36. Emergency Stairs

408 46 14
                                    

Tumben sekali junho sudah menungguku didepan kelas saat bel istirahat. Biasanya ia menungguku dikantin kalau ingin makan siang bersama. Kali ini ia sudah membawa sekantung makanan dan minuman lalu menarikku ke tangga darurat yang ada dilantai 2. Haah..tempat ini lagi. Sudah lama aku tak kesini.

"Makan disini saja"

"Kenapa sih? Akukan mau makan dikantin"

"Kau tak sadar ya akhir-akhir ini kita jarang punya waktu berdua seperti ini?"

Aku diam tapi masih cemberut. Dikantin kita makan bersama juga kan? Kenapa harus disini?

Ia menyodorkan roti padaku lalu membuka jus kaleng dan menyerahkannya padaku juga. Kami makan dengan tenang. Btw tangga darurat ini semakin kotor saja, pasti banyak yang kemari dan meninggalkan sampah. Junho tak suka tempat kotor tapi ia mengajakku kemari, aku jadi curiga.

"Kau mau coba punyaku?"
Tanyanya dengan mulut penuh yang menggemaskan. Aku menggeleng untuk menjawabnya.

Kami kembali diam sampai selesai makan.

"Nanti mau pulang bersamaku?"

"Kau tak ada latihan sepak bola?"

"Ada. Aku ingin kau menungguku"

"Ah shireo. Apa yang kulakukan selama 3 jam menunggumu berlatih?"

karna aku sudah tahu menungguinya berlatih itu tidak enak. Banyak cobaan. Pemain sepak bola disekolahku itu kebanyakan tampan jadi imanku banyak teruji saat menunggu junho berlatih hehe.

"Yasudah. Pulang sendiri kalau begitu"

"Kau tak mau mencoba membujukku? Siapa tahu aku akan mau karna paksaan"

"Males"

Errggh seharusnya aku tahu jawabannya akan begitu.

"Aku mau kembali kekelas"
Aku sudah berdiri lalu junho juga ikut berdiri dan menahanku.

"Ada apa?"

"Bereskan sampahmu"
Ucapnya. Uh kukira apa..

Belum sampai aku mengambil bungkus rotiku junho kembali menahanku. Kali ini lebih serius. Mengurungku diantara tubuhnya dan tembok.

"Kau kenapa sih?!

"Kau yang kenapa! pura-pura bodoh atau bagaimana?"
Ia tampak kesal. Aku tak mengerti sama sekali.

"Hah? Apa? Aku tak mengerti"

"Ck. Kau pikir aku mengajakmu kemari hanya untuk makan?"

Oh oke aku mulai paham. Pantas saja daritadi ia bertingkah aneh dan membuatku curiga.

"Kenapa jadi bodoh seperti ini sih? Seharusnya kau tahu aku mengajakmu karna-"

Kulihat wajahnya perlahan berubah merah sampai ketelinga.

"Karna- aku..Aku merindukanmu bodoh! Berapa hari ini kau sibuk terus"

Wajahnya semakin memerah. Yatuhan gemasnyaa

Minggu-minggu ini aku memang agak sibuk karna proyek dari wali kelas sebelum liburan. Tak hanya itu aku juga disibukkan persiapan untuk liburan bersama teman sekelasku ditambah lagi persiapan liburan bersama suran dan soeun. Terakhir kali aku punya waktu dengannya mungkin sekitar 1 minggu lalu.

"Coba katakan lagi, aku tak dengar-"

Baru saja aku mau menggodanya ia sudah menempelkan bibirnya pada bibirku.
Coba saja ia mengatakannya daritadi pasti aku langsung menurutinya:) salah sendiri terlalu banyak basa-basi.

Posisi seperti ini benar-benar mendebarkan. Ini sama seperti didrama-drama romance yang biasanya aku dan soeun lihat sampai gila. Apalagi kami sedang berada disekolah, sensasinya benar-benar baru dan menegangkan. Aku menyukainya. Rasanya kakiku sudah lemah seperti jelly karnanya.

Kudorong wajahnya karna merasa sudah cukup.

"Maaf"
Kata junho. Wajah kami masih dekat sekali.

"Untuk apa?"

"Melakukannya disini"

"Gwaenchana"

Ia tersenyum lalu mengecup singkat bibirku sebelum kami kembali kekelas masing-masing.


















Pdhal rencana mau up kemaren tapi ternyata ada dosen ngasi tugas lagi😑

Robot's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang