"gyeom terimakasih"
"setelah ini aku akan pergi dengan tenang"
"kenapa kamu harus datang disaat keadaan kamu begini, selalu aku yang ditinggal, cukup jaehyun aja kamu jangan, kamu harus sembuh"
Hyerin hanya tersenyum mendengar sahabatnya itu mengeluh.
Sejak hari itu yugyeom selalu menemani hyerin di rumah sakit, setiap hari keadaan hyerin semakin memburuk, yugyeom tak henti-hentinya memberi ucapan-ucapan semangat untuknya, kali ini ia akan menemani sahabatnya terus, sudah cukup kejadian jaehyun meninggal ia tidak ada disisinya untuk menemani perjuangan jaehyun melawan penyakit nya hanya karna ego nya yang besar.
Gadis yang di depan nya ini pernah mengisi hatinya, yugyeom cukup terpuruk melihat keadaan nya yang gak ada kemajuan sama sekali, sudah 2 hari hyerin koma, dokter sudah tidak sanggup lagi menanganinya, denyut nadinya pun mulai tak berdetak, dengan terpaksa dokter bilang bahwa ia akan mencabut alat-alat yang ada ditubuh hyerin.
Dengan tidak setuju yugyeom mencela omongan dokter tersebut, ia tidak terima jika hyerin akan meninggalkan nya untuk yang kedua kali dan yang ini untuk selama-lamanya. Tapi Orang tua hyerin pun menyetujui ucapan dokter tersebut.
Kenapa tuhan tidak adil?
Kenapa harus dua sahabatnya?
Sekarang ia ditinggal sendirian oleh kedua sahabatnya?"nak yugyeom, biarlah hyerin melepas rasa sakit ditubuhnya, dia sudah lama memakai alat-alat tersebut, dia juga sudah lelah, sekarang ia bisa tenang tanpa harus menahan rasa sakit lagi" dengan tegar ibunya hyerin menenangkan yugyeom yang masih menangis dengan sendu
Flasback off
Yura menangis memeluk yugyeom, dari cerita tersebut sekarang yugyeom berada di titik rapuhnya.
Yura mencoba menenangkan yugyeom dengan menepuk-nepuk punggung nya, yugyeom sudah capek sedari kemarin-kemarin ia menangis terus, yura sendiri bingung mau bicara apa, yang jelas ia harus menenangkan yugyeom dahulu.
Sudah 1 jam mungkin yura memeluk yugyeom, dan sekarang yura merasakan berat di tubuh nya, ia melihat pundaknya, wajah yugyeom yang tertidur dengan mata sembab nya. Yura menidurkan yugyeom di sofa lalu ia beranjak ke kamar mengambil selimut nya dan juga bantal.
"ternyata semua orang ada dimana mereka merasa rapuh" gumam yura melihat yugyeom yang sedang tertidur itu, ia lepaskan topinya dan merapihkan rambut nya yang berantakan.
"aku mau kamu ceria lagi, walau rasanya menyakitkan, tapi kamu gak boleh terpuruk terus, aku emang gak kenal hyerin tapi aku tau bahwa dengan keadaan kamu kayak gini, hyerin pasti gak suka" gumam yura sambil mengelus rambutnya yugyeom
7.50 AM
"eungh" geliat yugyeom saat sinar matahari mengusik tidurnya.
Yugyeom perlahan membuka matanya yang terasa perih saat membuka mata, mungkin sangking kebanyakan nangis kali ya.
Yugyeom mengadahkan pandangannya, ternyata masih di apartemen yura pikir nya, ia mulai beranjak duduk tapi ada yang mengganjal tangannya, ia lirik ternyata yura sedang tidur dengan keadaan duduk di lantai yang hanya dilapisi karpet tipis, ia menjadi merasa bersalah pada yura.
Yugyeom mengambil tangannya yang diapit yura dengan hati-hati supaya yura tak bangun, ia kasihan pada yura yang semaleman tidur dengan posisi seperti itu, yugyeom pelan-pelan tapi pasti menggendong yura ala brydal style ke kamarnya.
Yugyeom menaruh yura diatas ranjangnya dengan hati-hati takut yura akan bangun.
"maaf" lirih yugyeom mengecup kening yura lama
Yugyeom meninggalkan yura di kamar, ia sekarang beralih ke dapur ingin memasak sesuatu, terasa perih perutnya.
****
Yura menggeliat, merasa pergerakan nya bebas ia langsung membuka matanya, karna emang setau dia semalam ia tertidur ditangan yugyeom.
"kok di kasur, perasaan semalem gak ke kamar" yura langsung beranjak dari kasurnya
Yura mencium bau masakan di dapur
Yugyeom masak?"gyeom hoamm..." yura memanggil yugyeom sambil menguap karna masih ngantuk dianya
Yugyeom terkekeh melihat muka bantal nya si yura
"cuci muka dulu, itu belek nya numpuk kkkk" kekeh yugyeom melihat tampang yura
"ish... " yura berbalik kearah kamar mandi dan langsung mengaca
"anjir malu malu malu, mana belek nya mana" pekik yura saat mengaca di kamar mandi
Yura meneliti setiap mata nya sekaligus berdecak sebal atas keisengan yugyeom padanya
"ck.. di kibulin gua, cantik gini, emang dasarnya dah cantik juga, walaupun bangun tidur juga tetep cantik" yura langsung membasuh mukanya
Yura segera ke dapur dan duduk di meja makan
"aku lapar aku lapar aku lapar" ucap yura mengetok-ngetok kan sendok dimeja
Yugyeom terkekeh melihat tingkah yura, pagi ini yura sukses membuat sedikit hari yugyeom penuh senyum dengan tingkahnya.
"sabar ya anak ayam kkkk"
"kok anak ayam" yura cemberut
"mau apa? Anak bebek kkk"
"ish sama aja itu mah, sodaraan"
"nih makan gih, makan yang banyak anak ayamku" yugyeom memberi sepiring nasi goreng ke yura lalu mengelus rambutnya lembut
"kamu juga bayi kkk" yura tertawa
"kok bayii... " sungut yugyeom
"kamu kayak bayi hihihu" yura cekikikan
"dasar anak ayam" ketus yugyeom
"dasar bayik wlee"
"anak ayam"
"bayi"
"ana.... "
"makan dulu bayi aku lapar kkkk, baru nanti kata-kataan lagi kkkk"
Yugyeom hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu mereka makan.
****
"kamu mau pulang gyeom?" tanya yura saat ia baru saja selesai mandi
"hm.. Mau ikut ke makam hyerin?"
"gua janji ke dia bakal ngenalin lo" lanjut yugyeom
"kenapa?" tanya yura bingung
Kenapa yugyeom mau ngenalin yura ke hyerin? jugaan hyerin udah meninggal.
"karna dia pernah bilang kalo udah nemu seseorang yang buat gua nyaman, tolong dikenalin ke dia, walau sekarang hyerin udah gak ada, gua bakal tetep ngenalin lo ke dia"
Yura masih mencerna omongan yugyeom
"a-ku..? " gagap yura
Vote and comen
Huhuhu kapal bakal berlayar gak nih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ramalan Cinta? ✔️
Teen Fiction[COMPLETED] "zodiak lo apa..?" tanya yura "......" tak ada jawaban "ihh gua nanya zodiak lo apa?" tanya yura lagi "...... " laki-laki itu pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan yura Hanya dasar Ramalan yang membuat mereka bisa dekat atau keyak...