37. Lover Pt.1

287 43 1
                                    



Karna besok aku akan pergi liburan jadi hari ini kuputuskan untuk keapartement junho seharian penuh.

Pagi-pagi sekali junho sudah menjemputku dan meminta ijin pada ahreum eonni. Sepanjang perjalanan, tanganku tak lepas dari genggamannya. Huu kalau begini saja baru bisa sweet, coba hari-hari biasa-_-

"Chuno.. daripada sarapan ditempat makan itu kurasa lebih baik kita masak sendiri"

Junho terkejut. Mungkin baru pertama kali mendengar kalau aku mau masak.

"Kau? Masak? Hmm aku sedikit.."

"Aku bisa asalkan dibantu"

"Baiklah. Apa mau langsung mampir kesupermarket?"

"Mm"

Akhirnya kami ke supermarket.
Kata junho sebenarnya diapartementnya ada bahan makanan tapi ia mau beli untuk makan siang nanti juga.

---
Sampai diapartement junho tujuan utamaku adalah sofa. Aku lelah berkeliling supermarket.

"Kau bilang mau masak"

"Iya iyaa"

Mau tidak mau akupun mengikutinya kedapur.

Aku sering membantu eomma memasak dulu tapi itu dulu sekali, mungkin saat aku masih SMP. Sampai sekarang aku tak pernah masak lagi.

"Apa yang harus kulakukan?"
Tanyaku. Junho menghampiriku dan menyerahkan wortel serta sayuran lainnya.

"Potong ini kecil-kecil. Kau bisakan?"

"Bisa"

Setelahnya, aku benar-benar fokus untuk memotong sayuran didepanku.
Tapi ternyata aku tak bisa mempertahankan fokusku. Aku malah mengajak junho mengobrol.

"Apa kau sadar eunsang dan suran akhir-akhir ini berbeda?"

"Aku tak tahu"

"Apa mereka bertengkar ya?

"Kenapa jadi membicarakan mereka sih?"

"Aku hanya ingin berdiskusi- Akhh"

Yaampun tanganku!

Aku hendak mencuci darah mengalir dijariku pada wastafel tapi junho lebih cepat dariku.

Jari telunjukku dikulumnya.

Sekali lagi.

Jariku. Ada. Dimulutnya.

Tak ada yang kurasakan selain kehangatan yang menyelimuti jariku. Aku blank untuk sesaat.

"Chuno.."

Tatapan kami bertemu dan keadaan jadi super canggung.

"Aku bisa bersihkan sendiri"

"Ah mian"

Junho langsung melepas jariku dari mulutnya lalu menarikku kewastafel. Dengan lembut ia membersihkan jariku yang terluka.

"Itu tadi bisa menghentikan darahnya."

Aku hanya mengangguk pelan. Masih tak bisa menerima apa yang terjadi.

"Lagi pula salahmu terus berbicara saat memotong sayur"

"Ssh"

Baru bisa kurasakan perihnya saat junho menekan jariku agar darahnya berhenti. Junho langsung mengeringkan tanganku perlahan-lahan dan sangat hati-hati. Kulihat lukaku memang cukup lebar jadi terasa sakit.

"Sana pasangi plester. Biar aku yang melanjutkan masaknya"

"Kau tak mau membantuku sekalian?"

"Kau sudah besar. Bisa pasang sendiri"

Huu barusaja perhatian sekarang berubah menyebalkan lagi.

---
Akhirnya kami sarapan.

Dan yang lebih mengejutkan adalah masakan junho ternyata enak dan bisa dimakan. Kukira selama ini ia tak bisa masak.

"Aku baru tahu kalau kau bisa masak"

"Kau pikir selama ini aku makan dari restoran saja?"
Ia menatapku kesal.

"Aa jadi selama ini kau masak sendiri?"

"Tentu saja"

"Kalau begitu nikahi aku sekarang!"

Uhukkk uhukk

Junho tersedak mendengar ucapanku. Hahaha.

"Kenapa? Kurasa kau sudah siap jadi suami yang baik"

"Berisik! Aku hampir saja mati"













Double up

👇👇👇👇👇👇

Robot's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang