4. tujuan?

127 20 6
                                    

"ya gua pingin ketemu elo makanya gua ke kampus" ujar yura tersenyum, yugyeom menoleh ke yura

"gua gak kenal lo siapa jadi lo pergi sekarang" ujar yugyeom dingin

"gua yura..." ucap yura

"oke yura bisa lo pergi dari hadapan gua" ujar yugyeom penuh penekanan

"gak bisa... Kita makan yuk, laper tau jam makan siang udah lewat gua belum makan" ujar yura dengan puppy eyes nya

"gua gak laper pergi sana lo sendiri" ujar yugyeom ingin melangkah meninggalkan yura, tapi yura keburu pegang tangan yugyeom

"tunggu geh, gua denger sesuatu" yura mendekatkan telinganya ke perut yugyeom dan cekikikan setelah mendengar cacing di perut nya yugyeom minta asupan

"lo gak bisa bohong, perut lo protes tuh, ayok kita makan" ucap yura

"gua gak laper"

"ihh keras kepala, ayok kita makan dulu" yura menarik tangan yugyeom keluar dari area kampus

****

"lo mau pesen apa?" tanya yura

"basing" yura hanya mengangguk dan memesan pesanan mereka berdua

Yura memperhatikan yugyeom dengan senyuman yang mengembang di bibirnya

"gyeom coba lo senyum, kayaknya kadar kegantengan lo lebih meningkat" ujar yura, yugyeom hanya menaikan salah satu alisnya

"iya coba tarik sudut bibir lo ke atas"

"gua lupa caranya senyum, dan lo? apa tujuan lo ngikutin gua" seru yugyeom dingin

"akh... Akhirnya makanannya dateng, gyeom makan dulu, baru nanti gua jawab" yura mengalihkan pembicaraan dengan makanan yang baru saja dateng, ya yura emang sengaja agar ia masih bisa berlama-lama dengan yugyeom.

Mereka makan dengan keadaan hening, setelah selesai yugyeom langsung mempertanyakan lagi tujuan yura mengikutinya.

"apa tujuan lo"

"buset gua aja baru kelar makan udah ditanya aja" ujar yura meminum minuman yang ia pesan

"cepetan jawab"

"sabar dulu ngapa, napas dulu gua" yura memang sengaja menjeda ia menjawab pertanyaan yugyeom

'emang dia gak napas, aneh!' batin yugyeom

"ck.. "

Yugyeom jengah ngeliat yura malah mainan hp nya bukannya menjawab pertanyaan nya.

"bisa jawab sekarang! gua ada urusan abis ini" ucap yugyeom

"eoh iya lupa hehe" yugyeom hanya memutar bola matanya jengah

"kalo lo ada urusan hari ini, mending besok aja gua jelasinnya" seru yura tak luput dari senyumnya menatap yugyeom yang ada di depannya

"gua peringatin sekarang, jangan temuin gua lagi di kampus, ini terakhir kita ketemu, gua juga udah gak tertarik tentang tujuan lo" ujar yugyeom meninggalkan yura sendiri di kafe

"huftt tu cowok dingin banget sih, kalo dia punya pacar gimana coba, apa ya cewek nya betah sama dia, sikapnya cuek banget astaga, baru nemu gua cowok kek begitu" ujar yura setelah yugyeom pergi dari kafe, yura membuang nafasnya kasar

****

"joy... Ayok temenin gua ke tempat mak lili gua pengen nanya kenapa jodoh gue dingin gitu, gua gak kuat huaaa" yaa sekarang yura lagi curhat sama joy atas kejadian tadi di kampus terus sama yang di kafe

"gak... Gua gak mau nemenin" peringat joy

"ihh joy ayoklah sekali ini ajaa yayaya" ujar yura memohon

"yura lo itu cuman di tipu sama peramal cinta itu, dan yang lo ketemu sama cowok dingin itu cuman kebetulan, gak ada sangkut pautnya sama yang di ramalin tu si peramal" tegas joy

"ihh joy lu mah, yaudh lah gua sendiri aja"

"ra gua udah peringatin lo ya, kalo nanti ada kejadian tentang peramal itu penipu, lo gak usah nangis-nangis sama gua" ucap joy

"iya iya lo sama kek seulgi wendy, kagak ngedukung gua buat berjuang cari jodoh" seru yura berlalu keluar apartemen

"yura yura lo cantik, punya segalanya, cowok-cowok pada ngantri buat jadi pacar lo, banyak yang ngegebet tapi sayangnya gak di notice sama lo, jalan pikir otak lo kemana lah percaya sama ramalan, sekarang malah ngejer-ngejer cowok dingin, gak ngerti lagi gua sama jalan pikir lo ra" oceh joy setelah yura pergi dari apartemen

****

"hoho kamu lagi, apa sudah ketemu dengan jodohmu"

"belum yakin si mak, tapi sih saya yakin kalo dia jodoh saya, tapi sikapnya itu loh mak gak tahan saya dingin betul jutek" cerita yura

"hohoho kamu sabar saja, dia akan luluh sama kamu, kamu deketin saja dia terus"

"apa mak gak bisa rubah sikap dia?" tanya yura polosnya

"hoho saya hanya meramal bukan dukun"

'eh bukannya 11 12 yah peramal sama dukun' batin yura

"oo oke mak saya permisi dulu"

"hohoho kamu harus perhatian sama dia" ucap mak lili sebelum yura benar-benar pergi

"eh... "










Vote and comen

[2] Ramalan Cinta? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang