hari ini sudah terhitung 2 minggu yugyeom menghilang tanpa kabar, ahh ralat yugyeom tak pernah memberi kabar pada yura saja, keluarga yang sudah tau mengapa yugyeom pergi pun memakluminya, tapi beban sesungguhnya ada di teman-teman yugyeom apalagi bambam dia selalu dicerca yura ditanya-tanya terus, bambam sampai pusing mendengar pertanyaan yang sama setiap ia bertemu yura di kampus, atau jika tak bertemu yura akan menelpon nya.
Yura sudah mulai jengah, sekarang ia tau diri tak sepantasnya ia khawatir seperti ini, hubungannya dengan yugyeom hanya sebatas teman, memang sesama teman tidak boleh khawatir? Tentu boleh, tapi sikap yang yura ambil sangat berlebihan.
****
Malam ini yura duduk termenung di ranjangnya, sesekali mengecek handphone nya sapa tau keajaiban yugyeom menelpon nya.
Alunan musik mellow yang menemani yura saat ini. Sudah jam tengah malam yura masih betah mendengarkan musik lalu berbaring mencoba untuk tidur.
Beberapa menit ia mulai terlelap untuk tidur tapi ada yang mengusik pendengarannya, suara bel yang dipencet Berkali-kali membuat yura terpaksa jalan membukakan pintu.
Ting tong ting tong
"sumpah ya ini dah tengah malem siapa yang bertamu sih ck..." gerutu yura berjalan mendekat kearah pintu
"eh jangan-jangan maling lagi?"
"Eh kalo maling ngapa pencet bel segala, bukannya kalo maling ngebobol pintu ya?"
"eh kalo beneran maling gimana?" monolog yura saat di depan pintu
Karna buat jaga-jaga kalo itu maling yura sudah siap dengan sapu ditangannya, tangan satunya membuka pintu, perlahan ia buka tak lupa ia siap untuk menyerang nya dengan sapu jika itu maling.
Terlihatlah seorang laki-laki berpostur tinggi dengan topi hitam dan berpakaian serba hitam, yura siap untuk memukul nya dengan sapu. Yura mengangkat sapunya bersamaan laki-laki tersebut menampakan wajahnya.
"yura" lirih laki-laki tersebut
Yura terkejut atas siapa yang ada didepannya saat ini, sapu yang diangkatnya tadi langsung jatuh ke lantai, ia menutup mulutnya lalu mencubit tangannya, ia pikir ini mimpi tapi ternyata tidak.
Laki-laki tersebut memeluk yura dengan erat sambil sedikit terisak, yura yang mendapat serangan pelukan itu pun masih kaget dan syok dan banyak sekali pertanyaan yang ia pikirkan.
Dengan melihat keadaan laki-laki itu ada hal yang tak beres terjadi saat ia menghilang begitu saja, ya laki-laki itu yugyeom yang menghilang tanpa kabar selama 2 minggu.
"gyeom... Kamu nangis" yura tersadar jika yugyeom menangis karna bahunya yang terasa basah
Yugyeom melepaskan pelukannya, lalu menatap yura intens, yura yang ditatap pun bingung apa maksud dari tatapan yugyeom kepadanya.
"ayo tenangin diri kamu dulu" yura menuntun yugyeom untuk duduk di sofa
"aku ambil air minum dulu" yugyeom mengangguk
Yura kembali dan membawakan yugyeom segelas air putih.
"ini minum dulu, biar tenang" yura menyodorkan air minum itu
Yugyeom langsung menegak air minum itu sampai habis.
Lalu mereka sama-sama hening
Yugyeom memejamkan matanya bersender di sofa. Sementara yura ingin sekali bertanya tapi melihat yugyeom yang seperti ini tidak memungkinkan jika ia bertanya sekarang, mata sembab yugyeom seolah menjawab salah satu pertanyaan nya, bahwa yugyeom dalam suasana yang buruk.
Cukup larut dalam keheningan dan waktu semakin cepat berlalu.
"ra... " lirih yugyeom membuka matanya lalu menatap yura yang masih melamun
"iya... " yura beralih menatap ke yugyeom
"maafin aku, gak ngasih kabar selama beberapa hari ini, maaf bikin khawatir, maaf bikin kamu goyah sama perasaan kamu ke aku, aku ada alasan untuk itu, kemarin saat itu aku.......
Flasback on
Yugyeom segera berlari kearah ruangan tersebut, tanpa mengetok pintu ia langsung membukanya. Dan melihat...........
Hyerin!
Sahabat nya dulu yang meninggalkan yugyeom ke luar negeri untuk berobat. Dia kembali?
Tapi dengan keadaan yang membuat yugyeom rapuh seketika, ia melihat hyerin terkapar di ranjang rumah sakit dengan alat-alat yang menghiasi tubuh nya, ia semakin kurus dan sekarang rambut panjang nya sudah digantikan dengan wik (rambut palsu)."hyerin... " yugyeom menghampiri sahabatnya itu
"yugy... " seru hyerin senang melihat sahabat nya yang sudah beranjak dewasa itu
"kamu kenapa gak bilang, selalu aku yang gak tau" yugyeom sudah tak bisa menyembunyikan air matanya lagi
"jangan nangis" hyerin mengangkat tangan nya untuk mengusab pipi yugyeom yang basah karna air mata yang selalu turun itu.
"maaf setelah bertahun-tahun aku pergi, aku kembali dengan keadaan seperti ini, aku divonis mengidap leukimia dan itu sudah stadium akhir, aku kembali kesini untuk ketemu kamu, setelah aku ninggalin kamu kemarin tanpa kabar, aku pikir aku gak mau ninggalin kamu lagi untuk selamanya juga tanpa kabar, aku mau kamu gak menyalahkan diri kamu sendiri karna kamu gak tau tentang penyakit aku"
"maaf" lirih yugyeom
"aku pikir kamu bakal benci aku setelah aku pergi tanpa kabar, ternyata tidak kamu masih mau ketemu aku, terimakasih gyeom dulu kamu selalu ada buat aku dan jaehyun, mungkin sebentar lagi aku akan menyusul jaehyun disana....... "
"GAK!!! kamu harus sembuh, jangan ngomong gitu hyerin!!"
"yugyeom dokter sudah memvonis umur ku tidak lama lagi, maaf jika itu membuatmu kecewa, waktu itu saat aku tau bahwa jaehyun juga mempunyai penyakit ganas yang mirip dengan ku, hatiku makin teriris saat itu juga, dan mengetahui jaehyun meninggal membuatku pesimis dengan penyakitku ini, aku pikir tak akan lama lagi aku meninggalkan dunia ini, aku dibawa papah ke luar negeri untuk kemoterapi, memang ada perkembangan tapi tak lama, sekarang aku terkapar disini berbaring di ranjang rumah sakit berbulan-bulan"
"kamu harus sembuh rin, aku ada disini untuk kamu" hyerin tersenyum disela-sela air matanya yang deras berjatuhan
"aku mau beberapa hari ini kamu temenin aku disini yaa, untuk terakhir kalinya, jaehyun saat itu ingin meminta maaf jika kamu gak tau tentang penyakit nya, sekarang aku gak mau kamu drop lagi mengetahui jika aku sudah gak ada tanpa kamu tau penyakit aku"
"gyeom terimakasih"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ramalan Cinta? ✔️
Teen Fiction[COMPLETED] "zodiak lo apa..?" tanya yura "......" tak ada jawaban "ihh gua nanya zodiak lo apa?" tanya yura lagi "...... " laki-laki itu pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan yura Hanya dasar Ramalan yang membuat mereka bisa dekat atau keyak...