20. Guilty

514 63 5
                                    

Ingin menangis saja rasanya melihat junho tertidur dimobilnya. Aku jahat sekaliiii
Aku membiarkannya menungguku sampai tertidur seperti ini. Aaaa kasian. Aku bodoh. Aku benci diriku sendiri.

Junho masih tak bangun padahal aku sudah masuk mobil. Kupandangi wajahnya dan rasa bersalahku semakin menjadi-jadi.

"Chunoo~"

Dia bangun. Mengerjapkan matanya beberapa kali dengan lucu. Ia menatapku kebingungan.

"Sudah selesai?"

"Belum. Tapi aku ingin pulang. Aku ingin bersamamu saja"

"Eum? Aku? Bagaimana dengan suran dan so-"

"Aku ingin pulang junhoo"
Aku sudah ingin menangis saja. Perasaanku sedang kacau.

Junho panik dan langsung menyalakan mobilnya.

"Iya iya ayo pulang"

Diperjalanan aku menatapnya terus. Rasanya setelah ini aku ingin benar-benar menjadi kekasih yang baik untuknya. Aku ingin memperlakukannya dengan baik dan tak akan mengkhianatinya lagi. Aku merasa bersalah padanya.

---
Pulang yang kumaksud adalah pulang keapartement junho. Ingin bermanjaan seharian bersamanya. Aku tak ingin pulang kerumah, ingin menginap saja.

Entah ahreum eonni mengijinkan atau tidak.

"Kenapa jadi manja seperti ini sih?"

Junho coba melepas tanganku yang melingkar dipinggangnya. Aku tak mau. Masih mau memeluknya.

"Berisik. Aku ingin peluk sampai besok"

"Kau tak mau pulang?"

Aku menggeleng. Junho terkekeh pelan sambil mengusap rambutku. Membuatku mengantuk.
Ini sudah sore, aku selalu mengantuk dijam-jam segini apalagi ditemani guling hangat yang kupeluk ini☻

Kenapa sih aku bisa tega pada lelaki manis sepertinya?
Bahkan aku membiarkan lelaki lain menciumku dibelakangnya. jahat sekali.

"Chuno"

"Eum?"

Aku mendongak menatapnya, ia juga ikut menatapku.

"Ngantuk?"
Tanyanya. Aku mengangguk.

"Mau tidur dikamarku?"

Aku mengangguk lagi. Lalu kami berdua pergi kekamarnya. Percayalah ini pertama kalinya aku tidur diranjangnya.

"Mau kemana? Temani aku tidur"
Aku menahannya yang hendak pergi. Entahlah aku ingin menempel padanya terus.

Ia tampak terkejut karna permintaanku, tapi nyatanya ia tak menolak. Dasar lelaki.
Langsung kupeluk lagi tubuhnya layaknya guling. Kurasakan tubuhnya kaku. Hahaha ia pasti sedang gugup.

"Chuno"

"Apalagi?"

Junho menoleh dan

Chuu

Aku harus menghilangkan bekas hajun sunbae dibibirku. Menggantinya dengan junho. Iya ini meruntuhkan harga diriku tapi aku harus melakukannya. Aku tak mau terus dihantui rasa bersalah.

Ia menerima ciumanku dengan baik. Kukira ia akan mendorongku dan marah tapi ternyata sebaliknya, ia malah bangkit dan merubah posisinya menjadi menindihku tanpa melepas ciuman kami. Eung? Apa ini tak terlalu berlebihan?
Aku hanya ingin menciumnya sebentar. Aku yang memulai kenapa jadi junho yang lebih mendominasi? Hmm tak apalah.

Tak dapat dipungkiri aku suka junho yang seperti ini.

Bermenit-menit berlalu akhirnya kami selesai. Ia menyudahi ciuman kami dengan kecupan ringan dikeningku. Aaa manisnya mr.cha..

Junho kembali pada posisinya dan dengan cepat aku menyembunyikan wajahku didadanya. Malu mengingat kejadian panas yang baru saja terjadi.

"Aku tak tahu kau kenapa hari ini yang penting lain kali jangan seperti itu lagi, biarkan aku saja yang memulai"

Aku mengangguk dalam pelukannya. Terlalu malu hanya untuk menjawabnya.

---
Kami sudah bangun dari beberapa menit lalu. Tapi sama-sama tak ada yang mau beranjak. Masih nyaman berpelukan seperti ini.

"Sekarang katakan padaku"
Kata junho tiba-tiba.

"Eum? Katakan apa?"

"Kenapa kau jadi semanja ini setelah pulang dari pantai? Bukan seperti dirimu yang biasanya"

"Tidak, Ini diriku yang biasanya"

"Apa kau bertengkar dengan soeun dan suran?"

"Tidak"

"Lalu apa?"
Ia mendesakku. Bagaimanapun aku tak boleh mengatakannya demi kelangsungan hubunganku dengannya.

"Kau terlihat nyaman dipeluk hari ini, aku jadi ingin peluk terus"

"Baiklah, aku tahu kau tak mau mengatakan alasannya. Apapun alasannya, jangan pernah bohong padaku"

Robot's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang