk dijodohin dengan kamu." seru Sella yang memeluk Aqila.
Jadi perjodohan ini karena bisnis, Aqila hanya perlu bersabar mengapa jalan hidupnya seperti ini. Dia membalas pelukan dari Sella dan tersenyum hangat.
"Mama istirahat yah, Aqila gak pa-pa kok."
Sella mengecup dikening Aqila dan keluar dari kamar Aqila.
"Hiks... hiks... hiks kenapa jadi gini?" Aqila menangis sebenarnya dia sangat keberatan jika harus dijodohkan dengan Langit karena Aqila membenci cowok itu tapi karena keluarganya Aqila menyetujuinya.
🐸🐸🐸
"Dad kok gak ngomong sih kalo Langit dijodohin?" tanya Langit.
"Suprise!" teriak Andre.
"Kalo Daddy kamu ngomong dari kemarin takutnya kamu gak setuju dan gak datang di acara makan malam." jawab Ane.
"Kamu kenal sama Aqila?" tanya Ane.
"Dia anak baru Mom disekolah." jawab Langit.
"Kamu terima perjodohan ini karena atas dasar apa?" tanya Andre yang tersenyum.
Langit tidak menjawab ia tidak akan memberitahunya jika dia memberikan alasannya maka uang jajannya akan ditarik oleh Ane, Langit tidak ingin hal itu terjadi.
"Gak tau." jawab Langit acuh.
"Tan, perjodohan itu apa?" tanya Keano.
"Mau tau aja lu curut." tukas Langit.
"Langit inget, Keano keponakan kamu!" ingat Andre.
"Waktu makan di kafe ada cewek cantik yah Tan, yang duduk didepan bang Langit itu namanya siapa?" tanya Keano.
Langit hanya membulatkan matanya, keponakannya sudah tahu mana yang cantik mana yang burik.
"Keano kamu belajar dari siapa?" tanya Andre yang menggelengkan kepalanya.
"Bang Langit." jawab Keano.
"Heh bang Langit belum pernah ngajarin kek gituan nguk." seru Langit yang membantah penuturan Keano.
"Kalian berdua sama aja." tukas Ane.
"Udah malam tidur yah."
Langit hanya menghela nafasnya dan mengakhiri debat antara dirinya dan Keano, lagi-lagi Keano menyeret namanya. Langit merebahkan tubuhnya dan apakah dia benar memutuskan untuk menerima perjodohan dengan Aqila.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Random[ HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ] Ga tau mau ngetik apaan. Intinya dia bikin....