41. Can We Talk?

303 38 18
                                    

Junho, aku, dan ahreum eonnie duduk diruang tamu dengan sangat canggung. Tak ada yang bicara setelah tadi ahreum eonnie memberi kami kuliah dadakan. Hening. Keadaan ini bukan tak ada sebabnya. Aku dan dua orang ini duduk disini karna kecerobohanku kemarin.

Aku mendengar ahreum eonnie menghela nafas kasar. Junho yang duduk disebrangku mendadak panik. Seperti bingung harus apa.

"Aku harus pergi. Kuharap kalian mengerti apa yang kusampaikan tadi. Aku tak ingin itu terulang lagi. Dan kau junho! aku percaya padamu tapi karna kau merusaknya, aku akan lebih mengawasimu mulai saat ini. Sekarang pulanglah, aku harus pergi dan aku tak mau kalian hanya berdua disini"

"Eum noona.. bisakah aku disini sebentar? Ada yang ingin kubicarakan dengan ahyeon"

Uwaa berani sekali cha junho! Apa dia tak tahu ahreum eonni sedang dalam mode monster?

"Apalagi yang ingin kalian bicarakan? Bicara sekarang!"

"Tapi noona, aku ingin bicara berdua dengan ahyeon"

Yatuhan anak ini! Kenapa tak mengerti sih?!

Aku hanya bisa menunduk saat ahreum eonnie menatapku garang karna mendengar permintaan junho.

"Kami tak akan melakukan apapun lagi, noona! Biarkan aku bicara dengannya dulu baru aku akan pulang. Ne? Ne? Ne?"

Kalau sampai wajah junho hancur karna cakaran ahreum eonnie, jangan salahkan aku.

Ahreum eonnie melihat jam tangannya lalu menghela nafas.

"Aku akan mencoba percaya padamu. Kalau sampai terjadi apa-apa lagi. Aku benar-benar akan mengadukan kalian pada eomma appa. Aku harus pergi"

Syukurlah ahreum eonnie tak sampai menghajar junho.

"Ne. Gamsahamnida, noonim"

Setelah menatap aku dan junho bergantian, akhirnya ahreum eonnie pergi.

Sekarang tinggalah aku dan junho berdua diruang tamu.

Aku baru bisa menyandarkan tubuhku setelah ketegangan yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Ahyeon"

Junho duduk mendekat.

"Aku minta maaf"
Ucapnya. Terdengar sendu.

Kenapa ia minta maaf?
Karna kemarin. aku dan dia. Diapartementnya. Melakukan sesuatu yang melewati batas wajar anak SMA. Intinya kami hampir kelepasan kalau tak ada telepon dari ahreum eonnie yang menyuruhku pulang.

Iya, kami khilaf:")

"Iya aku sudah memaafkanmu. Sekarang pulanglah"

Aku memaafkannya karna semua yang terjadi kemarin berawal dari prank bodoh yang kulakukan pada junho. Jadi aku tak bisa sepenuhnya menyalahkan junho.

Rasanya canggung sekali setiap teringat kejadian kemarin.

"Tapi ahyeon..kenapa ahreum noona bisa tahu?"

"Aku menguncir rambutku saat makan malam"
Percayalah aku masih tak bisa menatap mata junho semenjak ia datang kerumah beberapa jam lalu. Rasanya masih aneh.

"Dan dia melihat ini?"

Blush😳

Kenapa harus diperjelas dengan menyibak rambutku kebelakang sih?! Leherku yang berwarna jadi terlihat kan! Ah dasar cha junho.

"Ihh tak usah diperjelas! Sudahlah. Aku mau istirahat. Sekarang lebih baik kau pulang"

"Tunggu dulu!"

Ia menahanku yang beranjak.

"Apa benar kau bisa tak bertemu denganku untuk beberapa waktu?"
Tanyanya.

Ya, hukuman dari ahreum eonni. Tak boleh bertemu dulu untuk sampai nanti masuk sekolah.

"B-bisa saja"

"Aku tak bisa"

"Itu masalahmu"
Jawabku sedatar mungkin.

"Kenapa jadi meyebalkan seperti ini sih?"
Protesnya.

"Memangnya kalau kau tak bisa, aku harus apa?"

"Ya berusaha membujuk ahreum noona atau apalah"

"Sudahlah chunoo. Aku tak mau menambah masalah"

Junho menghela nafas lalu mengusap wajahnya. Tampak frustasi.

"Baiklah. Tapi kau harus berjanji kita berkomunikasi terus"
Ucap junho. Hahaha kasian melihat wajahnya yang seperti itu.

"Bukannya kau yang biasanya susah dihubungi?"
Mendengar ucapanku, wajah junho semakin menyedihkan.

"Maaf"

"Iya iya aku memaafkanmu. Berhenti minta maaf terus. Sekarang pulang dulu ya?"

Ia kembali menghela nafas berat.

Aku menoleh kekanan kekiri memastikan tak ada orang disekitar kami. Dengan cepat aku mengecup pipinya.

"Sampai bertemu disekolah"

Walau sudah kucium, Junho sama sekali tak tersenyum. Tapi akhirnya ia mau pulang. Aku mengantarnya sampai gerbang.

"Kenapa aku jadi takut?"
Tanyanya tiba-tiba.

"Takut apa?"

"Setelah bertemu disekolah nanti. Hubungan kita apa masih sama?".

Kenapa jadi mendadak mellow begini sih?

"Tentu saja sama"
Jawabku.

"Apa kau tak takut sesuatu terjadi saat kita tidak bertemu?"

"Kau tak percaya padaku ya? Junho yang posesif muncul lagi?"
Wajahnya semakin murung mendengar pertanyaanku. Aku jadi kesal karna ia terkesan tak percaya padaku.

"Aku tidak posesif, ahyeon. Aku hanya takut"

"Sudah ya. Kita bukan putus. Kita juga bukan berpisah selamanya. Hanya beberapa hari. Kita juga masih bisa saling menghubungi. Jangan khawatir"

Kuusap kepalanya dan dia mengangguk.

"Baiklah. Aku percaya padamu dan kuharap kau juga percaya padaku. Sampai bertemu disekolah"

Setelah mengatakan itu, junho berbalik dan menjauh.

Hiks

Sampai bertemu disekolah, chuno.



















Maaf ya guys up nya telat terus😭 pikiran lagi kebagi bagi. Gabisa fokus nulis

Robot's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang