25. Boy Who Loves Affection

595 71 10
                                    

Aku terbangun karna merasakan junho terus mengusap pipiku. Lembut memang tapi tetap saja mengganggu.

"Apa sudah selesai mengusap pipiku?"
Tanyaku. Aku masih memejamkan mataku karna memang masih sangat mengantuk.

"Kau sudah bangun?". Pertanyaan bodoh. Jelas-jelas aku sudah bersuara.

"Tidak aku masih tidur"

Ia terkekeh geli. Akupun membuka mata untuk melihat wajahnya. Seketika kantukku hilang karna wajah tampannya yang ada dihadapanku😳

"Saatnya sekolah"
Ucapnya sembari mencubit pipiku pelan. Jangan lupakan senyum manisnya. Aww.

Kutempelkan telapak tanganku pada dahinya. Suhu badannya sudah normal. Syukurlah.

"Kau juga harus sekolah hari ini"

"Shireoo, aku mau cuddle seharian"

Hah? apa? Ini junho ya? Junho kekasihku kan?
mungkin bukan! Junhoku tak pernah beraegyo seperti ini. Karnanya kurasakan wajahku memanas. Ia imut sekali:(

"Wae? Kenapa diam saja? Apa kau gemas padaku?"

"Ti-tidak"

Ia tersenyum lagi lalu menarikku agar semakin mendekat padanya. Apa junho tak gugup berada satu ranjang denganku? Kenapa ia tampak biasa saja sedangkan aku merasa bernafas saja harus cantik.

Junho menatapku dalam. Suasana jadi lebih serius.

"Aku tahu kemarin kau menungguku berlatih dan menemui pelatih park, Pasti sulit untuk berbicara dengannya. Setelah kau pulang, pelatih park mengijinkanku pulang lebih awal untuk istirahat. Aku sangat berterima kasih padamu"
Ucap junho panjang lebar. Tangannya masih setia mengusap pipiku.

"Benarkah? Kukira ia tak akan mengijinkan"

Jadi merasa bersalah pada orang itu.

"Aku juga minta maaf karna membuatmu kesulitan beberapa hari ini. Kau terlihat lebih kurus karnaku, maafkan aku. Gemuklah lagi, aku tak suka pipi tirusmu"

Kalau ini benar-benar junhoku. Selalu meminta maaf. Good boy.

"Iya iya aku memaafkanmu. Sekarang ayo sekolah"

---

Disekolah junho mendadak sibuk karna kegiatan club sepak bolanya yang sebentar lagi bertanding di final. Aku sempat khawatir karna ia tak ikut beberapa mata pelajaran dan tak membalas pesanku. dia kan baru sembuh, aku takut ia sakit lagi.

Setelah bel istirahat aku segera mendatangi kelasnya. Namun ternyata kursinya masih kosong. Kemana sih anak itu?! Sebenarnya apa yang dilakukan club sepakbolanya?! Final kan masih jauh. Membuatku emosi saja.

Akhirnya aku ikut suran keperpustakaan. Bukan karna rajin tapi karna malas sendirian dikelas.

Dan sialnya, ternyata diperpus ada hajun sunbae dan teman-temannya. Ya tuhan lalu aku harus kemana?

"Aku tak bisa masuk"

"Wae?"

"Ada hajun sunbae. Aku masih tak bisa menemuinya"

"Baiklah. Panggilkan soeun saja kemari"

"Mmm"

Aku pergi dari perpus. Untung saja suran pengertian. Aku tak tahu lagi harus bagaimana kalau harus berhadapan dengan hajun sunbae.

"ahyeon-ah"

Eung? Junho?

Fyuhh kukira siapa..

Junho menyerahkan kantung plastik yang aku tak tahu isinya lalu membungkuk hormat seperti pada guru biasanya. Awalnya aku bingung,

"Maafkan saya, ahyeon-nim. Saya masih sangat sibuk. Saya mohon untuk tidak marah dulu."

Dan aku tertawa karnanya. Dasar.

"Itu yang kau mau kan? Aku peka kan? Sekarang beri aku reward"

Junho mengarahkan kepalanya kepadaku. Aku tak tahu maksudnya.
Karna aku hanya diam tak mengerti, akhirnya ia menarik tanganku untuk mengusap kepalanya. Aigooo jadi reward ini yang ia mau? Anak kecil sekaliiii...gemasss

"Ah dan satu lagi"

Tangannya menarik ikat rambutku, membuat rambutku yang awalnya terkuncir satu menjadi terurai bebas.

"Wae?"
Protesku.

"Jangan mengikat rambutmu seperti itu, kau terlihat lucu seperti anak babi"

A-apa? Anak babi lagi?! Arrgggh

Belum sempat aku memarahinya ia sudah berlari meninggalkan aku.
Mana bisa aku memarahinya kalau ia segemas itu? Aa dasar cha junho:)

Robot's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang