38. kesempatan?

66 11 1
                                    

Suasana saat ini menandakan ketegangan lagi berada di puncaknya pada kediaman rumah orang tuanya yura.

Saat tadi pagi yura bercerita tentang perjodohan nya dengan jungkook pada yugyeom, dan saat itulah tekad yugyeom sudah bulat ingin bertemu dengan ayahnya yura guna menyakinkan bahwa yugyeom sangat mencintai yura. Bahkan tadi sebelum ke rumah yura, yugyeom sempet pulang kerumah meminta doa pada sang mamah agar ayahnya yura luluh padanya.


Sekarang yugyeom tengah berada di ruang tamu rumahnya yura, berhadapan langsung dengan ayahnya yura, yugyeom sama sekali tidak ditemani yura, karna yura sudah lebih dulu disuruh masuk ke kamar oleh ayahnya.

"jadi ngapain kamu kesini" tanya ayahnya yura dingin

"saya ingin menyakinkan om bahwa saya layak untuk mendampingi yura, saya juga masih kuliah om sama dengan yura, saya ingin mencoba membahagiakan dia om, saya sayang sama anak om, saya tidak mau kehilangan yura om" ucap yugyeom lembut tapi penuh dengan ketegasan

"huh apa yang bisa dibanggain didirimu! tidak ada yang bisa dibanggakan! Kau mengambil musik? mau jadi apa kau nanti hah musisi? Uang musisi tidak cukup untuk membiayai hidup anakku, membahagiakan anakku? Saya tidak percaya denganmu, bahkan papahmu itu tidak bisa mengendalikan perusahaan dengan benar!"

setiap kata yang dilontarkan ayahnya yura membuat hati yugyeom sakit, beliau menghina papahnya dan menganggap remeh pekerjaan yang mulia.

"maaf om papah saya sudah bekerja keras untuk membangun perusahaan itu dari nol, memang perusahaan papah tidak sebanding dengan perusahaan om, tapi saya dan papah telah bekerja keras sampai sekarang, dan akhirnya perusahaan papah bisa sampai sebesar ini

kalau tentang saya mengambil musik, karna itu hobi saya om, saya suka dengan dunia musik, saya suka menuangkan kata-kata saya dalam bentuk lagu, untuk musisi? saya memang ingin menjadi musisi, tapi itu hanya sekedar hobi saya, sehabis kuliah selesai saya akan menggantikan papah di kantor, selama ini saya juga belajar tentang bisnis bareng papah

Papah membiarkan saya mengambil musik karena papah tau beliau ingin anaknya bahagia dengan caranya sendiri, beliau tidak mengekang saya untuk belajar bisnis, beliau tidak menekankan sesuatu pada saya, saya dibebaskan untuk melakukan suatu hal, tapi hal tersebut masih dikategorikan wajar

Apa penjelasan saya cukup untuk menyakinkan om, bahwa saya bisa bersanding dengan yura?" jelas yugyeom

Ayahnya yura terdiam dari tadi memperhatikan penjelasan yugyeom.
Ia sedikit tersentuh tentang penjelasan dan penjabaran yang disampaikan yugyeom, tapi itu tidak membuktikan untuk ayahnya yura percaya begitu saja pada yugyeom.

"saya tidak yakin dengan kamu, silahkan datang kesini lagi saat ada yang bisa dibanggakan dari dirimu, jangan mendekati yura mulai sekarang, kamu boleh pergi dari sini, silahkan pintu nya ada disana" ucapan ayahnya yura sudah bener-bener tidak bisa ditoleransi

Ayahnya yura beranjak dari duduknya, sebelum ia melangkah lebih jauh lagi, yugyeom cepat-cepat membuka suaranya.

"baiklah om saya akan datang lagi kesini setelah saya bisa menghidupi anak om dengan apa yang diinginkan om sendiri, tapi saya minta tunggu saya sampai masa itu datang, jangan menjodohkan yura lagi, tolong om saya sayang sama yura"

"oke sampai waktu itu tiba, jangan dekati anak saya" ucap ayahnya yura tanpa menoleh

Yugyeom menghela nafas ia tak bisa begini dengan yura. Tapi harus bagaimana lagi caranya ia dapat meluluhkan hati ayahnya yura, ia gak mungkin melepaskan yura begitu saja, setelah yura berhasil menempati seluruh hatinya.


"baik kalo itu mau om, saya tidak akan mendekati yura setelah apa yang om inginkan ada pada diri saya terpenuhi, tapi bisakah om berjanji pada saya, bahwa tidak akan menjodohkan yura pada siapapun lagi?" yugyeom sudah berdiri dari duduknya menatap punggung ayahnya yura

Ayahnya yura berbalik mengangkat alisnya, dan tersenyum remeh pada yugyeom.

"kau hanya bocah ingusan yang belum bisa dibanggakan, dan sekarang kau mau meminta anakku untuk dimilikimu, baiklah saya tidak akan menjodohkan nya lagi pada siapapun, tapi jika kau tak sanggup lagi jangan salahkan saya kalau yura akan menikah dengan pilihan terbaik saya, camkan itu" ayahnya yura langsung pergi ke kamarnya



Yugyeom terduduk lemas di sofa, banyak pikiran yang melayang di kepalanya, mencoba meredam amarahnya, tiba-tiba sebuah pelukan hadir disisi yugyeom.

Yura memeluk nya sambil terisak.

"maaf maafkan ayah karna telah berlaku seperti itu padamu, maaf maafkan aku hiks" yura terisak sedih tentang apa yang dialami nya kedepan karna ayahnya terus mengekang dan menekan yugyeom.

Yugyeom memeluk yura erat, ia tidak mau kehilangan orang tersayang nya, untuk kedepannya yugyeom gak tau bakal terjadi apa, pada hubungan nya sama yura.

"aku mohon tunggu aku ra sampai aku bisa memenuhi kriteria yang diinginkan ayah, tolong kamu tetep tunggu aku untuk kedepannya, stay sama aku ra, aku janji bakal dateng dan langsung melamar kamu ra, kamu mau kan bareng sama aku? " yugyeom kembali memeluk yura erat

"hiks aku bakal tunggu kamu gyeom, aku sayang sama kamu"

Wonpil dan bundanya yang melihat mereka sedih seperti itu hanya bisa menahan kesedihannya, mereka tak tega melihat betapa sayangnya mereka satu sama lain, dan juga merasa iba pada yugyeom karna harus memenuhi apa yang di mau ayahnya yura.

"kak, tolong jagain adek kamu, kalo sewaktu-waktu ayah akan berbuat sesuatu padanya, bunda akan mendukung mereka, adek harus bahagia dengan pilihannya" ujar bunda pada wonpil

"iya bun, selama yugyeom masih berjuang buat menyakinkan ayah, aku bakal jagain adek, aku juga mendukung mereka bun" bunda tersenyum mendengar anak tertuanya mau mendukung sang adik

Bunda menghampiri mereka yang masih pelukan dengan erat.

"yugyeom..." panggil bunda

Yugyeom segera melepaskan pelukannya pada yura, terlihatlah matanya yang memerah menahan tangis.

"maafkan ayahnya yura ya yang mempersulit kan mu untuk mendekati yura, bunda gak bisa bantu kamu, tapi bunda mendukung kamu untuk mendampingi yura suatu saat" bunda nya yura tersenyum ramah pada yugyeom

Yugyeom merasa ada kesempatan untuk meraih yuranya kembali.

"gua juga bakal dukung kalian, tenang aja gy yura aman sama gua, lo fokus aja buat pencapaian, nanti gua bakal kasih kabar yura gimana" sahut wonpil yang ikut bergabung

Yugyeom sekali lagi merasa benar-benar ada kesempatan, ada bunda dan bang wonpil yang mendukung nya.

"makasih bunda, bang, aku bakal berusaha....

Tunggu aku ya ra" yugyeom menggenggam tangan yura

Yura mengangguk dan masuk lagi ke pelukan yugyeom




Vote and comen 🐥

Huhu kasian bener sama yugy astaga ㅜㅡㅜ
Mianhe yugy 💚

[2] Ramalan Cinta? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang