11. penyelamat?

118 21 5
                                    

Yura mencari yugyeom di kafe yang ia kunjungi tadi untuk bertemu mingyu, ia lihat di penjuru tempat duduk kafe, tapi tak melihat yugyeom ada disitu, yura keluar dari kafe dengan lesu, mungkin yugyeom sudah pulang dari tadi pikir yura, yura berjalan ke arah halte untuk menunggu bus lalu pulang.

"udah jam 6 sore, kenapa busnya gak datang-datang dari tadi" yura mendengus sebab bus nya belum datang, taksi pun dari tadi tak ada yang lewat, jalanan saja sepi.

"tumben kampus udah sepi aja jam segini" yura melihat ke arah kampus yang sudah sepi

"hei nona cantik mau pulang ya, bareng aja yuk" tiba-tiba ada seseorang tak dikenal mendekati yura di halte, tampang om-om setengah mabuk, menyeramkan menurut yura, badan besar celana robek-robek, tatoan di sekujur tubuh, telinga tindikan berderet, yura bergedik ngeri melihat tampang orang tersebut.

"tidak, saya akan naik bus" ujar yura sedikit menjauh

"bus tidak akan datang cantik, ini sudah lewat jam beroperasi, mending pulang sama om" orang itu mendekat dan memegang pergelangan tangan yura

"lepaskan, jangan kurang ajar ya" yura panik setengah mati, ia masih mencoba melepaskan tangan nya dari cekalan orang tak dikenal itu

"ayok lah jangan munafik cantik ini udah sore" orang itu masih menarik-narik tangan yura

Yura masih berusaha melepaskan tangan nya, yura menginjak kaki orang itu dan menendang aset berharga orang itu.

"ashh awas lo ya" yura mengambil kesempatan untuk kabur ke arah kampus sapa tau ada yang bisa menolong nya

Tapi lagi-lagi ia tertangkap oleh orang itu, dan sekarang cekalannya lebih erat, pergelangan yura saja sampai merah, mungkin jika dilepas akan memar

"ihh lepasin lepasin TOLONG" yura menahan air mata nya, ia harus tegar dan harus bisa lepas dari orang itu

"disini sepi sayang" orang itu menyentuh pipi yura dan dielusnya, yura terisak menepis tangan kotor orang itu

"TOLONG" teriak yura lagi

Tiba-tiba orang itu terhantam sebuah helm dan terhuyung kebelakang,  cekalan ditangan yura pun terlepas, yura melihat ke arah belakang nya ia melihat yugyeom, iya yugyeom menyelamatkan nya.

"yugyeom...." lirih yura lalu berlari kepelukan yugyeom

Yugyeom merasakan getaran hebat dari tubuh yura, gadis itu benar-benar ketakutan.

"tak apa" yugyeom mengelus punggung yura agar dapat menenangkan yura

"sekarang sembunyi di balik motor gua, gua mau ngambil helm" yura mengangguk

Yugyeom berjalan ke arah orang itu, ia mengambil helm nya dan tak lupa melayangkan tinju pada orang itu.
Orang itu ingin melawan tapi tenaga nya tak memadai.

Yugyeom berjalan ke arah motornya melihat yura yang sedang ketakutan.

"ayok gua anterin pulang" yura mengangguk dengan tatapan sendu

Yugyeom sudah sampai di depan gedung apartemen, tapi yura tidak turun juga dari motornya, yugyeom masih merasakan tubuh yura yang bergetar, karna yura memegang jaketnya dengan erat.

"udah sampe" ujar yugyeom menurunkan helm nya lalu menghadap ke yura, ia melihat yura menangis sambil memejamkan matanya, yugyeom gak tega ngeliatnya.

"ayok gua anterin masuk ke apartemen" yura hanya mengangguk

Sesampainya di apartemen, yura duduk disofa masih tetap memegang jaketnya yugyeom, yura tak mau melepaskannya, dan yura masih menangis tapi tak bersuara, yura melamun, air matanya masih tetap jatuh.

"gua ambilin minum dulu biar lo tenang" yura hanya menggeleng, menarik yugyeom untuk duduk bersamanya

"jangan pergi gua takut" isakan yura membuat yugyeom tak tega untuk meninggalkan nya

"gua masih disini, gua ambilin minum biar lo tenang" yura mengangguk seraya melepaskan jaket nya yugyeom

Yugyeom kembali dan meyodorkan yura air minum, yura meminumnya sedikit, ia pejamkan matanya agar ia kembali tenang.

"udah mendingan" yura mengangguk

"kalo sekiranya lo pulang sore, mending naik taksi aja, jangan naik bus" ujar yugyeom disamping yura

Yura hanya mengangguk, yugyeom melihat pergelangan tangan yura yang merah akibat cekalan orang yang berniat jahat pada yura.

Yugyeom beranjak dari sofa ingin ke dapur, tapi ia ditahan yura

"mau kemana?" tanya yura menatap yugyeom dengan matanya yang masih saja mengeluarkan air

"mau ngambil es batu, buat ngompres tangan lo yang merah" yura beralih menatap tangannya yang memang merah

"apa lo udah baik-baik aja sekarang?" tanya yugyeom disela-sela ia masih mengompres tangan yura

"emm" yura sudah lebih baik sekarang

"makasih udah mau nolongin gyeom"

"kalo gak ada lo tadi, gua gak tau sekarang keadaan gua gimana" lanjut yura

"lain kali kalo udah selesai mata kuliah langsung pulang" ujar yugyeom menatap yura

"Seharusnya lo udah pulang kan tadi abis ketemu mingyu" lanjut yugyeom

"eh.. Lo tau gua ketemu mingyu?" tanya yura

"em... gua ada di kafe itu tadi, belakangnya si mingyu" ujar yugyeom

"lo denger percakapan gua sama mingyu?" yugyeom mengangguk

"lo abis nolak dia" ujar yugyeom santai

"eh..." yura cengo

"lo kenapa nolak dia?" tanya yugyeom

"dia suka mainin perasaan cewek, gua tau dia baik, sikap dia romantis, tapi gua gak suka sama cowok yang suka baperin cewek-cewek" tukas yura

"oo lo udah baikan kan, gua mau balik" yugyeom segera beranjak dari duduknya

"eh... Tunggu" yura mencekal tangan yugyeom agar ia tidak pulang




Vote and comen

[2] Ramalan Cinta? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang