32. Hide this!

389 45 7
                                    

Lebih menyusahkan dari yang kubayangkan! Ternyata aku malu menggunakan turtle neck kesekolah, aku juga tak mungkin menggunakan syal. Menutupinya dengan foundation juga percuma. Tetap sedikit terlihat.

Aku hampir tak mau sekolah rasanya.

Ahreum eonni masih tak tahu, karna kemarin saat aku pulang ia tak ada. Kalau sampai ia tahu, mungkin dia sudah mengirimku kekanada sekarang.

"Ahyeooon! Cepat keluar ada junho!"

Junho?

Dia menjemputku? Kenapa tak bilang-bilang?

"Tunggu sebentar!"

Aku menatap pantulan diriku dicermin.
Tak apalah menggunakan foundation, setidaknya aku tak harus mengenakan turtle neck atau syal dicuaca seperti ini. Untung saja rambutku tak terlalu pendek jadi bisa sedikit menutupi.

Baiklah.

Aku akan keluar.

Junho sudah menunggu diruang tamu.

Setelah mengambil bekal dan berpamitan pada eonni dengan kecepatan cahaya, Aku dan junho berangkat.

Untung eonni tak menanyaiku aneh-aneh karna aku tak ikut sarapan dengannya.

Dimobil junho memandangku lamat-lamat lalu menyibak rambutku kebelakang membuatku kaget dan sedikit menghindar darinya. Mungkin itu reflek ku karna aku takut hal seperti kemarin terjadi lagi.

"Aku hanya ingin melihatnya masih ada atau tidak"

"Tentu saja masih!!"

bagaimana aku tidak emosi?

Dia ini pura-pura bodoh atau bagaimana? Mana mungkin hilang hanya dalam semalam.

"Tenang saja. Itu tidak akan terlihat selama kau tidak mengikat rambutmu atau memakai baju off-shoulder seperti yang biasa kau lakukan"

Aku masih diam cemberut.

"Ambil baiknya. Dengan adanya tanda itu kau akan selalu memakai baju tertutup dan tak akan ada laki-laki yang menggodamu lagi saat kau berjalan. Iya kan?"

"Berisik! Cepat berangkat!"

Bukannya marah karna kubentak, junho malah tersenyum lalu mengecup pipiku.

Hilang sudah kesalku pada junho kalau dia sudah begini.

---
Aku hanya bisa menceritakannya pada suran. Karna jika aku bercerita pada soeun, habislah aku.
Aku tak mau menunjukkannya saat suran ingin melihat. Aku masih merasa tabu dengan hal seperti ini. Sebisa mungkin aku akan menyembunyikannya.

Sebenarnya aku bukan gadis lugu yang tak tahu apa-apa. Aku banyak tahu. Aku juga tak bisa munafik, aku menyukai itu. Hanya saja tak pernah terbayangkan akan melakukannya bersama junho yang selalu kuperlakukan seperti bayi. Bahkan membayangkan apa yang terjadi kemarin, rasanya aku agak takut datang keapartement junho lagi.

."kau tak perlu gelisah, besok mungkin akan hilang. Lagi pula aku yang berjarak sedekat ini denganmu tak bisa melihatnya. Tenang saja"

Aku mengangguk lesu.

"Tapi... yang membuatku terkejut adalah, dia tak marah tentang tatomu. Dia malah mengatakan itu cantik dan tak ingin orang lain melihatnya"

"Coba bayangkan kalau lelaki lain! Mereka pasti berusaha mengambil alih dirimu dan mengatakan hal seperti mereka sedang menuntunmu kejalan yang benar padahal nyatanya mereka juga belum baik dengan hidup mereka. Mereka hanya ingin terlihat keren dan baik. Tapi junho berbeda"

Aku mulai mengingat apa yang junho katakan kemarin. Memang benar junho sama sekali tak mengatakan 'kenapa kau mentato tubuhmu?' Atau 'seharusnya kau tidak mentato tubuhmu bla bla bla'. Intinya ia tak berusaha terlihat memimpinku atau sok menjadi yang paling benar.

"Kurasa kau benar-benar sudah menemukan seseorang yang tepat"

Pipiku memanas mendengarnya.

"Bayangkan kalau hajun sunbae tahu kau punya tato, ia pasti akan marah dan mengatakan ini itu"

Kurasa aku harus mulai bersyukur memiliki kekasih seperti junho. Aku tidak menyesal.

Robot's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang