Setelah perbincangan panjang dengan ayahnya, yura diberi kesempatan untuk memikirkan kembali tentang pembatalan perjodohan itu.
Sekarang ia sudah kembali ke apartemen nya dengan perasaan berkecamuk. Bahkan pria yang akan dijodoh kan padanya sudah berbicara pada ayahnya, tapi ayah masih saja bersikeras untuk mempertahankan perjodohan ini.
Yura belum menghubungi yugyeom sama sekali, ia hanya membaca chat spam yang dikirimnya.
Malam ini yura mencoba menelpon yugyeom setelah dirinya siap untuk bertemu.
'.......'
'aku gpp, kamu bisa ke apartemen aku sekarang?'
'.......'
'aku tunggu'
Yura mematikan telponnya. Setelah nya ia berpikir apa ia harus cerita tentang masalah perjodohan ini ke yugyeom, ia masih belum siap untuk menceritakan nya lalu bagaimana reaksi yugyeom padanya.
Tak lama terdengar bel apartemen berbunyi, sudah dipastikan itu yugyeom. Yura beranjak dari duduknya dan membukakan pintunya.
Terlihat lah yugyeom dengan wajah khawatir nya.
"ra kamu kenapa? Mata kamu bengkak kamu abis nangis?" tanyanya pada yura
"masuk dulu gyeom" yugyeom pun masuk mengikuti yura yang kembali duduk di sofa
"cerita sama aku ada apa??" yugyeom mulai mengitrogasi yura
Tapi yura belum menjawab ia masih melihat wajah yugyeom yang khawatir akan dirinya, ia merasa tak tega jika bilang tentang perjodohan nya.
Yura mendekat ke yugyeom, ia mencoba memeluk yugyeom, sekarang ia butuh sandaran untuk masalahnya, ia hanya ingin menenangkan pikirannya dulu dengan cara memeluk yugyeom.
Yugyeom sedikit terkejut karna tiba-tiba yura memeluknya, menyandarkan kepala di dada bidangnya.
Yugyeom menghela nafas, ia tahan pertanyaan yang ada di pikiran nya. Ia mencoba untuk menenangkan yura terlebih dahulu karna mungkin saat ini yura butuh seseorang yang bisa menguatkannya.
Yugyeom mendengar isakan dan merasa kaos yang dipakai nya basah, ia merasa tak tega pada yura, sebenernya ada apa dengannya? Yugyeom hanya bisa mengelus punggungnya agar yura merasa nyaman bersamanya.
Sudah 2 jam semenjak yugyeom datang ke apartemen yura. Yura lelah menangis jadi ia malah tertidur di pelukan yugyeom, dan yugyeom sudah memindahkan yura di kamarnya.
"kamu ada masalah apa sayang? Kenapa kamu jadi gini, masalah apa yang membuat kamu menangis sampai terisak seperti tadi" gumam yugyeom saat melihat yura tertidur dengan sesekali mengerutkan dahinya.
Yugyeom menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah cantik yura, ia sentuh mata nya yang terlihat berkantung itu, ia kecup kedua matanya. Lama-kelamaan yugyeom ikut terlelap juga bersama yura dengan posisi duduk bersandar di sandaran ranjang sambil tangannya tetap mengelus rambut yura, agar yura bisa tidur dengan nyenyak.
****
Sinar matahari yang masuk dari cela-cela jendela yang menyengat membuat yura mengerjab-ngerjabkan matanya yang terasa berat itu. Setelah yura membuka matanya ia melihat yugyeom yang tertidur di sandaran ranjang.
"pasti gak enak tidur kayak gitu"
yura berniat untuk merebahkan yugyeom di kasurnya, setelah ia rebahkan, yura menatap wajah yugyeom yang tampan itu, ia sentuh hidung mancung nya dengan jari telunjuknya.
"maaf"
Yura dengan berani mengecup bibir yugyeom yang sedari tadi menggodanya.
'cup'
Saat yura ingin melepaskan kecupannya, ada tangan yang menahan tengkuknya dan saat itu yura terkejut karna yugyeom sudah bangun dari tidurnya, tetapi yugyeom masih menutup matanya. Tengkuk yura terdorong lebih dekat dan saat itu yugyeom mulai melumat bibirnya yura. Yura mulai menutup matanya, menikmati setiap lumatan yang diberikan yugyeom padanya.
Tak lama yugyeom melepaskan tautannya, membuka mata dan langsung menatap yura di depannya dengan jarak yang begitu dekat.
"bisa cerita ke aku sekarang?" tanya yugyeom mulai duduk dari tidurnya
"em aku mau buat sarapan buat kamu dulu ya" yura mulai beranjak dari ranjangnya, ia tak sanggup untuk menceritakan nya, makanya ia alihkan pembicaraan.
Tapi yugyeom tak mengizinkan yura beranjak dari ranjangnya, ia menahan lengan yura.
"ayo kita cari penyelesaian masalah yang kamu hadapi, kamu jangan lari semakin jauh, masalah itu gak akan pernah selesai kalau kamu sendiri ngehindar, aku tau kamu, kamu gak akan sesedih semalam kalau cuman masalah kecil, kamu gak sendiri ra, ada aku disini, kita cari solusi bareng-bareng" ucap yugyeom mencoba meyakinkan yura
Yura menunduk ia tak berani menatap yugyeom, apa yang dikatakan yugyeom benar, yugyeom sebagai pacarnya juga harus tau tentang perjodohan ini, yura mau bersama yugyeom.
"gyeom a-ku dijodo-hin sa-ma ayah" yura masih menunduk tidak berani melihat reaksi yugyeom seperti apa
Sementara yugyeom masih mencerna omongan yura 'dijodohin'
"aku juga gak tau kenapa ayah ngejodohin aku, kemarin aku disuruh pulang buat membicarakan masalah ini gyeom" yura masih tidak berani
Tangan kanan yugyeom sudah mengepal, dan pegangan tangannya di lengan yura mulai melonggar, yugyeom mencoba meredam amarahnya.
"kamu mau?" yugyeom sebisa mungkin mencoba tenang, ia tak mau kehilangan yura saat ini saat dimana hanya yura yang mampu mendekatinya, ia tak sanggup jika mendengar yura setuju dengan perjodohan itu.
Yura mendongak menatap langsung ke manik yugyeom yang sekarang sedang menatap nya intens.
Yura langsung menggelengkan kepalanya.
"aku gak mau, aku mau kamu gyeom, aku sayangnya sama kamu" ucap yura mulai berkaca-kaca
"siapa yang ayah jodohin ke kamu?"
"jung-kook, dia juga kaget kalo yang mau dijodohin ke dia itu aku, dia juga gak tau apa-apa gyeom"
"dia mau dijodohin sama kamu?"
Yugyeom makin mengepalkan tangannya saat tau bahwa jungkook lah yang akan dijodohkan dengan yura, dari tatapannya melihat yura saja ia tau bahwa jungkook menyimpan rasa pada pacarnya ini."dia mikirin aku gyeom, dia ngerelain aku buat kamu, dia mau aku bahagia sama kamu, dia gak mau bikin aku terkekang sama perjodohan itu, karna dia tau kalo aku sayang sama kamu, jadi malam itu jungkook juga bicara soal perjodohan itu untuk dibatalin tapi ayah tetep kekeh buat ngelanjutin, jadi aku disuruh mikir buat keputusan itu sama papahnya jungkook" yura mulai meneteskan air matanya, dengan sigap yugyeom langsung memeluk nya
"aku mau sama kamu, jungkook memang selalu baik sama aku, dan aku juga udah kenal lama sama dia tapi rasa sayang aku sama dia cuman sebatas sahabat, rasa cinta yang selama ini aku rasa cuman sama kamu gyeom hiks" jelas yura di dalam pelukan yugyeom
"aku akan perjuangin kamu ra, aku gak mau kehilangan kamu, udah cukup aku kehilangan 2 orang tersayang aku dulu, kali ini aku mau berjuang buat kamu" yugyeom menelusup kan wajahnya di leher yura
Vote and comen 🐥
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ramalan Cinta? ✔️
Teen Fiction[COMPLETED] "zodiak lo apa..?" tanya yura "......" tak ada jawaban "ihh gua nanya zodiak lo apa?" tanya yura lagi "...... " laki-laki itu pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan yura Hanya dasar Ramalan yang membuat mereka bisa dekat atau keyak...