23. My Bad

582 66 13
                                    

Junho tak masuk sekolah hari ini. Mungkin ia sakit.
Aku bertanya pada eunsang tapi eunsang tak mau memberi tahuku kenapa junho tak masuk. Aku yakin junho pasti sakit.

Seharian disekolah aku tak bisa tenang. Aku terus mengirimi junho pesan tapi ya pasti junho tak akan membalasnya. Aku hanya ingin tahu apa ia benar sakit atau tidak. Aku khawatir setengah mati.

Sepulang sekolah, aku terkejut saat hajun sunbae menungguku di depan kelas. Soeun dan suran langsung saja pergi karna takut terlibat masalahku dengan hajun sunbae. Ya, aku memang tak mau mereka terlibat.

"Ada apa sunbae?"

"Ayo kuantar kerumah junho"

"Eh?"

"Aku tahu junho tak masuk sekolah hari ini"

"Tak perlu. Aku takut keadaan semakin buruk, sunbae."

"Ayo"

Dia malah menarik tanganku. Jujur saja sebenarnya aku sudah mulai muak dengan lelaki ini.
Segera kulepas tangannya dengan kasar dan dia menatapku terkejut.

"Kumohon, sunbae. Hetikan sampai disini. Aku benar-benar tak ingin hubunganku dan junho berakhir. Maafkan aku kalau aku keterlaluan, tapi aku benar-benar sudah lelah denganmu"

Aku tak mau melihat wajahnya. Aku tak tega sebenarnya tapi mau bagaimana lagi? Dia yang membuatku melakukan ini.

Sebelum ia menjawab aku sudah berlari meninggalkannya. Tak ingin berlama-lama bersamanya.

---
Aku berdiri didepan apartement junho. Tadi aku sempat pulang untuk berganti baju dan bertanya pada eomma bagaimana cara merawat orang sakit. Hmm. Karna memang aku tak pernah merawat orang sakit. Aku juga sudah meminta ijin kepada eomma untuk pulang telat. Padahal aku tak tahu junho mau mengijinkan aku masuk atau tidak.

Kupencet belnya.

Sebenarnya aku ragu ia akan membukakan atau tidak. Tapi nyatanya pintu terbuka dan menampakkan junho yang berantakan.

Syukurlah ia membukakan pintunya

Sebelum ia kembali menutup pintu aku sudah terlebih dahulu mendorongnya dan masuk kedalam.

"Jangan usir aku ya? Biarkan aku merawatmu dulu lalu aku janji akan pulang sendiri"

Junho hanya menatapku datar.

Demi apa rasanya sedih sekali melihatnya terlihat pucat dan lemas seperti ini. Dugaanku benar, ia sakit :(

Setelah beberapa detik hanya diam, ia akhirnya berjalan menuju kamarnya. Hey itu artinya ia memperbolehkanku merawatnya kan? Yeay!

Aku mengikutinya menuju kamarnya. Tapi sebelum itu aku harus menyiapkan makanan yang sudah kubawa tadi. Eomma yang memasakkan makanan ini untuk junho, bukan aku. Ia bilang ia khawatir pada junho. Eomma ku memang tipe manis seperti itu.

Junho berbaring dibalik selimut tebalnya saat aku menghampirinya. Aku tak tahu kalau orang sakit bisa selucu itu. Aku jadi gemas sendiri.

Sebelum menyuapinya aku mengecek suhu tubuhnya dulu, dan benar ternyata ia demam karna kurasakan punggung tanganku panas saat menyentuh dahinya. Aaa chunoku benar-benar sakit.

"Pakai ini ya?"

"Shireo"

"Waeee? Ini hanya fever patch, bukan obat"

"Itu untuk bayi. Aku sudah dewasa"

Aku melihat fever patch ditanganku. Iya ini memang untuk bayi, aku membeli yang ini karna ini sangat lucu. Ada gambar hewannya. Saat ingat junho aku selalu ingat hal yang lucu, jadilah aku membelinya. Hehe.

"Kau tak mau pakai? Ada gambar beruang dan anjingnya lo. Pakai ya?"

Dan junho akhirnya menurut.
Aku seperti membujuk anak TK-_-

Tak dapat dipungkiri aku senang ia sudah mau bicara padaku meskipun sedikit.

"Duduklah. Aku akan menyuapimu"

Dia duduk. Kupikir ia mau kusuapi ternyata ia mengambil mangkuk ditanganku lalu mulai makan sendiri. Masih marah ternyata..

"Junho-ya"

"Aku masih makan"

Padahal aku mau bicara serius.
Yasudahlah, mungkin ia masih enggan membahas masalah itu.

Aku hendak merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karna pemasangan feverpatch tadi namun ia dengan cepat menghindar, seperti tak mau kusentuh. Aku benar-benar sedih karnanya.

"Junho aku minta maaf"

"..."

"Aku minta maaf"

"..."

"Aku salah. Maafkan aku ya?-"

"Aku sudah selesai"
Ia mengabaikan permintaan maafku. Ia meletakkan mangkuk dimeja sebelahku lalu kembali berbaring dan memunggungiku. Ingin menangis saja rasanya.

"Ku bilang aku minta maaf chunooo"

Ia kembali mengabaikanku.

Kurasa hari ini cukup seperti ini dulu, yang terpenting aku sudah tahu keadaannya dan aku sudah mencoba meminta maaf. Setidaknya ia sudah bicara padaku walau sedikit. Sekarang lebih baik aku pulang saja dulu.

"Istirahat ya, nanti ganti feverpatchnya setelah 4 jam. Aku letakkan disini. Kalau mau makan, makanannya sudah ada dimeja makan, tinggal panaskan dimicrowave. Aku pulang dulu"

"Siapa yang menyuruhmu pulang?"

Eh?

"Illeowa"

Posisi junho masih sama, memunggungiku. Ia menepuk-nepuk tempat kosong disebelahnya.
Ia memintaku berbaring disebelahnya? Begitu?

Aku menurut.

Jangan menyia-nyiakan kesempatan selagi ada yakan?

Aku berbaring disebelahnya seperti yang ia minta. Menatapnya yang masih tak mau menatapku.

"Chuno-ya"

"Apa aku harus menangis dulu agar kau mau menatapku?"

Dan seketika ia menatapku. Tepat dimata.

"Dengarkan aku ya?"
Aku mengusap pipinya yang hangat karna demam. Syukurlah ia tak menolak.

"Aku salah. Seharusnya aku tak melakukan itu. Saat itu aku benar-benar hilang kendali. Tapi aku sungguh tak ada niatan untuk selingkuh. Maafkan aku. Aku menyesal"

Junho meletakkan tangannya pada pipiku juga.

"Hanya berapa hari tapi pipimu sudah mengecil. Maafkan aku juga ya? Kau pasti banyak tertekan karnaku"
Ucap junho.

"Tak masalah, yang penting kau sudah memaafkan aku"

"Aku memaafkanmu asalkan jangan pulang sebelum aku sembuh"

"Iya kau sembuh dan aku diusir dari rumah"

Ia tertawa mendengar ucapanku. Aahh senangnya melihatnya tertawa lagi..



















Kenapa si orang orang pada tega jahatin anak selucu dia?😭😭😭Gabisa bayangin gimana sedihnya dia sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa si orang orang pada tega jahatin anak selucu dia?😭😭😭
Gabisa bayangin gimana sedihnya dia sekarang. Dia pasti lagi stress banget tapi masi bisa senyum😢

stay strong sayangku💕

Robot's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang